Bantuan cepat habis, korban tsunami Palu butuh modal usaha
Merdeka.com - Bantuan logistik dan medis baik fisik dan psikis terus mengalir ke masyarakat korban terdampak bencana gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Meski begitu, banyak warga memikirkan cara bertahan hidup mandiri khususnya modal usaha.
Hal itu diungkapkan salah satu warga bernama Rustam. Di pengungsian Universitas Islam Al-Khairaat Palu, banyak masyarakat yang mata pencahariannya sebagai nelayan dan pedagang di Pantai Talise.
"Kami butuh modal untuk usaha kembali. Kami ingin bangkit. Tidak melulu di pengungsian dan mengandalkan bantuan," tutur Rustam di lokasi, Selasa (16/10).
-
Bagaimana korban gempa bisa bertahan hidup? Menurut ahli, seseorang dapat bertahan selama satu minggu atau lebih di bawah reruntuhan bangunan setelah gempa. Akan tetapi, hal ini tergantung pada sejauh mana cidera yang dialami, kondisi tempat terperangkap, faktor akses terhadap air, udara, dan cuaca.
-
Bagaimana cara warga Bantul mengatasi dampak gempa? Bupati Bantul Abdul Halim Muslih mengatakan bahwa masyarakat bersama pemerintah kabupaten setempat mengatasi dampak gempa bumi bermagnitudo 6,0 pada Jumat (30/6) dengan saling bergotong-royong di lokasi terdampak.
-
Bagaimana bantuan disalurkan? 'Hari ini saya sudah berikan santunan kepada ahli waris dan kami juga memberikan kepada korban yang suaminya meningal dunia untuk dimasukkan ke dalam daftar nama penerima bantuan sosial,' tuturnya saat meninjau langsung lokasi kejadian pada Kamis, (14/3) malam.
-
Bagaimana warga Pesisir Selatan terdampak banjir dan longsor? 'Warga sudah kembali ke rumah mereka, namun terkendala air bersih. Untuk bantuan cukup banyak, hari ini juga akan kita distribusikan kepada warga,' tuturnya.
-
Bagaimana kondisi mereka setelah gempa? Saat gempa usai, anak perempuan dan ibunya itu ditemukan warga sedang menangis histeris. Wajah dan sekujur tubuhnya dipenuhi dengan debu yang sangat tebal karena kondisi rumah mereka yang sudah hancur.
-
Kenapa warga Bantul bisa selesaikan masalah gempa sendiri? “Kami sangat mengapresiasi niat baik dari lembaga lembaga di luar Kabupaten Bantul yang beberapa waktu lalu sering menghubungi kami untuk mengirim bantuan, Insya Allah bisa kita selesaikan sendiri,“ katanya.
Rumah Rustam habis disapu tsunami pada Jumat 28 September 2018 lalu. Dia tidak menyangka gempa kuat yang terjadi disusul oleh naiknya air laut dengan ketinggian mencapai enam meter.
"Pas lihat ke arah Pantai Talise air surut dulu. Selang dua menit air tinggi terjang kami," jelas dia.
Pria berusia 49 tahun itu berhasil menyelamatkan diri bersama keluarga dari bencana tersebut. Namun, dibanding harus terus di pengungsian, dia berharap bisa kembali beraktivitas mencari nafkah. Tentunya dengan bantuan dari pemerintah.
"Saya pusing terus tunggu bantuan. Bantuan itu cepat sekali habis sebetulnya," tutup dia.
Reporter: Nanda Perdana Putra
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gempa susulan masih terus terjadi di perairan Tuban Utara atau dekat Kepulauan Bawean
Baca SelengkapnyaPemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Baca SelengkapnyaPemerintah dalam tanggap darurat penanganan korban banjir bandang di Rua Ternate, Maluku Utara memberikan jaminan kebutuhan dasar
Baca SelengkapnyaMasyarakat yang mengikuti kegiatan merupakan penyintas gempa dan tsunami 2018.
Baca SelengkapnyaBantuan tanggap darurat tersebut disalurkan oleh insan BRILian.
Baca SelengkapnyaPemprov Jatim juga melakukan penambahan pasukan untuk proses pembersihan dan pemulihan di pulau yang paling terdampak gempa tersebut.
Baca Selengkapnya700 Unit rumah rusak dampak gempa tersebut dan 82 orang mengalami luka berat dan luka ringan.
Baca SelengkapnyaBank Rakyat Indonesia (BRI) memberikan bantuan tanggap darurat Peduli Bencana banjir di Muratara.
Baca SelengkapnyaBerbagai penyakit itu timbul setelah warga tidur di luar rumah selama beberapa hari terakhir.
Baca SelengkapnyaBRI Peduli menyalurkan bantuan tanggap bencana bagi warga terdampak. Bantuan diberikan berupa beras, air mineral, makanan bayi, gula, selimut dan lain lain.
Baca SelengkapnyaWarga terpaksa mengais kubangan air di sungai demi mencukupi kebutuhan sehari-hari
Baca SelengkapnyaBRI melalui aktivitas Corporate Social Responsibility (CSR) BRI Peduli bergerak cepat melakukan penyaluran bantuan tanggap bencana.
Baca Selengkapnya