Bayi kurang gizi di Bali, terlahir cacat tubuh dan hampir buta

Merdeka.com - Nasib malang diderita Ni Kadek Sri Astiti, balita berumur 9 bulan, di dusun Batumadeg, Kecamatan Abang Karangasem Bali. Hidup dari keluarga miskin, membuat dirinya tidak sulit mendapat gizi baik dari kedua orang tuanya.
Anak kedua dari pasangan suami istri, Wayan Suparta (31) dan NI Wayan Sariasih (21), itu hampir mengalami kebutaan permanen. Kedua matanya hampir ditutupi selaput putih. Tidak hanya itu, bayi malang ini juga mengalami kelainan pada tubuhnya mengakibatkan perkembangan tangan dan kakinya tidak normal. Akibatnya, dia belum bisa berjalan pada usianya kini.
Keluarga ini tinggal di gubuk bambu berukuran berukuran 4 x 4. Kondisinya hampir terlihat laiknya kandang ternak.
Diakui Sariasih, sejak lahir bayi malang ini nyaris tidak mendapatkan asupan gizi cukup. "Jangankan beli susu, untuk periksakan kandungan saat itu tidak bisa. Makan sehari hari hanya gaplek yang diambil dari sisa ubi di ladang orang yang rusak," ungkap Sariasih sambil mengusap tangis.
Semasa hamil, Sariasih mengaku sama sekali tidak pernah mengalami hal aneh termasuk firasat buruk. Hingga jelang lahiran saat kehamilan usia sembilan bulan, dia baru memeriksakan kandungannya ke RSUD Karangasem.
"Di sanalah saya langsung kaget, ketika dokter mengatakan kalau bayi dalam kandungan saya ada kelainan," sebutnya.
Waktu kelahiran akhirnya tiba. Suriasih akhirnya percaya apa dikatakan dokter ketika memeriksa kandungannya. “Waktu anak saya baru lahir, saya melihat sudah terjadi kelainan. Mata anak saya putih, sementara tangan dan kakinya juga tidak normal,” sambung Wayan Suparta.
Dokter juga saat itu mengatakan jika anaknya mengalami kelainan bawaan. Kata Suparta, saat itu dokter hanya bilang kalau mata anaknya ini harus dicangkok.
"Saya bingung cari duit di mana. Selama ini saya hanya jual jasa tenaga tangkap babi ke peternak. Makan saja susah," ungkapnya.
Selama ini mereka hanya bisa merawat sang bayi dengan makanan seadanya, yakni gaplek. Makanan itu merupakan campuran ubi dan beras terus ditanak. Jangankan untuk makan lauk enak, gaplek saja bagi mereka cukup.
Menurut keduanya, bayinya masih bisa melihat. Buktinya ketika diberikan sesuatu anaknya itu masih merespon dengan berusaha mengambil dan memegang barang atau benda yang diberikan. (mdk/ang)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya