Bareskrim dan Bea Cukai Gagalkan Peredaran 45 Kg Sabu Jaringan Malaysia-RI
Merdeka.com - Subdit IV Tipid Narkoba Bareskrim Polri bersama dengan Bea Cukai telah gagalkan peredaran narkotika jenis sabu dengan total seberat 45 kilogram jaringan Malaysia-Indonesia.
Direktur Tindak Pidana Narkoba, Brigjen Pol Krisno Siregar menyebut kasus ini berawal dari pengembangan kasus narkoba yang sebelumnya bahwa akan ada penyelundupan sabu pada 8 Mei 2021 dari Malaysia ke Indonesia lewat pantai Timur wilayah Pekanbaru Riau.
"Ada petunjuk kuat bahwa sabu sudah masuk ke Indonesia melalui wilayah Provinsi Riau yang di Pantai Timur dan sudah berada di Pekanbaru pada 9 Mei 2021," kata Krisno saat konferensi pers di Mabes Polri, Kamis (3/6).
-
Dimana penggeledahan dilakukan? 'Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero),' kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Siapa pemilik rumah yang digeledah? Video lengkapnya menunjukkan petugas sedang menggeledah dua rumah. Video itu dipublikasikan dengan keterangan yang menyebut bahwa kedua rumah itu dimiliki oleh 'Bobby' seorang pemimpin perusahaan yang bernama PT Bobby Jaya Perkasa.
-
Dimana rumah kader PDIP yang digeledah? Rumah yang digeledah itu diketahui berada jalan Halim perdana Kusuma Bangkalan, Madura, Jawa Timur.
-
Dimana penangkapan dilakukan? Dari hasil patroli tersebut, diamankan lima orang yang diduga penyalahgunaan narkoba yakni pria berinisial I, P, G, WA sebagai bandar dan perempuan N di Jalan Lembah Berkah, Lingkungan 11.
-
Dimana penggerebekan terjadi? 'Bukan (prajurit TNI), sipil TO (Target Opetasi). (Lokasi) bukan di kompleks, bukan di asrama, cuma di jalannya, tapi memang jalan itu ke arah asrama, ada asrama Polisi, TNI,' kata Kabid Humas dihubungi, Kamis (2/5).
-
Kenapa kantor PT Hutama Karya digeledah? Penyidik mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK.
Setelah mendapatkan informasi tersebut, pihak kepolisian bersama Bea Cukai langsung melakukan penggeledahan penggeledahan di sebuah rumah di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Riau tepatnya di Perumahan Graha Atahya 2, Blok FF 3.
Dari hasil penggeledahan ditemui seorang wanita berinisial SW (25) yang telah ditetapkan sebagai tersangka. SW didapati kala itu sebagai petugas yang menjaga dan mendapatkan barang bukti pertama berupa satu buah kardus berisi sabu seberat 28 kilogram, juga satu buah tas berisi 12 kilogram sabu.
"Ibu ini ketika diperiksa menyatakan bahwa ini adalah milik dari suaminya inisialnya ADT," ucap Krisno.
Berbekal informasi tersebut, kemudian petugas akhirnya berhasil menangkap ADT (44) di lokasi berbeda yakni Perumahan Cantika Blok 1 Nomor 13 Kecamatan Tambang, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru Riau.
Berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap ADT, disebut jika barang haram yang disimpan dalam gudang didapat dari tersangka lain berinisial UCK dan TN yang keduanya masih DPO.
"Keduanya masih kami cari hingga saat ini dan kami menduga bahwa barang ini berasal dari Malaysia karena kami sudah membongkar sebenarnya sebelum-sebelumnya dari mana barang ini berasal dan kami terus memonitor perkembangan," kata Krisno.
Tak berhenti di situ, setelah hampir tiga minggu berselang pada 30 Mei 2021, petugas kembali mendapat informasi tambahan bahwa adanya sabu yang sudah dikirim ke Aceh melalui Pantai Timur dari jaringan asal Malaysia.
Petugas, kata Krisno, langsung melakukan penangkapan di Jalan Medan Banda Aceh, Simpang Empat, Kelurahan Keude, Aceh, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur dan berhasil mengamankan empat orang tersangka yakni, ES (45), AN (45), AI (39), dan MJ (44) yanh dari tangan empat pelaku ditemukan 5 kilogram sabu.
"Dengan barang bukti narkotika jenis sabu sebanyak 5 kilogram yang kemasannya agak beda tapi sama-sama teh cina begitu jadi total dari jaringan ini berhasil disita 45 kilogram narkotika jenis sabu," tuturnya.
Krisno menjelaskan jika keempat pelaku berhasil menyelundupkan barang haram tersebut melalui jalur laut yang dikirim dari Malaysia menuju pesisir Pantai Timur Pulau Sumatera Wilayah Indonesia.
Adapun untuk kepada tersangka atas perbuatannya dijerat dengan Pasal 114 (2) Jo Pasal 132 ayat (1) UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika dengan ancaman paling singkat 6 tahun penjara dan paling lama 20 tahun.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dittipidnarkoba Bareskrim Polri membongkar kasus TPPU yang dilakukan bandar narkoba jaringan Malaysia-Indonesia. Aset senilai Rp89 miliar berhasil disita.
Baca SelengkapnyaPelaku sudah membuang sebungkus sabu dengan berat sekitar 500 gram ke dalam lubang closet pada toilet Bandara Pekanbaru saat akan ditangkap.
Baca SelengkapnyaGanja itu diperoleh dari jaringan pengedar narkoba lintas provinsi yaitu Aceh dan Medan, Sumatera Utara.
Baca SelengkapnyaPetugas Polda Sumatera Selatan bersama Polres Muara Enim menggeledah tiga rumah mewah milik pengusaha tambang batu bara ilegal di Muara Enim inisial B.
Baca SelengkapnyaHome Industri Narkotika ini dijalankan di dalam rumah mewah
Baca SelengkapnyaBarang ilegal itu diselipkan di dinding mobil seperti modus penyelundupan narkoba
Baca SelengkapnyaPolisi menggerebek Kampung Bahari di Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Minggu (10/3).
Baca SelengkapnyaBarang bukti tersebut terdiri dari 50 kilogram yang berasal dari Malaysia dan 107 kilogram dari Myanmar.
Baca Selengkapnyaterdapat barang bukti sabu seberat sekitar 5 kilogram dan 20 ribu butir pil ekstasi
Baca SelengkapnyaPolisi masih mendalami jaringan narkoba tersangka R dan A ini.
Baca SelengkapnyaTim gabungan mendatangi rumah pelaku di Jalan Beringin Raya, Lorong Kayu Ara, Kecamatan Ilir Timur III Palembang
Baca SelengkapnyaPelaku merupakan warga negara Malaysia yang tinggal di Samarinda bersama istrinya.
Baca Selengkapnya