Banyak sekolah terbakar di Palangkaraya, orang tua murid mulai ronda
Merdeka.com - Dalam sebulan terakhir, setidaknya ada delapan sekolah di Palangkaraya terbakar. Tujuh di antaranya terjadi sepuluh hari terakhir. Kondisi ini membuat orang tua murid khawatir.
Agus, salah satu orang tua siswa yang anaknya bersekolah di SD di Jalan Tinggang, Palangkaraya mengaku telah mendapat surat edaran sekolah. Isinya permintaan partisipasi untuk pelaksanaan jaga malam di sekolah. Ini untuk mengantisipasi hal-hal tidak diinginkan.
"Surat itu telah disampaikan kepada kami para orang tua usai wali kota mengeluarkan surat edaran peningkatan kewaspadaan," katanya seperti dilansir Antara, Senin (31/7).
-
Siapa yang bisa bantu anak supaya aman di sekolah baru? Penting bagi anak-anak untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang kuat agar mereka dapat berinteraksi dengan baik dengan teman-temannya dan mengatasi situasi sulit.
-
Siapa yang bisa bantu anak sekolah? 'Jika anak sering mengeluhkan sekolah, keluhan mereka harus dianggap serius,' kata Dr. Jenn Mann. Orangtua harus mendengarkan dan memahami apa yang dirasakan anak mereka.
-
Siapa yang mengantar anak-anak ke sekolah? Baru-baru ini, Celine Evangelista berbagi tentang rutinitas paginya saat ia menyiapkan anaknya untuk pergi ke sekolah.
-
Apa modus ratusan pelajar tersebut? Ratusan pelajar itu diamankan di empat lokasi di Jakarta Pusat pada Selasa (2/4) sore. 'Hari ini kita mengamankan remaja yang konvoi berdalih berbagi takjil yang selalu membuat kerusuhan dan keonaran di jalan raya, sehingga membahayakan pengguna jalan maupun warga sekitar karena sering menutup jalan sambil teriak-teriak menyalakan petasan,' kata Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Pol Susatyo Purnomo Condro dalam keterangan tertulis.
-
Apa harapan orang tua untuk anak sekolah? Tak bisa dipungkiri, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak memiliki dampak yang mendalam pada perkembangan akademis dan pribadi anak.
-
Siapa yang terancam dikeluarkan dari sekolah? Akibatnya, anak laki-laki berusia 12 tahun itu telah beberapa kali dikenai sanksi karena melanggar aturan panjang rambut, dan mungkin akan dikeluarkan dari sekolah.
Agus ini menerangkan, jam ronda di sekolah dimulai sejak pukul 19.00-04.00 Wib. Setiap malam, akan ada 15-16 orang tua siswa yang ikut berjaga.
"Saat jaga kita diminta uang iuran sukarela yang akan dimanfaatkan untuk konsumsi penjagaan. Menyikapi keadaan saat ini, saya rasa ini merupakan langkah yang paling tepat," katanya.
Terlepas dari itu, dia juga berharap peran RT/RW serta masyarakat yang sekitar sekolah agar semakin aktif dalam meningkatkan pengawasan karena tidak semua orang tua siswa rumahnya dekat dengan sekolah.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Para pelajar itu mengikuti ajakan untuk bergabung di gedung DPR RI dari mulut ke mulut dan sosmed.
Baca SelengkapnyaCegah Tawuran Pelajar, Polda Metro Bakal Bikin Grup WhatsApp Bersama Para Guru
Baca SelengkapnyaPara bocah yang melakukan aksi itu diketahui merupakan siswa salah satu sekolah menengah pertama (SMP).
Baca SelengkapnyaPersonel Polri menggelar patroli untuk memastikan keamanan selama Pilkada 2024.
Baca SelengkapnyaBudi mengatakan pihaknya telah mengumpulkan sebanyak 57 kepala sekolah untuk melakukan pertemuan.
Baca SelengkapnyaEnam remaja di Jakarta Barat rayakan tahun baru di kantor polisi
Baca SelengkapnyaAksi penyerangan terhadap dua SMAN tersebut pun viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMenurutnya saat itu orang tua komplain karena anaknya tidak berkata jujur.
Baca Selengkapnya