Batal berwisata di Curug Luhur, Purnama dipaksa bayar Rp 1 juta
Merdeka.com - Selain berkumpul dan bersilaturahmi bersama keluarga, sebagian besar masyarakat juga memanfaatkan libur lebaran dengan mengunjungi lokasi wisata. Tak heran, sejumlah tempat wisata dipenuhi ribuan manusia di samping mal dan tempat perbelanjaan.
Sayang, di tengah momen lebaran, masih ada orang tak bertanggung jawab demi mendapatkan keuntungan lebih atas tempat yang dikelolanya. Peristiwa tak mengenakkan ini dialami oleh Purnama Wijaya.
Lewat akun Facebook miliknya, Purnama menceritakan pahitnya ditagih dengan harga selangit, padahal dia dan keluarganya telah mengurungkan niat untuk berwisata dan tak menikmati lokasi yang sempat dipilihnya itu. Bahkan, pemilik lokasi wisata sampai mengundang preman untuk mengintimidasi mereka.
-
Kapan tukang parkir muncul di Jakarta? Sejumlah sumber menyebut jika kehadirannya berlangsung pada tahun 1950-an, ketika warga Jakarta mulai mampu membeli kendaraan.
-
Mengapa warganet menyayangkan tindakan tukang parkir tersebut? Sebagian besar mereka menyayangkan perilaku juru parkir tersebut.
-
Dimana kejadian ini terjadi? Diduga, bocah ini tengahh bermain di area parkiran bus.
Kejadian ini berlangsung pada Minggu (19/7) lalu, atau tepatnya hari ketika setelah lebaran. Setelah bersilaturahmi, Purnama dan keluarganya berniat menikmati liburan dengan mendatangi beberapa lokasi wisata, Curug Luhur dipilih karena lokasinya cukup dekat. Lokasinya berada di dekat kaki Gunung Salak di Desa Gunung Malang, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.
Sesampainya di lokasi, Purnama mendatangi loket, sedangkan kendaraan sewaan dan mobil pribadi milik kakaknya parkir di luar lokasi. Tiket untuk satu orang dihargai Rp 40 ribu, dan seluruh rombongan diminta membayar sebesar Rp 900 ribu baik dewasa maupun anak-anak, bahkan bayi sekalipun. Saat itu, Purnama mengajak 20 orang keluarganya.
Karena dinilai terlalu mahal, dia sempat mencoba negosiasi namun ditolak. Akhirnya mereka mengurungkan niatnya untuk berwisata. Nah, dari sinilah tragedi itu bermula.
"Saat kami akan putar balik, kendaraan diarahkan tukang parkir ke dalam yang menurut saya itu lokasi parkir. Saat akan keluar kami dicegat yang katanya pemiliknya, dia bule. Katanya, kita sudah masuk ke dalam area dan wajib bayar," ungkap Purnama saat berbincang dengan merdeka.com, Kamis (23/7).
Dia dan kakaknya sempat cekcok, namun mengalah dan mencoba membayar sesuai yang diminta pemilik lokasi wisata tersebut. Akan tetapi, bule tersebut meminta mereka membayar uang sebesar Rp 1 juta. Pelaku beralasan, Purnama dan keluarganya telah memasuki area wisata.
"Ada saksi dari petugas DLLAJ, kami jelaskan ini enggak wajar, enggak jadi (wisata) dan belum turun tapi sudah disuruh bayar. Harusnya kami bayar parkir, bukan denda Rp 1 juta, malah lebih mahal dari harga masuk Rp 900 ribu," keluhnya.
Akibat enggan membayar uang dengan jumlah yang diminta, petugas keamanan lokasi wisata tersebut memanggil rekan-rekannya yang diduga preman setempat. Purnama dan keluarganya lantas diintimidasi dengan senjata tajam, bahkan sempat baku hantam.
"Keributan enggak sampai lama, mobil kakak saya ditendang, kupingnya dipukul. Di situ juga ada beberapa preman bawa senjata tajam, tapi enggak sempat digunain karena dilarang temannya," lanjut dia.
Setelah beberapa lama, bule tersebut akhirnya mengalah dan meminta Purnama dan keluarganya pergi dari lokasi wisata. Dia pun enggan memperpanjang masalah tersebut karena tidak mengalami kerugian yang sukup signifikan.
"Tadinya mau visum, tapi luka enggak parah dan enggak ada kerugian materil, saya rasa agak percuma," pungkasnya.
Agar tidak menjadi korban berikutnya, dia menyarankan pengunjung yang ingin mendatangi lokasi wisata Curug Luhur, agar parkir jauh dari tempat tersebut. Baginya, lebih baik waspada agar tak menjadi korban.
(mdk/tyo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral parkir liar di sekitar Taman Lapangan Banteng.
Baca SelengkapnyaAksi pungutan liar (pungli) terjadi di pemandian air Sidebu-debu, Berastagi viral di sosial media, pengunjung diminta dua kali bayar.
Baca SelengkapnyaPenarikan retribusi dilakukan di dua lokasi menuju Pantai Tanjung Kait.
Baca SelengkapnyaLokasi ini menjadi alternatif bagi warga yang berdomisili di Jakarta dan sekitarnya.
Baca Selengkapnya"Kepolisian bersama pihak terkait akan terus melakukan penyelidikan hingga kasus dugaan pungli tersebut terungkap," kata Ipda Dicka
Baca SelengkapnyaPungli biasa dilakukan pihak yang tidak berwenang, seperti kelompok masyarakat atau pejabat yang menyalahgunakan kekuasaannya.
Baca SelengkapnyaViral Wisatawan Pantai Bira Dipungut Dua Kali Biaya Masuk, Ini Penjelasan Pemkab Bulukumba
Baca SelengkapnyaPungli itu diungkapkan salah satu pengunjung di viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMenanggapi ini, Dinas Pariwisata dan Satpol PP Kabupaten Buleleng, Bali, sudah mendatangi Air Terjun Sekumpul.
Baca SelengkapnyaPemilik tanah biasanya akan merekrut seorang juru parkir untuk dipekerjakan dalam usahanya.
Baca SelengkapnyaSebuah rekaman video memperlihatkan sopir bus menjadi korban pungutan liar (pungli) di kawasan Thamrin City.
Baca SelengkapnyaViral aksi pungutan liar bermodif tarif parkir di kawasan masjid Istiqlal, Jakarta.
Baca Selengkapnya