Bantu Petani di Riau, PTPN V Sediakan Jutaan Bibit Sawit Unggul
Merdeka.com - Sebanyak 1,5 juta bibit kelapa sawit unggul dibudidayakan oleh PT Perkebunan Nusantara (PTPN) V. Hal tersebut sebagai salah satu bentuk dukungan bagi percepatan program peremajaan sawit rakyat (PSR) serta diversifikasi bisnis perusahaan.
Hal tersebut diungkapkan CEO PTPN V Jatmiko K Santosa usai melihat proyek Kerja Sama Operasional (KSO) Bibitan Kelapa Sawit antara PTPN V dengan Penyedia benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan di Kota Dumai, Riau.
Proyek KSO Dumai merupakan satu dari tujuh pusat pengembangan budidaya bibit unggul perusahaan di Provinsi Riau, dengan luas total 160 hektare serta mampu menghasilkan 1.557.319 bibit yang peruntukannya terbuka untuk umum.
-
Dimana PT Astra Agro Lestari Tbk menanam kelapa sawit? Luas lahan kebun sawit yang dikelola perusahaan ini mencapai 297.011 hektar yang tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan dan Sulawesi.
-
Dimana kelapa sawit pertama kali ditanam di Indonesia? Kelapa sawit pertama kali ditanam di Kebun Raya Bogor, pada tahun 1848 oleh orang Belanda yang datang ke Indonesia.
-
Apa komoditi perkebunan yang dibudidayakan? Masa kolonial Belanda di Indonesia banyak ditemui berbagai macam perkebunan milik swasta yang menjadi sumber penghasilan yang begitu besar saat itu. Sebut saja Tembakau dan Karet, dua komoditi ini harganya tinggi di pasaran.
-
Kenapa Dharma Satya Nusantara ekspansi ke kelapa sawit? Pada tahun 1996 secara resmi perusahaan ini memulai ekspansi bisnis kelapa sawit hingga saat ini lahan perkebunan yang dikelola seluas 112.900 hektar, dengan luas area dewasa sebesar 104.400 hektar.
-
Kenapa kelapa sawit penting untuk perekonomian Indonesia? Kelapa sawit adalah salah satu komoditas yang penting untuk perekonomian Indonesia dan juga memiliki banyak kegunaan praktis dan kesehatan.
-
Kapan kelapa sawit mulai ditanam di Kebun Raya Bogor? Keempat biji benih kelapa sawit itu ternyata bisa tumbuh subur ketika ditanam di Kebun Raya Bogor.
"Sejak PTPN V didirikan, baru sekarang perusahaan menyediakan bibit yang tidak hanya terbatas untuk kebun sendiri dan kebun plasma. Namun juga untuk para petani sawit swadaya. Bahkan, petani yang membeli bibit secara satuan tetap kita layani. Harapannya, dengan penyediaan bibit ini, kita dapat membantu kebutuhan masyarakat akan bibit sawit yang berkualitas baik, mendorong percepatan PSR, demi mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional," kata Jatmiko kepada wartawan, Senin (5/10).
Dia menuturkan, bibit unggul varietas DxP 540 dan DxP SMB yang dikelola PTPN V dengan melibatkan tenaga profesional tersebut memiliki sejumlah keunggulan, di antaranya potensi produktivitas yang relatif tinggi.
"Bibit unggul ini jika ditanam di lahan marjinal dengan pemeliharaan yang baik, rata-rata produktivitasnya mencapai 25 ton per hektare per tahun. Sementara jika dibudidayakan di lahan dengan kategori sangat sesuai, rerata produktivitas sawitnya mencapai 29 ton per hektare per tahun", ujar dia.
Bahkan saat ini, Tanaman Menghasilkan Tahun ketiga (TM III) milik kebun plasma perusahaan, produktivitas rata-ratanya telah mencapai 26 ton TBS per hektare/tahun.
"Itu jauh di atas standar produktivitas sawit berdasarkan usia yang ditetapkan oleh PPKS, atau sering disebut standar nasional, yakni sebesar 19 ton TBS/Ha/tahun," tukasnya.
