Bawa 10 peluru tajam di Bandara Halim, remaja diamankan provost
Merdeka.com - Dua petugas Avsek Bandara Halim Perdana Kusuma yakni Rajab Saputra dan RM Wahyu Ningrat mengamankan AAMH (18) saat akan menumpang pesawat Citilink tujuan Jakarta-Solo. Hal ini karena AAMH membawa peluru tajam.
"Petugas keamanan bandara mengetahui pelaku membawa peluru tajam berdasarkan alat pendeteksi sinar x," ujar Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Awi Setiyono di Jakarta, Rabu (10/8).
Petugas lalu memeriksa AAMH dan dia mengaku mendapatkan benda berbahaya itu dari RMF (15). RMF pun kemudian diamankan usai dihubungi agar datang ke bandara.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
-
Kenapa peluru itu diukir? Tulisan pada peluru katapel pertama digunakan pada abad ke-5 SM dari di Yunani hingga ke masa Romawi.
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Senjata apa yang ditemukan di makam? Dalam penggalian ini, terdapat dua prajurit, seorang pria dan seorang wanita, serta berbagai senjata logam yang mengesankan. Penggalian situs Zaman Besi awal ini mengungkap kerangka seorang pria, seorang wanita, seorang bayi, dan seorang wanita lanjut usia dari suku Tagar. Di sebelah mereka, terdapat senjata-senjata dan artefak logam seperti pisau belati perunggu, kapak, cermin perunggu, dan sisir mini yang terbuat dari tanduk hewan.
-
Siapa yang bercanda membawa bom? 'Kami sampaikan bahwa pesawat Pelita Air dengan no penerbangan IP 205 tujuan Jakarta mengalami keterlambatan penerbangan dikarenakan terdapat penumpang yang bercanda membawa bom,' katanya.
-
Kenapa Balai Yasa Madiun memproduksi senjata? Menariknya dari Balai Yasa Madiun ini, pada tahun 1947 tempat ini malah memproduksi berbagai jenis senjata api dan senjata tajam.
Petugas Provost TNI Angkatan Udara Serka Mustofa Chairul Anwar lalu menyerahkan dua pelaku yang membawa 10 peluru kaliber 5.56 mm berinisial AAMH (18) dan RMF (15) kepada petugas piket Polsek Makasar pada Selasa (9/8) siang.
Pihak kepolisian menyatakan, AAMH mengaku 10 butir peluru tajam yang dia bawa itu akan dijadikan bandul kalung.
"Katanya mau dijadikan bandul kalung," kata Awi Setiyono.
Kepada penyidik, RMF mengaku mendapatkan peluru itu dari ayahnya yang merupakan anggota Persatuan Menembak Indonesia (Perbakin).
Awi menyebutkan penyidik kepolisian memberlakukan wajib lapor sehingga tidak menahan kedua remaja tersebut namun kasusnya tetap dilanjutkan. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polisi menangkap 11 remaja yang terlibat tawuran di Palembang. Seorang ditahan karena membawa senjata tajam, sedangkan 10 lainnya harus menjalani rehabilitasi.
Baca SelengkapnyaDensus 88 Antiteror Polri telah menangkap seorang pelajar terduga teroris berinisial HOK
Baca SelengkapnyaPolisi telah mengamankan sepeda motor dan barang bukti berupa 1 buah celurit dan penggaris besi.
Baca Selengkapnya11 Remaja yang rata-rata masih di bawah umur diamankan saat keliling.
Baca SelengkapnyaHanya sekitar tujuh bulan sejak terpapar paham radikal dari media sosial, HOK sudah nekat mempelajari cara peracikan bahan peledak.
Baca SelengkapnyaDensus menangkap HOK saat hendak membuang bahan peledak yang telah dibelinya.
Baca SelengkapnyaTim Densus 88 Antiteror Polri menggeledah sebuah rumah di kompleks Villa Syariah Bunga Tanjung Kav 34, Kelurahan Jeding, Junrejo, Kota Batu
Baca SelengkapnyaPuluhan remaja yang tertangkap itu masih berstatus pelajar.
Baca SelengkapnyaPelaku dan barang bukti sajam dibawa ke Mako Polsek Pinang untuk proses hukum lebih lanjut.
Baca SelengkapnyaPolisi menangkap pelaku inisial FA (24) dan menjebloskannya ke jeruji besi.
Baca SelengkapnyaSaat bertugas tersebut, Ipda Hamsir melihat sekelompok pemuda mondar-mandir di sekitar Komplek Aditarina.
Baca SelengkapnyaPolisi mengamankan empat buah sajam jenis celurit dan satu benda tumpul berupa stick golf.
Baca Selengkapnya