Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Basarnas: Keterbatasan Sistem Peringatan Dini Persulit Prediksi Longsor Sumedang

Basarnas: Keterbatasan Sistem Peringatan Dini Persulit Prediksi Longsor Sumedang Kondisi bencana longsor di Sumedang. ©Timur Matahari/AFP

Merdeka.com - Kepala Kantor SAR Bandung Deden Ridwansyah mengakui keterbatasan sistem peringatan dini (EWS) menyebabkan tim SAR tidak dapat memprediksi potensi longsor susulan, sehingga menyebabkan jumlah korban bertambah dari tim yang mengupayakan evakuasi saat longsor susulan di Kabupaten Sumedang.

"Saat kami mendesain perencanaan, tiba-tiba longsoran kedua atau longsor susulan terjadi, sehingga menyebabkan banyak korban. Karena, baik kami maupun pemerintah Kabupaten Sumedang belum memiliki EWS dalam pelaksanaan operasi SAR," kata Deden dalam Forum Group Discussion (FGD) Tanah Longsor di Sumedang yang diselenggarakan oleh BNPB secara virtual di Jakarta dilansir Antara, Rabu (3/2).

Ia mengatakan dalam upaya evakuasi dampak bencana longsor yang terjadi di Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Tim SAR dari Basarnas langsung bergabung dengan tim BPBD Sumedang, Kepolisian Sumedang dan unsur SAR lain setibanya di lokasi evakuasi.

Orang lain juga bertanya?

Mereka langsung berkoordinasi dengan semua pemangku kepentingan terkait dan membagi tugas pemantauan dan observasi yang dilanjutkan dengan tahap perencanaan operasi SAR.

Namun sayangnya, karena keterbatasan sistem peringatan dini, Tim SAR di lapangan tidak dapat memprediksi adanya potensi longsoran susulan, sehingga korban bencana bertambah akibat longsor susulan tersebut.

Pascalongsor susulan itu, Tim SAR dari berbagai unsur di lapangan langsung melaksanakan operasi SAR dan menemukan 14 korban yang 3 diantaranya berhasil selamat di malam pertama operasi evakuasi darurat tersebut.

Deden mengatakan ada banyak kendala yang dihadapi selama pelaksanaan operasi SAR, salah satunya adalah kendala cuaca. Faktor cuaca mempersulit operasi SAR. Sementara material longsoran yang begitu tinggi juga diakui menyulitkan tim dalam upaya pembuangan material longsoran.

"Untuk itu kami berkoordinasi dengan 'incident commander' yang akhirnya kami robohkan beberapa rumah untuk mempermudah pergerakan alat berat, kemudian untuk mempermudah juga pembuangan material," katanya.

Sementara itu, keterbatasan sumber daya manusia (SDM) juga diakui menjadi salah satu kendala karena terbatasnya SDM yang memiliki kompetensi di bidang pencarian dan pertolongan.

Oleh karena itu, dalam evaluasi pascaoperasi SAR, Deden mengajak seluruh relawan, seluruh potensi SAR yang ada baik dari unsur TNI dan Polri, kemudian juga para pemuda dan organisasi mandiri serta masyarakat untuk selalu meningkatkan kemampuan sumber daya dengan melakukan latihan bersama.

Selain itu, upaya pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan untuk mengatasi potensi longsor lainnya, menurut dia, perlu dilakukan secara terus menerus. Selain itu, juga perlunya kerja sama untuk melakukan upaya edukasi kepada masyarakat agar mereka mengetahui cara menyelamatkan diri, keluarga dan orang di sekitarnya bilamana terjadi bencana alam.

"Karena mau tidak mau masyarakat itu sendiri sebagai pahlawan atau rescuer saat terjadi bencana," katanya.

Deden juga menyarankan adanya keterlibatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam tim reaksi cepat untuk bisa memahami dan menentukan potensi ancaman bencana lain, sehingga upaya pencegahan dapat dilakukan.

(mdk/ray)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Musim Hujan Disebut Makin Dekat, Begini Cara BPBD Banyumas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi
Musim Hujan Disebut Makin Dekat, Begini Cara BPBD Banyumas Antisipasi Bencana Hidrometeorologi

BPBD selalu siaga dan melakukan langkah antisipatif agar bencana hidrometeorologi tidak terjadi

Baca Selengkapnya
Mitigasi Bencana Gunung Meletus, Pengamatan hingga Peringatan Dini
Mitigasi Bencana Gunung Meletus, Pengamatan hingga Peringatan Dini

Penting untuk membuat mitigasi bencana gunung meletus yang efektif.

Baca Selengkapnya
Korban Meninggal Longsor di Luwu Sulsel Bertambah Satu, Ditemukan di Jurang
Korban Meninggal Longsor di Luwu Sulsel Bertambah Satu, Ditemukan di Jurang

Kepala Basarnas Makassar Mexianus Bekabel mengatakan tim SAR gabungan kembali menemukan satu orang korban meninggal dunia.

Baca Selengkapnya
Status Tanggap Darurat Diaktifkan Pascagempa, Sumedang Dihadapkan Potensi Banjir dan Longsor
Status Tanggap Darurat Diaktifkan Pascagempa, Sumedang Dihadapkan Potensi Banjir dan Longsor

Ratusan pasien terpaksa dievakuasi untuk memastikan bangunan rumah sakit aman dihuni pasca gempa.

Baca Selengkapnya
Banjir Lahar Dingin, BMKG Ungkap Sumbar Belum Punya Sistem Peringatan Dini Bencana
Banjir Lahar Dingin, BMKG Ungkap Sumbar Belum Punya Sistem Peringatan Dini Bencana

Selama ini peringatan dini bencana banjir di Sumatera Barat hanya mengandalkan hasil analisa dan prakiraan cuaca diterbitkan BMKG.

Baca Selengkapnya
Update Korban Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka
Update Korban Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka

Update Banjir Bandang Sumbar: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang, 44 Luka-Luka

Baca Selengkapnya
Mengenal Basarnas Spesial Grup, Tim Elit yang Diterjunkan Cari Korban Longsor Tambang Emas Gorontalo
Mengenal Basarnas Spesial Grup, Tim Elit yang Diterjunkan Cari Korban Longsor Tambang Emas Gorontalo

Tim elit Basarnas ini dibentuk tahun 2012 dan berfokus kerja di bidang penyelamatan.

Baca Selengkapnya
Delapan Korban Banjir dan Longsor Meninggal, Pemprov Sulsel Keluarkan Tanggap Darurat
Delapan Korban Banjir dan Longsor Meninggal, Pemprov Sulsel Keluarkan Tanggap Darurat

Enam kabupaten yang terkena dampak banjir dan longsor adalah Luwu, Enrekang, Wajo, Sidrap, Sinjai, dan Pinrang.

Baca Selengkapnya
Dua Warga Toraja Utara Meninggal Tersapu Tanah Longsor, Satu Masih Hilang
Dua Warga Toraja Utara Meninggal Tersapu Tanah Longsor, Satu Masih Hilang

Dua Warga Toraja Utara Meninggal Tersapu Tanah Longsor, Satu Masih Hilang

Baca Selengkapnya
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumedang M4,8: Ada Sesar Baru Belum Pernah Terpetakan
BMKG Ungkap Penyebab Gempa Sumedang M4,8: Ada Sesar Baru Belum Pernah Terpetakan

Wilayah Sumedang sebelumnya mengalami gempabumi sebanyak dua kali. Yaitu tanggal 14 Agustus 1955 dan 19 Desember 1972.

Baca Selengkapnya