Bawa Pistol Mainan, Polisi Gadungan Peras Penjual Minuman di Palmerah
Merdeka.com - Tiga dari lima polisi gadungan yang meresahkan pedagang di kawasan Rusun Polri Kedaung Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat, berhasil diamankan jajaran Reskrim Polsek Tanjung Duren. Mereka berinisial DS, D, dan SN yang diamankan di tempat berbeda.
Kapolsek Tanjung Duren Polres Metro Jakarta Barat, Kompol Lambe P Birana mengatakan, penangkapan mereka berawal dari laporan masyarakat adanya pemerasan. Di mana para korban didatangi oleh para tersangka yang mengaku sebagai petugas Korps Lidik Krimsus RI Investigasi.
"Jadi pemerasan dilakukan para tersangka yang mendatangi dan mengancam di toko minuman yang menjual minuman beralkohol di Palmerah, dia diperas hingga Rp10 juta," ujar Lambe saat dikonfirmasi, Selasa (6/8).
-
Kenapa polisi minta uang ke korban? 'Tim Paminal dari Polrestabes Bandung melakukan pemeriksaan kepada Aiptu US. Hasilnya, terbukti yang bersangkutan meminta uang untuk operasional mencari motor korban yang hilang.'
-
Kenapa pelaku meminta uang dari korban? Kesaksian Korban Belum lama ini, terungkap modus kejahatan baru yang menyasar para pencari kerja. Diungkap sejumlah korban yang baru saja melakukan interview di salah satu lokasi berkedok perusahaan di Duren Sawit, pelaku membujuk agar sejumlah uang diserahkan. Bukan tanpa alasan, para korban turut dijanjikan segera mendapat pekerjaan impian. Sontak, uang tersebut diminta pelaku.
-
Mengapa pelaku mengancam korban? Korban sebenarnya sempat kabur kembali ke Kota Salatiga. Namun korban tidak berdaya karena diancam pelaku akan menyebarkan video dan foto hasil hubungan intim mereka. Karena takut korban kembali ke Solo dan disekap hingga Januari 2023.
-
Kenapa pelaku mengancam korban? Isi pesannya berisi kalimat ancaman bahwa akan memviralkan video-video asusila tersebut, jika korban tidak mau diajak berhubungan badan.
-
Bagaimana polisi minta uang? Ia menawarkan Rp 200 ribu, kemudian Rp 500 ribu. Hanya, uang tersebut dianggap kurang. Permintaan Rp 1 juta tidak ia penuhi.
-
Siapa yang meminta uang ke korban begal? Aiptu US dijebloskan ke rutan karena meminta uang kepada korban begal yang viral di media sosial.
Para korban awalnya ketakutan karena diancam akan ditutup usaha mereka. Hingga akhirnya memberikan sejumlah uang agar usahanya tak ditutup.
"Mereka ini menanyakan surat izin usaha perdagangan (SIUP) minuman beralkohol. Korban menjawab memiliki SIUP golongan A, Golongan B dan Golongan C sedang di proses. Tersangka mengancam dengan mengatakan akan mencabut surat izin usaha perdagangan," katanya.
"Korban ini merasa takut, kemudian para tersangka meminta kepada korban agar supaya tidak dicabut menyerahkan uang sebesar Rp10 juta. Dan disanggupi oleh korban sebesar Rp6 juta," sambungnya.
Atas laporan itu, polisi berhasil mengamankan para tersangka. Polisi pun menyita dua buah lencana atau peneng yang bertuliskan Korps Lidik Krimsus RI Investigasi, dan pistol mainan.
Dalam pemeriksaan, para tersangka mengaku juga memeras beberapa tempat usaha lain. Mereka pun mengakui perbuatannya dan telah meraup keuntungan hingga puluhan juta rupiah.
"Dari kasus ini, kita masih mengejar dua orang lagi yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) yakni AW, dan AL. Mereka kita jerat dengan Pasal 480 KUHP dan Pasal 368 KUHP," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Suasana mencekam saat ketiga pelaku, YN (54), MH (37), dan FJ (33), dievakuasi dari dalam mobil dekat rumah korban
Baca SelengkapnyaAncaman itu didapatkan agar mereka mau direlokasi.
Baca SelengkapnyaAwalnya pelaku yang menggunakan pakaian serba hitam, berhelm, beransel, dan bermasker itu masuk ke dalam minimarket
Baca SelengkapnyaKedua tersangka terbukti merusak lapak pedagang buah sekaligus menganiaya pemiliknya.
Baca SelengkapnyaPelaku lantas mengeluarkan senpi miliknya dan mengancam akan menembak korban lantaran cek-cok yang terjadi.
Baca SelengkapnyaSebuah video viral merekam detik-detik aksi perampok yang menyatroni salah satu toko minimarket di Jl. Kembangan Utara, Kembangan, Jakarta Barat.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Metro Jakarta Barat AKBP Andri Kurniawan mengatakan pihak kepolisian masih mendalami peran-peran masing-masing anggota ormas.
Baca SelengkapnyaKetika satu pelaku disusul dua rekannya yang berpura-pura ingin membeli rokok.
Baca SelengkapnyaTidak hanya menganiaya para pedagang, ratusan diduga preman itu juga merusak kios serta menjarah dagangan serta uang para pedagang.
Baca SelengkapnyaPara pelaku melakukan pengancaman terhadap warga dan merusak pos karcis.
Baca SelengkapnyaDua orang tak dikenal memalak korban dengan dalih uang keamanan
Baca SelengkapnyaFirdaus mengatakan, setiap kali beraksi komplotan perampok ini selalu membekali diri dengan senjata tajam dan senjata api rakitan untuk mengancam pegawai.
Baca Selengkapnya