Basarnas: Badan pesawat Lion Air JT610 belum ditemukan
Merdeka.com - Tim penyelam gabungan dari Basarnas maupun TNI saat ini tengah fokus mencari badan pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT610 yang jatuh di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) pagi. Hingga pukul 17.00 WIB, dipastikan bangkai atau badan pesawat belum ditemukan. Tim penyelam baru menemukan beberapa serpihan dari ekor pesawat dan potongan tubuh penumpang.
Direktur Operasional Basarnas, Brigjen Bambang Suryo Aji memastikan masih banyak penumpang yang berada di dalam badan pesawat sehingga pencarian badan pesawat ini menjadi fokus utama.
"Saya prediksi, dengan adanya operasi pencarian atas permukaan, mulai pagi sampai sekarang baru menemukan beberapa potongan tubuh saja, saya perkirakan banyak korban yang masih di dalam pesawat. Oleh karenanya Basarnas harus segera mencari posisi kapal tersebut untuk dilaksanakan penyelaman. Karena sangat memungkinkan sekali kedalamannya untuk kita lakukan penyelaman," jelasnya dalam konferensi pers di Gedung Basarnas, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (29/10) sore.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Kapan pesawat jet itu hilang? Pesawat menghilang tak lama setelah berangkat dari Burlington pada 27 Januari 1971, dalam perjalanan menuju Providence, Rhode Island.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
-
Di mana bangkai pesawat ditemukan di Raja Ampat? Pada awal tahun 1990-an, penyelam asal Belanda bernama Max Ammer berkunjung ke Raja Ampat. Ia merupakan pelopor penyelam di Raja Ampat. Berkat kecintaannya pada aktivitas menyelam pula, ia berhasil berhasil menemukan bangkai pesawat tempur P47D merah sepanjang 15 meter di kedalaman sekitar 26-33 meter di dasar berpasir dekat Pulau Wai. Selain itu, Max juga menemukan bangkai pesawat Thunderbolt di perairan Pulau Batanta.
-
Di mana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pesawat AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Kapan Lion Air melakukan perawatan pesawat? Jadwal ini mencakup interval waktu, jam terbang, atau jumlah pergerakan (lepas landas dan mendarat) yang harus dipenuhi oleh pesawat udara sebelum masuk bengkel.
Titik lokasi badan pesawat belum bisa dipastikan. Kapal Hidro Oseanografi KRI Rigel yang juga diterjunkan sejak sore tadi belum memberikan informasi temuan titik lokasi pesawat.
"Saat ini belum bisa dipastikan, karena yang menggunakan kapal Rigel pun belum melaporkan kepada kami dengan menggunakan alat deteksi," jelasnya.
"Pencarian bangkai pesawat akan kita upayakan dengan menambah alat dari BPPT. Namun yang sudah bekerja adalah dari kapal Pushidrosal yang dilengkapi dengan ROP maupun peralatan pendeteksi benda di bawah (laut)," tambah Bambang Suryo.
Dalam proses penyelaman, Bambang mengatakan tak ada kendala berarti. Jarak pandang juga sangat mendukung. Hanya saja pihaknya belum dapat memastikan di mana lokasi badan pesawat.
"Kalau sudah ditemukan pasti akan segera evakuasi di lokasi tersebut. Belum ditemukan lokasi bangkai kapal tersebut," ujarnya
Titik penyelaman tak terlalu jauh dari koordinat jatuhnya pesawat. Di sekitar koordinat itulah tim juga menemukan serpihan ekor pesawat dan potongan tubuh penumpang.
"Kedalamannya sekitar 30-35 (meter) yang kita selami. Namun lokasi pastinya kita belum tahu. Dengan kedalaman segitu operasi penyelaman masih bisa dilaksanakan," jelasnya.
Pencarian di malam hari dipastikan tak ada kendala berarti kecuali jarak pandang. Namun itu bisa diatasi dengan bantuan peralatan dari KRI Rigel dan peralatan dari BPPT.
"Untuk peralatan mencari bangkai kapal sudah pasti bisa bekerja meskipun malam hari. Kendalanya tidak ada hanya tinggal menemukan titik lokasi bangkai. Radiusnya sudah kami cek sekitar antara 12-15 mil dari Tanjung Karawang. Areanya sekitar 150 milesquare. Karena kita membuat SAR map dulu berdasarkan perhitungan arus dan sebagainya untuk korban yang berada di permukaan. Tapi untuk kapal yang berada di bawah mungkin tidak banyak berubah sehingga radius yang kita gunakan 150 nautical milesquare," tutupnya.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Informasi Basarnas, pesawat Smart Air diawaki pilot Kapten M. Yusuf serta seorang Engineer on Board (EOB) bernama Deni S.
Baca SelengkapnyaBelum diketahui kondisi pilot dan jumlah penumpang pesawat tersebut.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaDua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaMengenai kronologi kecelakaan, otoritas di Kementerian Perhubungan masih mengumpulkan informasi mengenai kejadian tersebut.
Baca SelengkapnyaUpaya tim gabungan menyusuri lokasi yang diperkirakan sebagai titik jatuh pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak belum membuahkan hasil.
Baca SelengkapnyaKepala Rumah Sakit (Karumkit) RS Polri Kramat Jati, Brigjen Hariyanto mengatakan, kondisi jenazah tidak adanya luka bakar saat diterima pihaknya.
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan memutuskan pencarian pesawat kargo Smart Air yang hilang kontak sejak Jumat (8/3) pagi, akan dilanjutkan pada Sabtu (9/3) besok.
Baca SelengkapnyaBasarnas Tarakan saat ini melakukan koordinasi dengan Airnav, Bandara, MAF, Polri dan instansi terkait lainnya.
Baca SelengkapnyaPilot pesawat kargo milik PT Smart Aviation ditemukan selamat di Hutan Long Liku, Nunukan, Kalimantan Utara.
Baca SelengkapnyaPihak Lion Air tetap akan memberikan kompensasi kepada para penumpang atas kejadian gagal berangkat karena kendala teknis tersebut.
Baca Selengkapnya