Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Banyak kos-kosan 'liar' di Tebet, rawan jadi ajang prostitusi

Banyak kos-kosan 'liar' di Tebet, rawan jadi ajang prostitusi Kawasan Tebet. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Kawasan Tebet, yang menurut sebagian orang Jakarta merupakan salah satu sudut dari segitiga emas selain Pondok Indah dan Senayan, merupakan daerah di Jakarta yang mengalami perkembangan cukup pesat dalam dua dekade terakhir.

Hal itu bisa dilihat dari menjamurnya sejumlah pusat waralaba, restoran, salon kecantikan, bahkan hingga segala infrastruktur khas anak gaul berupa tempat nongkrong, yang banyak bertebaran di sela-sela kawasan antara Pancoran dan Manggarai ini.

Tebet yang sebelumnya hanya dikenal sebagai kawasan sekolah-sekolah keren milik pemerintah, seperti SMPN 115, SMAN 26 dan SMAN 8 (Bukit Duri), serta gudangnya warnet-warnet bertarif murah era milenium awal, kini bertransformasi menjadi kota kecil yang seakan bisa menghidupi kebutuhannya sendiri dengan banyaknya lapangan usaha di tiap petak wilayahnya.

Perkembangan-perkembangan yang terjadi semacam itu pun pastinya dibarengi dengan dampak yang akan timbul, baik secara positif ataupun negatif. Untuk dampak yang terakhir itu, ternyata salah satunya malah berkaitan dengan fenomena menjamurnya rumah indekos, baik yang sewanya perbulan bahkan perhari di kawasan Tebet itu sendiri.

Layaknya modus serupa di kota-kota lainnya, kamar kost sewaan seakan telah lumrah menjadi ajang kohabitasi (kumpul kebo) atau bahkan prostitusi terselubung oleh para penghuninya. Apalagi, maraknya jasa Pekerja Seks Komersil (PSK) akhir-akhir ini, yang mencari pelanggannya via internet (sosmed), nyatanya tak luput menjadikan rumah-rumah indekos di sekitaran Tebet itu sebagai ajang transaksi bagi para penyedia dan pengguna jasanya.

Sebut saja kisah tragis yang menimpa Deudeuh Alfisahrin alias Mpi alias Tata pada seminggu yang lalu, Sabtu (11/4). Deudeuh yang merupakan wanita bookingan seperti yang diakui di akun socmed-nya itu, dihabisi oleh salah seorang pelanggannya di kamar kost yang disewanya, dan dijadikan tempatnya menerima tamu-tamu hidung belang yang menyewa jasanya.

Seorang Ketua RT di Kelurahan Tebet Timur, Ibu Karsinah mengatakan, sebagai pengurus RT di wilayah itupun dirinya mengaku tak terlalu paham dengan adanya pola prostitusi di sejumlah rumah indekos, yang bermunculan di sekitar kawasan Tebet itu.

Pengurus RT dimana kamar indekost Deudeuh berada dalam wilayah kerjanya itu mengaku, biasanya para pengurus rumah-rumah indekos itu memang tidak terlalu kooperatif dengan pengurus RT setempat, mengenai data-data kependudukan dari si penyewa kamar kosnya. Hal itu bisa dikarenakan si pengurus malas mengurusinya ke Ketua RT setempat, maupun mereka lalai untuk menerapkan tertib administrasi kepada para penyewa kamar kosnya.

"Denger-denger aja, memang ada kabar bahwa di sini suka dijadikan tempat begituan. Tapi sampai sekarang karena aman-aman saja, ya kita juga biasa aja. Tempatnya nggak nyatu sih sama pemukiman warga," ujar Karsinah saat ditemui di kediamannya di Tebet Utara, Jakarta Selatan, Kamis (16/4).

Ketika ditanya kawasan mana saja di sekitar Tebet ini yang marak dijadikan rumah sewa indekos, Karsinah mengaku tidak terlalu paham pemetaan wilayah mengenai perkembangan rumah-rumah indekos di kawasan Tebet itu. Namun dirinya mengaku, di wilayah sekitarnya memang ada beberapa rumah yang akhirnya disewakan perbulan.

