Batan ngebet tahun ini bangun PLTN, dibutuhkan dana Rp 50 triliun
Merdeka.com - Sejak lama Indonesia mewacanakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga nuklir, namun belum juga dilakukan. Namun tahun ini dirasakan sangat tepat Indonesia membangun PLTN, hal itu dikatakan Kepala Badan Tenaga Atom dan Nuklir (Batan) Djarot Sulistio Wisnubroto, Kamis (15/10) di Denpasar, Bali.
Pada acara seminar di Universitas Udayana, tentang kedaulatan dan ketahanan energi di Indonesia, Djarot menjelaskan, tahun ini merupakan saat tepat untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN).
Mengapa demikian, dia melanjutkan, lantaran penyiapan infrastruktur hingga operasional PLTN membutuhkan waktu paling lambat 10 tahun.
-
Di mana PLTU Batang berada? PLTU Batang adalah pembangkit listrik tenaga uap ultra critical sebesar 2x1.000 MW di Kabupaten Batang, Jawa Tengah.
-
Kenapa PLTU Batang dibangun? Pembangunan PLTU Batang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan listrik di Pulau Jawa dan merupakan bagian dari program penyediaan listrik 35.000 MW.
-
Dimana PLTS PLN di IKN dibangun? PLTS yang berada di Sepaku, Penajam Paser Utara, ini ditargetkan rampung dan beroperasi pada Mei 2024.
-
Apa target PLN dalam mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Indonesia? Dengan ARED, pemanfaatan air sebagai sumber energi listrik di Indonesia mampu meningkatkan pemanfaatan air menjadi 25,3 GW pada tahun 2040 atau meningkat sebesar 185 % dibandingkan Business as Usual (BaU)," papar Darmawan.
-
Kapan PLTU Batang dibangun? 'Karena teknologi untuk bikin 1 unit 1.000 itu harus dilakukan reviewing kemudian berdasarkan pengalaman di lapangan baru timbul 1 unit 1.000. Dan itu disebut Ultra Super Critical. Selama ini yang paling tinggi yang pernah dibangun adalah Super Critical ini,'
-
Apa teknologi utama yang digunakan PLTU Batang? PLTU Batang menggunakan teknologi mutakhir terbesar di Asia Tenggara untuk saat ini, yaitu Ultra Super Critical, yang memberikan tingkat efisiensi yang tinggi dan memberikan dampak lingkungan yang lebih rendah dibandingkan dengan teknologi PLTU sebelumnya.
Bahkan kata Djarot, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral dalam buku putihnya menyarankan tahun 2024 adalah saatnya Indonesia menggunakan energi berbasis nuklir.
"Nah, untuk itu tahun ini saat tepat memulai membangun energi nuklir. Idealnya 10 tahun, tapi kalau dimulai dari sekarang sembilan tahun, cukup waktu kita," kata Djarot di Universitas Udayana.
Menurut dia, membangun energi nuklir sampai operasional melebihi kekuasaan rezim pemerintah. Jika tidak dimulai dari sekarang maka target operasional energi nuklir pada tahun 2024 bisa saja tak dapat direalisasikan.
Baginya saat ini yang terpenting adalah penerimaan masyarakat terhadap energi baru dan terbarukan tersebut.
"Sekarang ini penerimaan masyarakat 72 persen. Sisanya (yang menolak) suaranya nyaring. Kalau harus ditunda lagi, mau kapan lagi," jelasnya.
Jika ditilik dari kesiapan, Indonesia lebih siap dibanding dari negara lain di kawasan Asia Tenggara.
"Indonesia lebih siap dibanding negara lain di Asia Tenggara. Misalnya Vietnam yang sudah teken kontrak dengan Rusia dan Jepang. Dari sisi SDM kita lebih siap. Dari segi fasilitas kita juga siap," papar Djarot.
Untuk membangun energi nuklir, Djarot mengaku dibutuhkan dana sekitar Rp 50 triliun. "Itu memang titik lemah pembangunan PLTN, membutuhkan dua kali lipat dari PLTU. Tapi lebih kompetitif keuntungan dan energi bersih," ungkap dia.
Sementara soal lokasi tepat dibangunnya PLTN, Djarot mengaku ada beberapa lokasi yang dianggap strategis.
"Kita sudah menyusuri hampir seluruh Indonesia. Yang terpenting tidak di daerah gempa. Ada Bangka Belitung, Kalimantan Barat dan Timur juga Batam," tutupnya.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini pengerjaan masih berlangsung untuk bendungan pertama.
Baca SelengkapnyaPembangkit berkapasitas 50 MW tersebut merupakan unit baru, yang akan memenuhi kebutuhan listrik di daerah Kawasan Industri Kabil dan sekitarnya.
Baca SelengkapnyaSaat ini terdapat 37 Proyek Strategis Nasional (PSN) dan ada 18 PSN dalam Perpres 79 tahun 2019, dengan nilai investasi sebesar Rp 258,76 triliun.
Baca SelengkapnyaTerungkap, Ini Sumber Energi Listrik Jadi Andalan untuk Penuhi Kebutuhan 35 Tahun ke Depan
Baca SelengkapnyaKapasitas pembangkit nuklir pertama di Indonesia ini sebesar 250 megawatt.
Baca SelengkapnyaPLTA Kayan tahap pertama nantinya akan memiliki kapasitas hingga 900 MW.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengatakan Jokowi merestui rencana PBNU membeli lahan 100 hektare di IKN, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaSkema baru pembiayaan infrastruktur oleh pihak swasta ini tertuang dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 79 Tahun 2024.
Baca SelengkapnyaGus Yahya mengatakan Presiden Jokowi merestui rencana PBNU tersebut.
Baca SelengkapnyaPembangunan Ibu Kota Nusantara di Kalimantan Sudah Habiskan Uang Negara Rp38 Triliun
Baca SelengkapnyaUntuk Badan Bank Tanah dimohonkan Rp1 triliun ini akan digunakan untuk pemenuhan modal bank tanah sesuai dengan amanat pasal 43 ayat 1 PP 64 tahun 2021.
Baca SelengkapnyaPelabuhan Patimban dapat menampung sebanyak 223 ribu Completely Built Up (CBU) atau tembus lebih dari 100 persen.
Baca Selengkapnya