Basarnas perpanjang proses evakuasi korban Lion Air tiga hari
Merdeka.com - Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi memutuskan menambah tiga hari waktu pencarian korban jatuhnya Pesawat Lion Air PK-LQP dengan kode penerbangan JT610. Keputusan itu diambil setelah pihaknya melakukan pemantauan proses evakuasi melalui udara.
"Operasi tetap berjalan seperti biasanya, semangat tetap tinggi, sinergitas mantap, setelah kembali kami rapat dan evaluasi beberapa masukan dari lapangan, kami putuskan evakuasi pencarian korban ini diperpanjang tiga hari, khusus untuk Basarnas," kata Syaugi di Dermaga JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (7/11).
Basarnas punya alasan kuat memperpanjang proses evakuasi. Karena tim SAR gabungan masih menemukan potongan tubuh korban meskipun sudah tak sebanyak hari-hari sebelumnya.
-
Bagaimana tim SAR menemukan korban? Seorang pendaki belum ditemukan. pencariannya akan dilanjutkan hari ini dengan menurunkan 50 tim gabungan untuk menyisir lokasi yang belum ditelusuri kemarin.
-
Bagian pesawat apa yang lepas? Ketika pesawat berada di ketinggian 17.300 kaki, panel kaca depan pesawat tiba-tiba meledak dengan hebatnya.
-
Kapan Tim SAR menangani korban laka laut di Parangtritis? Arif mengatakan, salah satu pengalamannya paling berkesan saat bertugas di Pantai Parangtritis adalah saat menangani korban laka laut di tahun 2014.
-
Di mana pesawat jet itu hilang? Pesawat itu hilang di daerah danau 50 tahun lalu.
-
Siapa yang menemukan korban? Penemuan berawal saat dua saksi hendak mengantar cabe ke pasar dengan mengendarai mobil.
"Sekarang masih ada lagi di laut belum tahu jumlahnya (korban) berapa, mengingat tren penemuan korban ini semakin menurun. Saya ingatkan lagi operasi perpanjangan ini khusus untuk Basarnas, kami tetap buka posko di sini, di lapangan tidak ada yang berubah," tegasnya.
"Kemudian minggu depan kami juga akan mengevaluasi dengan potensi SAR tersebut, untuk melihat kekurang-kekurangan, apa yang perlu ditingkatkan untuk kerja sama mendatang," sambungnya.
Operasi pencarian terhadap korban tetap di radius 250 meter. Namun, untuk Kapal Victory milik Pertamina sudah tak lagi berada di lokasi.
"Jadi kita di situ hanya Basarnas, kita memiliki peralatan juga, memiliki tim penyelam juga. Jadi tidak masalah karena kita sudah tau lokasi, dan sudah semakin sedikit yang bisa kita temukan sehingga kita tidak ada kesulitan lagi," ujarnya.
"Termasuk siapa tahu dalam tiga hari ke depan ini kita sisir tempat lain. Kalaupun itu masih ada sehingga kita ada di situ, begitu," tambahnya.
Sementara itu, untuk jumlah kantung jenazah yang sudah diserahkan ke RS Polri berjumlah 186 kantung jenazah. Ratusan kantung tersebut tak hanya berisi potongan tubuh korban tapi juga body part pesawat.
"Kami dari tim DVI Polda Metro Jaya telah menerima body part sejumlah 186 kantung jenazah. Jadi kami sudah kirim ke RS Polri. Kantong tersebut telah teridentifikasi di RS Polri sejumlah 44 jenazah," ujar Kaur DVI Subiddokpol Biddokes Polda Metro Jaya Kompol Asep Winardi.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Proses evakuasi tidak berjalan mudah setelah dua korban terjebak di badan pesawat.
Baca SelengkapnyaBaru beberapa bagian dari dua bangkai pesawat telah berhasil dievakuasi dari lokasi kecelakaan.
Baca SelengkapnyaDua orang masih terperangkap di dalam badan pesawat. Satu orang tergeletak di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaJenazah Mayor Purn Suwanda dibawa pihak keluarganya ke Cirebon, Jawa Barat, untuk dimakamkan.
Baca SelengkapnyaUpaya evakuasi terhadap puing atau badan pesawat PK-IFP ini dilakukan sebagai langkah proses investigasi atas penyebab kecelakaan tersebut.
Baca SelengkapnyaTim SAR hanya menemukan 7 dari 10 korban longsor tersebut
Baca SelengkapnyaTim SAR gabungan harus bekerja ekstra untuk bisa mengevakuasi ketiga jasad korban yang berhasil ditemukan.
Baca SelengkapnyaHingga saat ini Tim SAR gabungan berhasil menemukan tujuh jasad korban dan tersisa tiga korban di lokasi terjadinya longsor di Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor
Baca SelengkapnyaEvakuasi korban longsor Tulabolo pada hari keempat terkendala cuaca
Baca SelengkapnyaKorban SAM Air teridentifikasi dengan menggunakan data primer atau hasil DNA berupa data medis.
Baca SelengkapnyaDua pesawat Super Tucano yang dikendarai empat prajurit TNI AU tersebut sempat hilang kontak sekitar pukul 11 siang.
Baca Selengkapnya