"Banyaknya berapa saya kurang ngerti. Cuma di pinggir Jalan Tebet Utara ini memang ada beberapa. Jumlah pastinya saya nggak tahu. Di RT 06 sebelah sana juga ada beberapa kosan lagi soalnya," ujar Karsinah.

Hal tersebut diamini oleh Bu Tarno, seorang pemiliki warung kelontong tepat di seberang rumah kost, dimana Tata atau Deudeuh ditemukan tewas. Dirinya mengatakan, fenomena menjamurnya rumah indekos di daerah Tebet memang terbilang pesat. Dirinya bahkan mengaku mengetahui beberapa rumah indekos lainnya di sepanjang Jalan Tebet Utara itu sendiri.

"Beberapa rumah di daerah sini yang jadi kost-an itu rumah bernomor 15C, 16C, 18C, 29C, 30C. Rata-rata harga sewanya Rp 2,5 juta perbulan," ujar Bu Tarno.

Maraknya usaha penyewaan jasa kamar indekos di kawasan Tebet ini, diakui pula oleh Arvaly Baby (29), seorang pekerja di bilangan Sudirman. Sebagai seorang yang suka 'ngafe' dan nongkrong di Kawasan Tebet, dirinya mengakui bahwa di kawasan Tebet Barat, ternyata ada rumah indekost atau semacam rumah transit yang menyewakan kamarnya dalam hitungan per enam jam.

Baby bahkan mengaku menjadi salah satu pelanggan setia dari tempat penyewaan kamar tersebut, yang kerap digunakannya saat pulang dari tempat hiburan malam saat akhir pekan.

"Ya kalau pulang dugem, buat magiin (menunggu pagi) sih lumayan. Soalnya kan agak nggak enak juga pulang ke rumah kondisi begitu. Jadi nunggu agak baikan, ya singgah aja dulu disitu," ujarnya blak-blakan kepada merdeka.com.

"Lumayan murah sih, sekitar Rp 200 ribu sampai Rp 250 ribu per enam jamnya. Kamarnya juga banyak, ada kali sampai 40-an kamar di situ," pungkasnya.

Fenomena menjamurnya rumah-rumah indekos yang tak terpantau oleh pengurus RT/RW setempat seperti ini, diyakini sebagai pemicu dari merebaknya praktik prostitusi, yang memanfaatkan media sosial sebagai ajang promosinya, dan kamar kos sebagai tempat eksekusinya.

Kasus Deudeuh kiranya dapat dijadikan rujukan, mengenai kenyataan sebenarnya di lapangan, dimana kawasan yang kekerabatan sosialnya tak terlalu erat seperti beberapa wilayah di Tebet ini, membuat komunikasi antara pengurus RT/RW setempat dan pengelola rumah-rumah indekos itu tak terjalin dengan baik.

Padahal, dalam masalah kependudukan di Jakarta ini, rumus baku "1x24 Jam, Tamu Harap Lapor RT/RW setempat" sebenarnya masih sangat berlaku dan harus selalu diterapkan oleh seluruh pamong pemerintahan terkecil itu. Namun hal itu seakan menjadi isapan jempol belaka, dimana kesenjangan sosial yang semakin merajalela, membuat slogan urban semacam "Elo elo gue gue" menjadi stereotipe dan entah mengapa, diamini oleh sejumlah masyarakat.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Warga Geruduk Kontrakan Diduga Tempat Prostitusi di Tengah Pemukiman
Warga Geruduk Kontrakan Diduga Tempat Prostitusi di Tengah Pemukiman

Polisi tengah melakukan pengawasan ketat agar prostitusi tak kembali terjadi.

Baca Selengkapnya
Kondisi Terbaru Kawasan Royal Sarang Prostitusi, Cafe Siapkan PSK Rata dengan Tanah
Kondisi Terbaru Kawasan Royal Sarang Prostitusi, Cafe Siapkan PSK Rata dengan Tanah

Pemerintah DKI Jakarta menertibkan bangunan liar di Kawasan Royal, Penjaringan, Jakarta Utara, usai menerima laporan adanya praktek prostitusi setiap harinya.

