Basarnas: Keterbatasan Sistem Peringatan Dini Persulit Prediksi Longsor Sumedang
Merdeka.com - Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengakui keterbatasan sistem peringatan dini (EWS) menyebabkan tim SAR tidak dapat memprediksi potensi longsor susulan, sehingga menyebabkan jumlah korban bertambah dari tim yang mengupayakan evakuasi saat longsor susulan di Kabupaten Sumedang.
"Saat kami mendesain perencanaan, tiba-tiba longsoran kedua atau longsor susulan terjadi, sehingga menyebabkan banyak korban. Karena, baik kami maupun pemerintah Kabupaten Sumedang belum memiliki EWS dalam pelaksanaan operasi SAR," kata Deden dalam Forum Group Discussion (FGD) Tanah Longsor di Sumedang yang diselenggarakan oleh BNPB secara virtual di Jakarta dilansir Antara, Rabu (3/2).
Ia mengatakan dalam upaya evakuasi dampak bencana longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Tim SAR dari Basarnas langsung bergabung dengan tim BPBD Sumedang, Kepolisian Sumedang dan unsur SAR lain setibanya di lokasi evakuasi.
-
Siapa yang terlibat dalam kerja sama? Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol Dr Sandi Nugroho, mengatakan sebagai garda terdepan dalam mengelola dan menyampaikan informasi kepada masyarakat. Divisi Humas Polri berupaya menyesuaikan tren kekinian generasi milenial melalui peningkatan digitalisasi informasi, melalui aplikasi Portal Humas Presisi, yang merupakan rumah besar bagi seluruh aplikasi dan platform online yang dimiliki Divhumas Polri.
-
Siapa yang terlibat mitigasi bencana? Mitigasi bencana melibatkan berbagai tindakan dan strategi untuk mengurangi risiko serta dampak bencana.
-
Siapa yang terlibat dalam kerjasama ini? Bersama PT Cyberindo Aditama (CBN) dan Lippo Group melalui PT Tata Mandiri Daerah Lippo Karawaci (TMD Lippo Karawaci) telah menandatangani kesepakatan strategis.
-
Siapa yang bertugas mencegah bencana? Dengan penampilan dari aktor-aktor seperti Anders Baasmo Christiansen, Ingrid Bols Berdal, dan Alma Gnther, 'La Palma' mengeksplorasi bagaimana tim ilmuwan berupaya mencegah dampak bencana alam yang dapat menghancurkan pulau tersebut.
-
Siapa yang terlibat dalam misi ini? 'Apabila kita menemukan kehidupan sejauh ini dari Matahari, itu akan menunjukkan bahwa kehidupan dapat berasal dari tempat lain selain Bumi,' ujar Mark Fox-Powell, seorang mikrobiolog planet dari Open University.
-
Dimana Tim SAR Parangtritis bertugas? Arif Nugraha, Koordinator Satlinmas Rescue Pantai Parangtritis, berbagi pengalaman saat bertugas menjaga kawasan tempat wisata itu.
Mereka langsung berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait dan membagi tugas pemantauan dan observasi yang dilanjutkan dengan tahap perencanaan operasi SAR.
Namun sayangnya, karena keterbatasan sistem peringatan dini, Tim SAR di lapangan tidak dapat memprediksi adanya potensi longsoran susulan, sehingga korban bencana bertambah akibat longsor susulan tersebut.
Pascalongsor susulan itu, Tim SAR dari berbagai unsur di lapangan langsung melaksanakan operasi SAR dan menemukan 14 korban yang 3 diantaranya berhasil selamat di malam pertama operasi evakuasi darurat tersebut.
Deden mengatakan ada banyak kendala yang dihadapi selama pelaksanaan operasi SAR, salah satunya adalah kendala cuaca. Faktor cuaca mempersulit operasi SAR. Sementara material longsoran yang begitu tinggi juga diakui menyulitkan tim dalam upaya pembuangan material longsoran.
"Untuk itu kami berkoordinasi dengan 'incident commander' yang akhirnya kami robohkan beberapa rumah untuk mempermudah pergerakan alat berat, kemudian untuk mempermudah juga pembuangan material," katanya.
Sementara itu, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) juga diakui menjadi salah satu kendala karena terbatasnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang pencarian dan pertolongan.
Oleh karena itu, dalam evaluasi pascaoperasi SAR, Deden mengajak seluruh relawan, seluruh potensi SAR yang ada baik dari unsur TNI dan Polri, kemudian juga para pemuda dan organisasi mandiri serta masyarakat untuk selalu meningkatkan kemampuan sumber daya dengan melakukan latihan bersama.
Selain itu, upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan untuk mengatasi potensi longsor lainnya, menurut dia, perlu dilakukan secara terus menerus. Selain itu, juga perlunya kerja sama untuk melakukan upaya edukasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui cara menyelamatkan diri, keluarga dan orang di sekitarnya bilamana terjadi bencana alam.
"Karena mau tidak mau masyarakat itu sendiri sebagai pahlawan atau rescuer saat terjadi bencana," katanya.
Deden juga menyarankan adanya keterlibatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam tim reaksi cepat untuk bisa memahami dan menentukan potensi ancaman bencana lain, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan.
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi
Baca SelengkapnyaPenting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.
Baca SelengkapnyaKepala Basarnas Makassar Mexianus Bekabel mengatakan tim SAR gabungan kembali menemukan satu orang korban meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaRatusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.
Baca SelengkapnyaSelama ini peringatan dini bencana banjir di Sumatera Barat hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca diterbitkan BMKG.
Baca SelengkapnyaUpdate Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Baca SelengkapnyaTim elit Basarnas ini dibentuk tahun 2012 dan berfokus kerja di bidang penyelamatan.
Baca SelengkapnyaEnam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.
Baca SelengkapnyaDua Warga Toraja Utara Meninggal Tersapu Tanah Longsor, Satu Masih Hilang
Baca SelengkapnyaWilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.
Baca Selengkapnya