Batu akik kerap dipakai buat jimat di kalangan santri
Merdeka.com - Bagi orang Indonesia, cincin batu akik memang bukan hal baru. Tidak jelas sejak kapan budaya memakai akik ini ada. Tapi banyak kalangan kerap memakainya, mulai dari penggede hingga orang biasa, bahkan kalangan santri di pondok pesantren.
Tujuan menggunakan akik pun berbeda-beda, ada yang sekadar untuk hiasan tangan, ada yang menganggap sunnah sebab rasulullah Muhammad SAW dalam literatur hadis juga disebut-sebut sering menggunakan. Bahkan ada juga yang memakai akik diklaim sebagai jimat.
Bagi santri, seperti diceritakan Muhammad Robbah, alumnus sebuah pondok pesantren di Gresik, Jawa Timur, memakai akik memang bukan hal baru. Menurut dia, rata-rata santri memakai cincin memang ingin meniru kebiasaan nabi.
-
Bagaimana batu cincin digunakan? Menurut Profesor Arslan, batu ini milik seorang tokoh terkemuka di kota tersebut dan digunakan sebagai meterai.
-
Bagaimana cincin batu akik itu ditemukan? Cincin itu ditemukan dengan jarak hanya sekitar 150 meter dari tempat ditemukannya amphorae, sejenis toples yang digunakan untuk menyimpan anggur dan berada di tengah sisa-sisa gudang.
-
Siapa yang kemungkinan besar pemilik cincin batu akik tersebut? 'Cincin emas bertatahkan batu kecubung dikenal di dunia Romawi, dan ada kemungkinan bahwa temuan cincin tersebut adalah milik para elit yang tinggal di kota tersebut sejak abad ke-3 M,' kata IAA.
-
Di mana cincin batu akik penangkal mabuk itu ditemukan? Penemuan ini ditemukan di salah satu kota di Israel, Yavne.
-
Siapa yang mengoleksi batu akik kecubung? Di Indonesia, Batu Akik Kecubung adalah salah satu jenis yang paling dicari dan cukup populer di kalangan para kolektor. Cerita Mistis di Bibalik Keindahannya Di pedalaman hutan Kalimantan, terdapat jenis Batu Akik Kecubung yang memang dikenal sebagai permata berharga.
-
Kenapa batu cincin itu penting? Menurut Profesor Arslan, batu ini milik seorang tokoh terkemuka di kota tersebut dan digunakan sebagai meterai. 'Kami memperkirakan kota ini berdiri pada abad ke-2 atau ke-3 M, yang menunjukkan sejarahnya selama 1.600 hingga 1.700 tahun. Hal ini tentu saja membantu mengidentifikasi individu.
Dia pun mengutip sebuah hadis sahih. "Cincin Nabi Muhammad SAW terbuat dari perak dan mata cincinnya berasal dari Habasyah (ethiopia). (HR. Muslim 2094, Turmudzi 1739)."
Ada juga hadis lain. "Cincin Nabi Muhammad SAW dari perak dan mata cincin juga dari bahan perak. (HR. Bukhari 5870, Nasai 5198)."
Dengan demikian, dia menegaskan, wajar saja santri sebagai pengikut ahlussunnah waljamaah memakainya sehari-hari. Sebab memang rasulullah juga sering memakainya. Adapun soal tujuan sebagai hiasan atau jimat, dia memandangnya sebagai khazanah dalam konteks budaya.
"Bagi saya itu sunnah. Memang cincin penggunaannya berbeda beberapa kalangan. Perbedaan itu dipandang sebagai khazanah kebudayaan Indonesia. Soal beberapa kawan mengatakan itu syirik itu tak apalah," ujarnya.
Kendati demikian, dia membenarkan memang ada sebagian kecil santri yang memakai akik untuk jimat keberkahan. Tapi jimat itu semata-mata bukan di cincinnya, tapi barokah doa.
"Cincin hanya sebagai media. Misalnya, ada akik yang sudah didoakan kiai atau orang yang dianggap ahli. Bukan berarti cincinya yang dianggap bertuah, tapi doanya itu. Cincin cuma sebagai media," ujar santri yang gemar memakai akik ini.
Jadi menurut dia, memakai akik itu tergantung niatnya saja. Selama niatnya baik, dia menegaskan, memakai akik tidak berdosa. Dia pun senang dengan fenomena akik sekarang ini. Artinya, semakin banyak orang yang meniru kebiasaan Rasulullah.
Lain ceritanya dengan Ahmad Zakki, seorang santri di Jombang, Jawa Timur, mengaku tidak pernah memakai akik. Namun demikian bukan berarti dia membenci, tapi lebih karena kurang sreg saja. "Ada yang memakai, tapi ada juga yang tidak. Kalau saya sih tidak pernah memakai."
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Manusia akan tetap berada dalam kodrat penciptaannya ketika mereka mengerti dan memahami fungsi dan kegunaan masing-masing.
Baca SelengkapnyaJenis bebatuan ini dikenal sebagai permata yang begitu berharga berkat kecantikan dan keunikan alaminya.
Baca SelengkapnyaSibelik Sumpah, sebuah aksesoris tradisional khas masyarakat Orang Rimbo atau Suku Anak Dalam penuh nilai spiritual.
Baca SelengkapnyaDalam foto yang diunggah di akun Instagram pribadinya, Putri kerap memakai perhiasan berupa cincin hingga kalung.
Baca SelengkapnyaBegini potret jemaah wanita Surabaya di Mekkah saat borong emas, sampai banyak disorot.
Baca SelengkapnyaJemaah haji asal Makassar tampil glamor saat pulang dari haji. Ia memakai perhiasan seberat 180 gram.
Baca SelengkapnyaDalam praktiknya, salah satu alat yang banyak digunakan untuk membantu dalam berzikir adalah tasbih.
Baca SelengkapnyaBegini penampakan masyarakat Islam Bonokeling di Banyumas Jawa Tengah. Masih memegang kepercayaan Jawa Kuno.
Baca SelengkapnyaKeris Bali bukan senjata biasa, ia sangat dekat dengan kehidupan spiritual dan budaya masyarakat Pulau Dewata
Baca SelengkapnyaAda-ada saja kejadian unik dari jemaah Haji Indonesia di tanah suci.
Baca SelengkapnyaSalah satu kesenian budaya dari Bumi Rafflesia ini buah hasil akulturasi budaya Arab yang kini sudah menjadi warisan budaya Indonesia.
Baca Selengkapnya