Baru empat jenazah korban pesawat Dimonim Air yang teridentifikasi
Merdeka.com - Pesawat Dimonim Air yang jatuh di kawasan Pegunungan Bintang, Papua pada Sabtu lalu menewaskan delapan orang. Seluruh jenazah telah dievakuasi ke Jayapura untuk diidentifikasi.
Wakapolda Papua Brigjen Yakobus Majuki menuturkan, dari proses identifikasi yang dilakukan di Rumah Sakit Bhayangkara Papua, baru empat jenazah korban yang berhasil dikenali atau diketahui identitasnya. Sementara sisanya masih menunggu proses dan pengambilan data dari pihak keluarga untuk dicocokan.
"Dari empat korban yang teridentifikasi, semuanya dilihat dari data primer berupa sidik jari, gigi, dan DNA. Jika ketiga data itu tidak ada kami juga bisa menggunakan data sekunder bisa properti, fotografi, atau medical record," ujar Yakobus melalui keterangan tertulis, Jakarta, Selasa (14/8).
-
Bagaimana ilmuwan mengungkap identitas korban? Dilansir dari laman the Guardian, dalam jurnal Current Biology, para ilmuwan Italia, Jerman dan Amerika melakukan ekstraksi DNA nuklir dan mitokondria purba dari sampel fragmen tulang yang dicampur dengan plester saat sedang menjalani restorasi.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Dimana korban ditemukan? Jasad pria yang sehari-hari bekerja sebagai cleaning service itu pertama kali ditemukan kakaknya di dalam kamar dalam kondisi telentang tak bernyawa pada Selasa (28/11) sekitar pukul 01.30 WIB dini hari.
-
Dimana jasad korban ditemukan? Jasad RN ditemukan di dalam ruko Jalan Boulevard, Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Keempat jenazah korban yang teridentifikasi adalah Jamaludin (45), Martina Uropmabin (29), Sefuve Leslie William (53), dan I Wayan Sudiarta (45).
Dengan begitu, keempat jenazah korban sudah bisa dibawa pulang pihak keluarga. Pihak maskapai Dimonim Air bertanggung jawab mengurus kepulangan jenazah korban. Pun terkait asuransi kejiwaan, akan segera diurus sesuai dengan aturan.
Sementara untuk satu korban selamat bernama Jumaidi (12) masih mendapat perawatan intensif. Bahkan dalam waktu dekat, akan dilakukan tindakan operasi.
"Operasi untuk menghentikan peregangan, yang mana perobekan limpa dikarenakan benturan dan saat ini sudah bisa berkomunikasi," ucap Yakobus.
Reporter: Nafiysul QodarSumber: Liputan6.com
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Korban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaPada pukul 04.25 Wib, jenazah atas nama Suwanda (55) telah diserahkan kepada keluarganya.
Baca SelengkapnyaKondisi Korban Kecelakaan Maut KM 58: Luka Bakar 90-100 Persen
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaProses identifikasi satu jenazah membutuhkan waktu sekitar satu sampai dua jam.
Baca SelengkapnyaTapi menurut Herry, pihak rumah sakit masih tetap bisa mengidentifikasi ketujuh mayat tersebut.
Baca SelengkapnyaPihak RS Polri akan mempersiapkan jika mau dibawa ke kediaman masing-masing.
Baca SelengkapnyaLima orang mengaku sebagai keluarga korban sudah mendatangi RS Polri.
Baca SelengkapnyaArtinya, tujuh mayat yang ditemukan mengambang di Kali Bekasi semuanya sudah teridentifikasi.
Baca SelengkapnyaPolisi belum bisa menyimpulkan penyebab tenggelamnya tujuh pemuda di Kali Bekasi.
Baca Selengkapnya"Kondisi luka bakar jenazah 90-100 persen, dalam kondisi hangus,” kata Kabid Dokkes Polda Jawa Barat Kombes Nariyan
Baca SelengkapnyaSaat ini, RSUD Karawang sedang melakukan Postmortem dan Antemortem untuk kebutuhan identifikasi dari korban kecelakaan tersebut.
Baca Selengkapnya