Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Batan ngebet tahun ini bangun PLTN, dibutuhkan dana Rp 50 triliun

Batan ngebet tahun ini bangun PLTN, dibutuhkan dana Rp 50 triliun Ilustrasi Nuklir. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Sejak lama Indonesia mewacanakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir, namun belum juga dilakukan. Namun tahun ini dirasakan sangat tepat Indonesia membangun PLTN, hal itu dikatakan Kepala Badan Tenaga Atom dan Nuklir (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, Kamis (15/10) di Denpasar, Bali.

Pada acara seminar di Universitas Udayana, tentang kedaulatan dan ketahanan energi di Indonesia, Djarot menjelaskan, tahun ini merupakan saat tepat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).

Mengapa demikian, dia melanjutkan, lantaran penyiapan infrastruktur hingga operasional PLTN membutuhkan waktu paling lambat 10 tahun.

Bahkan kata Djarot, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam buku putihnya menyarankan tahun 2024 adalah saatnya Indonesia menggunakan energi berbasis nuklir.

"Nah, untuk itu tahun ini saat tepat memulai membangun energi nuklir. Idealnya 10 tahun, tapi kalau dimulai dari sekarang sembilan tahun, cukup waktu kita," kata Djarot di Universitas Udayana.

Menurut dia, membangun energi nuklir sampai operasional melebihi kekuasaan rezim pemerintah. Jika tidak dimulai dari sekarang maka target operasional energi nuklir pada tahun 2024 bisa saja tak dapat direalisasikan.

Baginya saat ini yang terpenting adalah penerimaan masyarakat terhadap energi baru dan terbarukan tersebut.

"Sekarang ini penerimaan masyarakat 72 persen. Sisanya (yang menolak) suaranya nyaring. Kalau harus ditunda lagi, mau kapan lagi," jelasnya.

Jika ditilik dari kesiapan, Indonesia lebih siap dibanding dari negara lain di kawasan Asia Tenggara.

"Indonesia lebih siap dibanding negara lain di Asia Tenggara. Misalnya Vietnam yang sudah teken kontrak dengan Rusia dan Jepang. Dari sisi SDM kita lebih siap. Dari segi fasilitas kita juga siap," papar Djarot.

Untuk membangun energi nuklir, Djarot mengaku dibutuhkan dana sekitar Rp 50 triliun. "Itu memang titik lemah pembangunan PLTN, membutuhkan dua kali lipat dari PLTU. Tapi lebih kompetitif keuntungan dan energi bersih," ungkap dia.

Sementara soal lokasi tepat dibangunnya PLTN, Djarot mengaku ada beberapa lokasi yang dianggap strategis.

"Kita sudah menyusuri hampir seluruh Indonesia. Yang terpenting tidak di daerah gempa. Ada Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Timur juga Batam," tutupnya.

(mdk/cob)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
PLTA Terbesar Se-ASEAN Dibangun di Kaltara Hingga Telan Rp275,9 T, Ditargetkan Rampung 2035
PLTA Terbesar Se-ASEAN Dibangun di Kaltara Hingga Telan Rp275,9 T, Ditargetkan Rampung 2035

Saat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.

Baca Selengkapnya
PLN Batam Kini Gunakan Gas Bumi, Setara 8 Juta Liter BBM per Bulan
PLN Batam Kini Gunakan Gas Bumi, Setara 8 Juta Liter BBM per Bulan

Pembangkit berkapasitas 50 MW tersebut merupakan unit baru, yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah Kawasan Industri Kabil dan sekitarnya.

Baca Selengkapnya
Jateng Punya 37 PSN Senilai Rp258,7 Triliun, Ditargetkan Rampung di 2024
Jateng Punya 37 PSN Senilai Rp258,7 Triliun, Ditargetkan Rampung di 2024

Saat ini terdapat 37 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ada 18 PSN dalam Perpres 79 tahun 2019, dengan nilai investasi sebesar Rp 258,76 triliun.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Terungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan

Terungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Nuklir Pertama di 2032, Calon Lokasinya di Sini
Indonesia Bakal Punya Pembangkit Nuklir Pertama di 2032, Calon Lokasinya di Sini

Kapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.

Baca Selengkapnya
Suplai Listrik Hijau ke IKN, PLTA Kayan Bakal Pakai Transmisi dari PLN
Suplai Listrik Hijau ke IKN, PLTA Kayan Bakal Pakai Transmisi dari PLN

PLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.

Baca Selengkapnya
PBNU Mau Beli Lahan 100 Hektare di IKN, Buat Apa?
PBNU Mau Beli Lahan 100 Hektare di IKN, Buat Apa?

Gus Yahya mengatakan Jokowi merestui rencana PBNU membeli lahan 100 hektare di IKN, Kalimantan Timur.

Baca Selengkapnya
Ada Aturan Baru dari Jokowi, Empat Proyek Tol Bisa Dapat Pendanaan dari Swasta
Ada Aturan Baru dari Jokowi, Empat Proyek Tol Bisa Dapat Pendanaan dari Swasta

Skema baru pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Bertemu Jokowi, PBNU Berencana Beli 100 Hektare Lahan di IKN untuk Fasilitas dan Bisnis
Bertemu Jokowi, PBNU Berencana Beli 100 Hektare Lahan di IKN untuk Fasilitas dan Bisnis

Gus Yahya mengatakan Presiden Jokowi merestui rencana PBNU tersebut.

Baca Selengkapnya
Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun
Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun

Pembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Ajukan Penyertaan Modal Negara untuk 4 BUMN Senilai Rp6,1 Triliun
Sri Mulyani Ajukan Penyertaan Modal Negara untuk 4 BUMN Senilai Rp6,1 Triliun

Untuk Badan Bank Tanah dimohonkan Rp1 triliun ini akan digunakan untuk pemenuhan modal bank tanah sesuai dengan amanat pasal 43 ayat 1 PP 64 tahun 2021.

Baca Selengkapnya
Airlangga Tinjau PSN Pelabuhan Patimban: Ditargetkan Rampung 2029 & Habiskan Investasi Rp40 Triliun
Airlangga Tinjau PSN Pelabuhan Patimban: Ditargetkan Rampung 2029 & Habiskan Investasi Rp40 Triliun

Pelabuhan Patimban dapat menampung sebanyak 223 ribu Completely Built Up (CBU) atau tembus lebih dari 100 persen.

Baca Selengkapnya