Banyak jalan tanpa lampu penerangan, Karawang rawan begal motor
Merdeka.com - Seorang ustaz kehilangan sepeda motornya setelah diadang begal di jembatan Gembongan Sabtu (25/8) sekitar pukul 19.40 WIB. Korban bernama Hasan Rifai (43) dibegal tiga orang tak dikenal saat mengantar ibu mertuanya pulang kediamannya di Kampung Cikalong RT 01/01 Desa Pamekaran, Kecamatan Banyusari, Karawang, usai berobat.
Tiga orang pelaku menggunakan dua sepeda sepeda motor. Mereka mengadang dari belakang dan depan dengan menggunakan senjata tajam golok dan celurit. Tak berdaya di bawah ancaman, sang ustaz merelakan sepeda motor Vario warna putih miliknya dengan pelat nomor polisi T 3841 PE dibawa begal.
"Usai mengantar berobat mertua pulang melintasi jembatan (TKP), tiba-tiba ada tiga orang pengendara sepeda motor memepet dan mengancam pakai senjata tajam golok dan clurit di kepala dan leher," kata Hasan Rifai saat ditemui di rumahnya, Minggu (26/8).
-
Bagaimana pelaku merampok korban? Ngajib mengaku saat mengambil tas korban, pelaku mengancam dengan menggunakan senjata tajam.
-
Kenapa warga takut lewat jalan Gunung Gelap malam hari? Kabarnya, banyak pengguna jalan yang enggan melintas saat malam hari.
-
Kenapa mereka merampok? 'Motifnya ekonomi, karena ini jam tangan yang mewah. Berdasarkan laporan dan hasil pemeriksaan yang, maka dugaan kerugian yang dialami korban adalah Rp12,85 miliar, senilai dengan 18 jam tangan mewah yang diambil oleh tersangka,' ungkapnya.
-
Siapa perampok dalam peristiwa ini? Empat orang disandera oleh perampok selama enam hari.
-
Mengapa perampok mengincar rumah korban? RS yang kesehariannya bekerja sebagai karyawan koperasi simpan pinjam di Kecamatan Kalipare ditengarai sering menyimpan uang tunai dalam jumlah besar di rumahnya.
-
Siapa yang melakukan pemalakan? Dijelaskan bahwa oknum di PPDS Anestesi Undip ini meminta uang senilai Rp20-40 juta. Permintaan uang ini bahkan berlangsung sejak dokter Risma masuk PPDS Anestesi sekitar bulan Juli hingga November 2022 lalu. 'Dalam proses investigasi, kami menemukan adanya dugaan permintaan uang di luar biaya pendidikan resmi yang dilakukan oleh oknum-oknum dalam program tersebut kepada almarhumah Risma. Permintaan uang ini berkisar antara Rp20-Rp40 juta per bulan,' ungkap Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril pada Minggu (1/9).
Hasan menceritakan, saat dia dan mertuanya melintas, suasana jalanan sangat sepi. Tiba-tiba tiga orang tidak dikenal mengikuti dari belakang. Satu motor pelaku menyalip. Pelaku yang berboncengan mengacungkan sebilah golok dan celurit. Hasan berhenti. Sepeda motornya dirampas. Dia lalu berlari minta tolong.
"Daripada terjadi apa-apa kepada saya dan mertua, akhirnya motor dirampas dan dibawa kabur pelaku," ujarnya.
Misbah, warga sekitar lokasi kejadian menuturkan, aksi pembegalan kerap terjadi. Selain karena jalanan sepi, juga karena tidak ada lampu penerangan sehingga pelaku leluasa meloloskan diri dalam kegelapan.
"Sering terjadi pembegalan, pelaku selalu berhasil membawa kabur motor korban," katanya.
Kasus tersebut saat ini sudah dilaporkan dan dalam penanganan pihak Kepolisian Sektor Jatisari Karawang.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemuda di Bekas Dibegal Usai Nongkrong, Motor Milik Orang Tuanya Raib Digondol Pelaku
Baca SelengkapnyaKejadiannya berlangsung di siang bolong dan terjadi sangat cepat.
Baca SelengkapnyaPria paruh baya ini berhasil melawan tiga begal yang hendak merebut motornya. Meski motornya berhasil dipertahankan, korban dilarikan ke IGD rumah sakit.
Baca SelengkapnyaJalan tikus menjadi alternatif bagi pengguna kendaraan untuk menghindari kemacetan.
Baca SelengkapnyaVideo aksi begal di jalan sepi itu viral di media sosial
Baca SelengkapnyaKedua pelaku begal nekat menjalankan aksinya ketika siang hari saat kondisi jalan ramai lalu lalang kendaraan.
Baca Selengkapnya