Bawaslu Sebut Persoalan Logistik Jadi Faktor Petugas dan Pengawas Pemilu Kelelahan
Merdeka.com - Sebanyak hampir 150 petugas KPPS dan pengawas Pemilu 2019 meninggal dunia. Data saat ini, petugas KPPS yang meninggal sebanyak 119 orang dan 33 orang pengawas Pemilu. Salah satu penyebabnya adalah karena kecapaian selama mengawal proses Pemilu 2019.
Menurut Komisioner Bawaslu RI, Rahmat Bagja, persoalan logistik menjadi salah satu faktor para petugas ini harus bekerja ekstra. Bawaslu meminta permasalahan petugas dan pengawas Pemilu meninggal segera diselesaikan dan dievaluasi.
"Sekarang ada 33 (pengawas Pemilu meninggal). Tapi tidak usah dibesar-besarkan. Tapi kami tidak usah tiap hari muncul berapa yang meninggal. Selesaikan dulu permasalahan nanti kita hitung ramai-ramai dan evaluasi," jelasnya di Media Center Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (24/4).
-
Kenapa Bawaslu Jateng menangani pelanggaran Pemilu? “Data penanganan dugaan pelanggaran Pemilu 2024 di Jateng per 15 Juni 2023 menunjukkan bahwa 16 dugaan pelanggaran yang terbukti itu terdiri dari dua pelanggaran jenis administrasi, 10 pelanggaran jenis kode etik penyelenggara pemilu, serta empat pelanggaran hukum lainnya,“
-
Bagaimana Bawaslu menangani pelanggaran Pemilu? “Jika ada informasi pelanggaran, Bawaslu di Jawa Tengah akan mengutamakan pencegahan. Jika pencegahan sudah dilakukan tapi tetap terjadi pelanggaran, maka pengawas pemilu akan memproses penanganan pelanggaran,“
-
Siapa yang bertanggung jawab atas logistik pemilu? Selain itu, KPU memiliki tanggung jawab untuk mendistribusikan logistik pemilu, termasuk surat suara, dan memastikan logistik tersebut mencapai TPS dengan tepat waktu.
-
Apa saja yang menjadi kendala distribusi logistik Pemilu di Papua? Seperti, sarana transportasi khusus, misalnya, sewa pesawat atau perahu motor yang dilanjutkan dengan berjalan kaki.
-
Bagaimana Bawaslu DIY menghadapi kerawanan Pilkada 2024? Bawaslu telah meminta pemangku kepentingan terkait, KPU, serta forum komunikasi pemerintah daerah (forkompinda) bersinergi menyiapkan langkah strategis menghadapi kerawanan pilkada itu.
-
Apa yang menjadi fokus pengawasan Bawaslu dalam Pilkada 2024? Lolly mengatakan bahwa pengawasan media sosial menjadi salah satu hal yang didalami oleh Bawaslu agar mitigasi dapat dilakukan saat mengawasi pelaksanaan Pilkada 2024.
Sistem Pemilu yang lebih rumit dari tahun sebelumnya diduga sebagai salah satu pemicu munculnya korban jiwa. Bagja mengatakan hal itu tak hanya menjadi pertanyaan yang harus dijawab Bawaslu, tapi juga KPU untuk dievaluasi bersama. Dia menyampaikan, pembuat UU telah menghitung saat perancangan UU Nomor 7 Tahun 2017 dimana penghitungan suara harus rampung dalam hari yang sama pukul 24.00 dengan batas pemilih di tiap TPS 500 orang. Namun kemudian diperbaiki dengan terbitnya PKPU yang menetapkan penghitungan suara dilaksanakan sampai pukul 24.00 dengan batas 300 pemilih di tiap TPS.
"Itu salah satunya untuk menghindari kelelahan yang ada. Karena batas itu 24 jam tapi harus dihitung juga permasalahan capek itu dan permasalahan logistik yang juga belum selesai," jelas Bagja.
Salah satu persoalan logistik yang belum selesai ialah adanya logistik tertukar dan rebutan logistik. Bagja mengatakan KPU harus terbuka dengan masalah logistik ini.
"Kenapa ada yang menunggu logistik dari jam 12 atau jam 10 malam sampai jam 4 pagi dan kemudian harus bertugas dari jam 7 pagi lagi," sebutnya.
"Ada yang menunggu seperti itu dan ada kejadian. Buka saja memang ada masalah untuk logistik. Tapi bukan kemudian ini curang. Ini masalah pemicu teman-teman kecapaian itu salah satunya adalah permasalahan logistik yang harus ditunggu," lanjutnya.
Proses penghitungan suara juga menurutnya memakan waktu lama dan melelahkan bagi para petugas.
"Kalau (surat suara) presiden gampang hanya satu lembar HVS. Kalau DPR kan harus dibalik lagi dan itu memerlukan waktu. Misalnya jaraknya 3 meter antara saksi dengan KPPS yang menghitung. Itu pasti tidak bisa terbaca. Maka harus mendekat dan itu salah satu yang membuat teman-teman juga kelelahan," jelasnya.
Terkait asuransi bagi para pengawas maupun petugas Pemilu, Bagja mengatakan telah diusulkan saat rapat kerja dengan DPR. Namun bagaimana tindak lanjutnya, dia meminta agar menanyakan ke Menteri Keuangan.
"Kami sudah mengajukan di rapat komisi. Jadi kalau itu tanya ke Kemenkeu," pungkasnya.
(mdk/noe)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ketua Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) RI Rahmat Bagja mengatakan, 30 petugas pengawas Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaKapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar mengakui banyak anggotanya yang tugas mengawal pemilu jatuh sakit akibat kelelahan.
Baca SelengkapnyaPetugas yang menjadi anggota BPJS Ketenagakerjaan juga akan mendapat santunan lain sebagaimana porsinya.
Baca SelengkapnyaRatusan petugas pemilu di Garut jatuh sakit akibat kelelahan saat bertugas.
Baca SelengkapnyaJika nantinya kajian tersebut dianggap memenuhi syarat pelanggaran Pemilu, maka tidak menutup kemungkinan adanya PSU.
Baca SelengkapnyaLogistik yang di angkut menuju Desa Cipang Kiri Hulu yakni Kotak Suara berisi Surat Suara 40 buah dan Beberapa ATK pendukung
Baca Selengkapnyastres ditandai gejala mual, pusing, hilang nafsu makan hingga sulit tidur.
Baca SelengkapnyaKetua Bawaslu Rahmat Bagja mengusulkan penyelenggaraan pemilu dan pilkada tidak dilaksanakan dalam tahun yang sama.
Baca SelengkapnyaMenteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyoroti jam kerja para petugas Pemilu 2024 yang sangat berat.
Baca SelengkapnyaKondisi infrastruktur yang kurang memadai menjadi tantangan tersendiri dalam pendistribusian logistik Pemilu di Rohil.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Kesehatan Sulsel Ishaq Iskandar mengungkapkan jumlah petugas KPPS yang sakit jumlahnya terus bertambah.
Baca SelengkapnyaKeduanya meninggal usai melakukan serangkaian proses persiapan pencoblosan.
Baca Selengkapnya