Banyak makna di balik jabat tangan Ahok dan Raja Salman
Merdeka.com - Banyak kejadian menarik selama kedatangan Raja Salman Bin Abdul Aziz al-Saud, ke Indonesia. Salah satunya momen Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama alias Ahok, ikut menyambut sekaligus berjabat tangan dengan orang nomor wahid di Arab Saudi itu.
Banyak pihak mengartikan momen pertemuan Ahok dan Raja Salman ketika di Bandara Halim Perdanakusuma itu. Foto jabat tangan itu sampai diunggah Ahok pada akun Instagram resmi miliknya. Bahkan sempat menjadi viral. Meski begitu, bagi kalangan ahli, momen jabat tangan itu dianggap punya arti penting.
Budayawan Mohamad Sobary menyebut jabat tangan terdakwa penistaan surah Al Maidah itu dan Raja Salman tidak hanya berkaitan dengan politik. Ini sekaligus menunjukkan bahwa Raja Salman merupakan sosok menghargai perbedaan.
-
Siapa yang disambut hangat oleh bangsa Indonesia? 'Kita seluruh bangsa Indonesia menyambut baik kunjungan itu, dan kunjungan itu memang bagian dari gerakan persaudaraan sedunia,' kata Ma’ruf di Serang, Banten, Selasa (3/9/2024).
-
Siapa ayah Ahok? Diketahui, pria kecil ini merupakan anak dari Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsing keturunan Tionghoa .
-
Siapa yang bertemu dengan Presiden Jokowi? Dalam lawatannya ke Jakarta, Paus Fransiskus bertemu dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta.
-
Kenapa Jokowi bertemu Sultan HB X? 'Ya banyak (yang dibahas). Berbicara masalah ekonomi global, geopolitik global, termasuk juga ekonomi nasional, politik nasional,' ujar Jokowi di Pasar Desa Bandongan, Magelang, Jawa Tengah, Senin (29/1).
-
Kenapa Ahok hadir di pesta ulang tahun Sarah? Meskipun jadwalnya padat, ia selalu menyisihkan waktu untuk anak bungsunya tersebut.
-
Dimana Jokowi bertemu Sultan HB X? Pertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
"Dia (Raja Salman) ingin menggambarkan mereka (Arab Saudi) lebih toleran. Raja Salman perlihatkan salaman bukan soal halal dan haram, namun karena kedudukannya sebagai raja," kata Sobary di Jakarta, Jumat kemarin.
Jabat tangan antara Raja Salman dengan Ahok, lanjut dia, juga menunjukkan simbol rida dan keberpihakannya kepada kaum pluralis. Selain itu, jabat tangan ini menjadi bentuk kritik bagi kalangan intoleran.
"Bahwa Raja Salman juga mengatakan keberpihakan kepada kaum pluralis di negeri ini. Langkah politiknya (Ahok) diridai. Di mata beliau dia yang teraniaya," ujarnya.
Sobary menyesalkan kondisi masyarakat kerap menggunakan isu SARA dalam berpolitik. Salah satunya spanduk bertuliskan larangan menyalatkan jenazah berbeda pilihan politik sebagai suatu kebodohan tidak boleh ditolerir.
Senada dengan Sobary, Pengamat Etika dan Komunikasi Politik, Pastor Romo Antonius Benny Susetyo mengaku perbedaan masalah agama dijadikan alat dalam berpolitik. Seperti dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta ini, isu SARA dijadikan alat legitimasi untuk menduduki jabatan gubernur. "Jangan hancurnya keragaman hanya karena pilkada ini," ucap Benny.
Menurut dia, isu SARA belakangan ini digunakan dalam berpolitik, berbanding terbalik dengan semangat keragaman diusung Soekarno dalam membangun bangsa Indonesia. Maka dari itu, kata Benny, Raja Salman menyimbolkan ajakan kepada masyarakat Indonesia untuk beragama dan mencintai perbedaan seperti Soekarno.
"Agama adalah untuk semua bukan untuk politik. Raja salman mengajak kita beragama yang mencintai perbedaan, kemanusiaan, peradaban, dan keadilan," jelasnya.
Sementara itu, Raja Salman ternyata mengagumi toleransi dan keharmonisan di Indonesia. Itu diungkapkan ketika dirinya bersama Presiden Joko Widodo mengajak 28 tokoh perwakilan dari enam agama di Indonesia bertemu.
Dalam keterangan pers, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menggambarkan pertemuan tersebut penuh dengan kegembiraan. Raja Salman disebutkan sangat senang bisa datang ke Indonesia karena negara yang stabil di bidang politik dan ekonomi.
"Dan stabilitas ini tercipta karena toleransi dan harmoni antaragama," ungkap Retno.
Raja Salman bahkan mengatakan dialog dan komunikasi antarumat agama tercipta karena toleransi. Sehingga itu penting untuk memerangi radikalisme dan terorisme. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi melanjutkan kunjungan kerja hari kedua di Arab Saudi dengan bertemu Pangeran MBS di Istana Al-Yamamah.
Baca SelengkapnyaJokowi bertemu Perdana Menteri (PM) Kerajaan Arab Saudi (KAS) Mohammed bin Salman al-Saud (MBS).
Baca SelengkapnyaDua capres, Ganjar dan Anies bertemu di Tanah Suci. Selain itu juga ada pertemuan dengan Ketua DPP PDIP Puan Maharani
Baca SelengkapnyaPrabowo awalnya menyampaikan salam dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada MBS dan Raja Salman.
Baca SelengkapnyaKetua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri duduk satu meja bersama Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, dalam acara Hari Nasional Arab Saudi, di Jakarta.
Baca SelengkapnyaAksi Menteri Basuki Hadimuljono lagi-lagi mencuri perhatian. Beraksi layaknya pramusaji, Pak Bas membawa nampan berisi roti bakar untuk disajikan kepada Jokowi.
Baca SelengkapnyaDalam momen tersebut, Presiden Jokowi turut menandatangani akta pernikahan putra Wamenaker Afriansyah Noor.
Baca SelengkapnyaJokowi akan melaksanakan groundbreaking Hotel Nusantara IKN yang berlokasi di Kawasan IKN.
Baca SelengkapnyaMomen lucu saat Menteri PUPR Basuki Hadimuljono peluk mesra Gubernur Jabar Ridwan Kamil.
Baca SelengkapnyaAnies, Puan dan Ganjar Bertemu saat melaksanakan Ibadah Haji.
Baca SelengkapnyaMenteri PUPR Basuki Hadimuljono kembali menjadi sorotan warganet setelah memeluk Gubernur Jabar Ridwan Kamil saat berkunjung ke Pasar di Sumedang.
Baca SelengkapnyaJokowi menyampaikan antrean haji di Indonesia sangat panjang.
Baca Selengkapnya