Bayi 9 bulan di Samarinda tewas penuh luka diduga disiksa orangtuanya
Merdeka.com - Bayi laki-laki 9 bulan di Samarinda, Kalimantan Timur, tewas mengenaskan dengan badan penuh luka. Diduga, bayi malang itu disiksa ayah tirinya dan ibu kandungnya berulangkali. Keduanya, kini meringkuk di penjara.
Kedua terduga pelaku, ibu kandung sang bayi Gayatri (25) dan suami sirinya, Doni (23), ditangkap Jumat (2/2) malam kemarin. Kasus itu terbongkar, setelah polisi menerima kabar dari petugas RSUD AW Sjahranie Samarinda, adanya bayi di kamar jenazah yang diduga meninggal tak wajar.
"Dari informasi itu, tim kami bergerak ke rumah sakit. Ternyata benar," kata Kapolsekta Samarinda Ilir Kompol Chandra Hermawan, kepada merdeka.com, di kantornya, Jalan Bhayangkara, Samarinda, Sabtu (3/2) siang.
-
Apa yang terjadi pada bayi tersebut? 'Tapi bayi itu selamat. Dia sehat,' ungkap Nana Mirdad seraya membagikan cuplikan-cuplikan video penanganan sang bayi oleh tenaga medis di UGD.
-
Siapa yang menemukan bayi tersebut? Bayi mungil yang diberi nama Bella oleh ART Nana Mirdad, yang pertama kali menemukannya, akhirnya bisa tenang dan tertidur setelah merasa hangat dan kenyang setelah minum susu.
-
Bagaimana kondisi bayi tersebut? Dengan suhu badan yang rendah mencapai 35,7 derajat Celsius saat tiba di rumah sakit, si kecil yang mengalami hipotermia dihangatkan dan diberikan pertolongan pertama secara intensif.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Kenapa bayi nya meninggal? Salah satu penyebab bayi laki-laki itu meninggal dunia karena lokasi melahirkan tidak memadai.
Kondisi jasad bayi itu sangat mengenaskan. Di sekujur badannya ditemukan luka lama mengering, dan luka baru. Di bagian wajah dan leher, juga terlihat luka memar dan juga titik luka diduga sundutan rokok.
"Di lengan kanan ada luka diduga bekas gigitan. Ada juga luka bekas gigitan lain di badan korban," ujar Chandra.
Kepolisian kemudian tidak ingin berlama-lama. Penyelidikan mengarah kepada kedua orangtuanya, Doni dan Gayatri, yang setiap hari selalu bersama korban.
"Keduanya kami amankan malam tadi," sebut Chandra.
Bayi nahas itu diduga meninggal Kamis (1/2) malam, setelah sore sebelumnya, sekira pukul 17.00 WITA, dalam kondisi napas sesak, bayi itu sempat dibalikkan badannya oleh Doni karena tersedak susu.
"Jadi korban ini, diduga kondisi sesak napas, dibalik kaki di atas dan kepala di bawah istilahnya disungsang ya karena tersedak susu. Itu diperkuat keterangan saksi," ungkap Chandra.
Dalam kondisi diduga sekarat, bayi itu malam harinya sempat dibawa ke RS Ibu dan Anak Aisyiah di Jalan Pangeran Hidayatullah, hingga dirujuk ke RS AW Sjahranie dan meregang nyawa di rumah sakit itu.
"Kamis malam kemarin, waktu petugas datang, keluarga korban ini sempat kaget kok polisi tahu? Mereka berkeras sempat minta langsung dimakamkan. Tapi saya bilang, jangan dimakamkan dulu," terang Chandra.
Setelah sempat dibawa pulang ke rumah orangtua Gayatri di Jalan Otto Iskandardinata, bayi malang itu kemudian dibawa kembali ke RSUD AW Sjahranie untuk divisum, Jumat (2/2).
"Ya itu, hasil visum ada memar dan bekas gigitan di lengan dan luka lama, juga luka baru di badannya. Saya sampai ngeri melihatnya, ingat anak saya," terang Chandra.
Sejauh ini, keduanya belum bisa dimintai keterangan mendalam, untuk memastikan motifnya.
"Motifnya menganiaya belum jelas ya. Keterangannya masih berbelit, dan kita masih mendalami. Bapak bayi itu sempat mengaku hanya menampar. Luka-luka di badan anaknya itu cuma karena alergi. Kami masih dalami, dan kita berkoordinasi dengan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI)," demikian Chandra.
Dari gambar yang diterima merdeka.com, kondisi bayi laki-laki itu sangat mengenaskan. Seluruh badan bagian depan dan belakang, luka-luka. Juga terlihat memar di lengan dan kepalanya, dan kakinya. Bahkan, ada titik luka bakar diduga sundutan rokok. Yang mencengangkan lagi, ada luka bekas gigitan hingga mengoyak daging lengan bayi itu.
Kedua pelaku mendekam di sel penjara Polsekta Samarinda Ilir. Sementara, polisi menjeratnya dengan Undang-undang No 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan Atas Undang-undang No 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
(mdk/pan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bayi tersebut sudah dirawat oleh pasangan suami istri tersebut sejak usia 4 bulan.
Baca SelengkapnyaKasat Reskrim Polres Sumbawa, Iptu Regi Halili mengatakan, pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap sejumlah saksi, serta ahli medis.
Baca SelengkapnyaDiduga, sebelum dibuang ke saluran irigasi, bayi tersebut mendapatkan penyiksaan dari orang tuanya.
Baca SelengkapnyaHasil pemeriksaan di Puskesmas Sragi 1, korban ada luka di leher dan di perut dan punggung ada luka memar
Baca SelengkapnyaDi hari kejadian, ibu tersebut juga sempat terlibat pertengkaran dengan mertuanya.
Baca SelengkapnyaJasad bayi ini ditemukan oleh warga saat mengais cabai.
Baca SelengkapnyaMomen polisi sampai tak bisa tahan tangis saat evakuasi balita yang disiksa ayah kandungnya sendiri di Pinrang, Sulawesi Selatan.
Baca SelengkapnyaPria Ini Curiga Bayinya Hasil Selingkuhan Istri dengan Pria Lain, Lalu Dianiaya Hingga Tewas
Baca SelengkapnyaPelaku mengaku melakukan kekerasan kepada bayi 7 bulan itu karena gemas.
Baca SelengkapnyaKorban ditemukan di Kampung Ciketing, Kecamatan Bantargebang, Kota Bekasi.
Baca SelengkapnyaSang ibu, RY telah ditahan, tapi polisi menemukan kendala saat memeriksanya.
Baca SelengkapnyaJasad bayi yang baru lahir itu sudah membiru dan mengeluarkan bau tak sedap.
Baca Selengkapnya