Dia mengatakan bibit tersebut juga telah dilengkapi sertifikat dari penyedia benih pusat penelitian kelapa sawit (PPKS) dan Dinas Perkebunan Provinsi Riau. Meski begitu, ia memastikan jika harga yang dilepas ke para petani juga terjangkau dibandingkan dengan harga pasaran.
"Bibit sawit PTPN V tersertifikasi UPT Pembenihan dan Sertifikasi Benih Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan Dinas Pangan, Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau. Kemudian harga yang dilepas juga terjangkau dan bersaing, dibudidayakan oleh tenaga ahli dan profesional di bidangnya, terjamin mutu dan keasliannya serta telah melalui proses seleksi yang ketat," jelasnya.
Jatmiko mengatakan segala keunggulan itu dilengkapi dengan langkah perusahaan melalui program pendampingan pemeliharaan kepada para petani yang membeli bibit perusahaan.
"Terutama petani mitra yang membeli bibit dari perusahaan. Dengan begitu, hasil tanaman sawit yang diremajakan akan memberikan hasil produktivitas maksimal di kemudian hari," urainya.
Pada 2021, ia menargetkan dapat melepas sedikitnya 911.094 bibit kepada para petani mitra dengan potensi nilai penjualan mencapai Rp37 miliar. PTPN V, kata dia, menilai bahwa bisnis pembibitan sawit unggul memiliki prospek cerah, mengingat ke depannya sekitar 9.000 hektare perkebunan sawit milik mitra perusahaan akan diremajakan.
"Selain itu, kita juga berusaha memenuhi permintaan bibit unggul dari provinsi tetangga untuk program PSR seperti di Jambi," tuturnya.
PTPN V saat ini tengah berusaha mendukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dengan terus meningkatkan produksi tandan buah segar atau TBS sawit, hingga mencapai rata-rata sebesar 24,24 ton per hektare pada 2020 ini.
Ia mengutarakan, target pendapatan sebesar itu tidak seluruhnya bersumber dari kebun milik PTPN V sendiri. Karena, sekitar 40 persen dikontribusikan dari kebun sawit milik rakyat, baik yang menjadi mitra plasma PTPN V maupun petani swadaya. (mdk/cob)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sejak pertama diluncurkan hingga akhir triwulan III-2024, ada 1,6 juta bibit sawit telah diserap para petani di dua provinsi yakni Jambi dan Riau.
Baca SelengkapnyaProgram peremajaan sawit rakyat merupakan salah satu amanah Program Strategis Nasional.
Baca SelengkapnyaCapaian ini menunjukkan bahwa perusahaan konsisten untuk menjaga tata kelola sawit dan konsisten bersinergi dengan masyarakat.
Baca SelengkapnyaPola Kemitraan PTPN IV Bakal Diadopsi Petani Sawit, Tetap Dapat Penghasilan Saat Peremajaan Kebun
Baca SelengkapnyaRakor Sawit se Kalsel telah disepakati bahwa replanting sawit di Kalsel tahun 2023 akan mencapai 10.000 ha.
Baca SelengkapnyaMenkop Teten optimis kerja sama dengan RSPO akan memperkuat korporatisasi petani sawit sekaligus memperkuat produksi kelapa sawit dari hulu hingga hilir.
Baca SelengkapnyaDengan adanya penambahan ini, produktivitas pangan Provinsi Riau dapat turut meningkat.
Baca SelengkapnyaKebijakan fiskal nasional yang berkaitan dengan pajak daerah dan retribusi daerah bisa berupa mengubah tarif pajak dan retribusi.
Baca SelengkapnyaSalah satu tugas BPDPKS yaitu menghimpun dan mengembangkan dana perkebunan kelapa sawit berkelanjutan dari pelaku usaha.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memimpin rapat di Istana Negara untuk membahas sejumlah isu penting terkait kebijakan sawit di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSaat ini, PalmCo tengah menjalankan beragam inisiatif untuk keberlanjutan industri sawit.
Baca SelengkapnyaMeski lahan tersebut sudah tidak produktif untuk ditanami karet, tetapi secara agroklimat dan tipologi, lahan layak untuk tanaman tebu.
Baca Selengkapnya