Baca Selengkapnya
156 Bangunan Liar di Gang Royal Terindikasi Prostitusi Dibongkar Tanpa Relokasi
156 Bangunan Liar di Gang Royal Terindikasi Prostitusi Dibongkar Tanpa Relokasi

Penertiban dilakukan karena banyaknya bangunan di kawasan tersebut yang tidak memiliki izin

Baca Selengkapnya
Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat
Warga 'Kafe' Gang Royal Sayangkan Bangunan Dibongkar Meski Punya Sertifikat

Terdapat satu alat berat juga ikut merobohkan bangunan tersebut.

Baca Selengkapnya
Diduga Jadi Tempat Esek-Esek dan Kriminalitas Tinggi, Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal Jakut Dibongkar
Diduga Jadi Tempat Esek-Esek dan Kriminalitas Tinggi, Ratusan Bangunan Liar di Gang Royal Jakut Dibongkar

Satpol PP DKI Jakarta akan bersinergi dengan PT KAI untuk mengembalikan lahan tersebut sesuai dengan fungsinya sebagai ruang terbuka hijau (RTH).

Baca Selengkapnya
Kondom Berserakan di RTH Wijaya Kusuma Jakarta Barat, Diduga Jadi Praktik Prostitusi Terselubung
Kondom Berserakan di RTH Wijaya Kusuma Jakarta Barat, Diduga Jadi Praktik Prostitusi Terselubung

Pemkot Jakarta Barat berdalih telah melakukan pelbagai upaya mengantisipasi ruang terbuka hijau Wijaya Kusuma menjadi tempat prostitusi terselubung.

Baca Selengkapnya
Menelusuri Sarang Prostitusi di Gang Royal, Bilik Asmara dan Cafe Remang-Remang Kini Rata dengan Tanah
Menelusuri Sarang Prostitusi di Gang Royal, Bilik Asmara dan Cafe Remang-Remang Kini Rata dengan Tanah

Petugas membongkar puluhan kafe dan bilik kamar yang biasa digunakan untuk bercinta.

Baca Selengkapnya
Melihat Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan
Melihat Hutan Kota Jakarta Jadi 'Basecamp' Komunitas LGBT, Kondom dan Miras Berserakan

Berdasarkan pantauan, di sekitar pohon tersebut memang banyak tisu dan botol minuman keras.

Baca Selengkapnya
Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang
Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang

Fakta-Fakta LGBT di Hutan Kota Cawang: Pelaku Asusila Orang Kaya, Masuk Lewat Pagar Berlubang

Baca Selengkapnya
Transaksi Narkoba di Kampung Ambon, Bahari & Boncos Terus Ada Meski Sering Dirazia, Ini Penjelasan Polisi
Transaksi Narkoba di Kampung Ambon, Bahari & Boncos Terus Ada Meski Sering Dirazia, Ini Penjelasan Polisi

Kampung Boncos beralamat di Jalan Ori RT 007 RW 03, Kota Bambu Selatan, Jakbar. Kampung Bahari di Tanjung Priok, Kampung Ambon di Jakbar.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penampakan Gunungan Sampah di TPA Liar Depok yang Diprotes Warga
FOTO: Penampakan Gunungan Sampah di TPA Liar Depok yang Diprotes Warga

TPA liar seluas 3,7 hektare yang beroperasi sejak 2009 ini memicu protes warga.

Baca Selengkapnya
Dino Patti Djalal Geram Rumah Disewa Sindikat Penipuan Online, Tembok Ditutup Peredam Suara
Dino Patti Djalal Geram Rumah Disewa Sindikat Penipuan Online, Tembok Ditutup Peredam Suara

Rumah Dino Patti Djalal ditinggalkan dalam kondisi rusak dan tagihan listrik tak dibayar

Baca Selengkapnya