BBKSDA buru Harimau Sumatera diduga tewaskan dua warga di Indragiri Hilir
Merdeka.com - Sejak Januari hingga Maret 2018, sudah 2 orang warga menjadi korban terkaman Harimau di Kecamatan Plangiran Kabupaten Indragiri Hilir Provinsi Riau. Untuk itu, Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Riau langsung ke lokasi guna melakukan penangkapan. Mereka menambah personel dibantu kepolisian setempat.
Dua korban itu adalah Jumiati dan Yusri. Keduanya meninggal dunia akibat terkaman taring dan cakar hewan karnivora tersebut. Namun, daging kedua korban tidak dimakan, hanya terdapat luka cakaran dan gigitan taring tapi mematikan.
"Terkait insiden ini kami meningkatkan jumlah personel khusus untuk pembiusan agar dapat lebih tersebar di hamparan hutan dan kebun yang panjang jalur sampai 40 kilometer," ujar ketua tim penyelamat Harimau Sumatera, Mulyo Hutomo, Rabu (14/3).
-
Mengapa Harimau Sumatera diburu? Diburu karena Mitos Kucing besar ini sangat dihormati masyarakat sejumlah daerah di Sumatera. Penghormatan terhadap si belang bagai pisau bermata dua. Ada yang melindungi, tapi banyak pula yang memburunya karena mitos ingin mendapatkan kekuatan mistis dari hampir semua bagian tubuhnya, mulai dahi, kumis, taring, kuku, kulit, dan lainnya.
-
Di mana serangan harimau terjadi? Dalam pemberitaan surat kabar De Staandard edisi 13 Februari 1883, diberitakan tentang seorang warga yang diterkam harimau dan jasadnya ditemukan di hutan.
-
Kenapa Harimau Jawa diburu? Sayangnya, harimau menjadi perlambangan roh-roh jahat sehingga harus dibasmi dan diusir lewat pembantaian.
-
Siapa yang mengancam kelangsungan hidup harimau? Permintaan tulang, kulit, dan bagian tubuh harimau lainnya menyebabkan meningkatnya kasus perburuan dan perdagangan manusia.
-
Kenapa serangan harimau terjadi? Hewan besar itu langsung menerkam, mencabik dan mengigit seseorang yang kebetulan bersinggungan.
-
Bagaimana cara melindungi Harimau Sumatera? Keberadaan harimau sumatera dilindungi berdasarkan UU Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Meski dilindungi, jika hutan terus berubah menjadi kebun, bukan tidak mungkin si raja hutan ini akan punah.
Menurut Hutomo, yang juga menjabat sebagai Kabid Wilayah 1 BBKSDA Riau ini, sebelum tim tambahan dikirim, pihaknya masih berupaya melakukan mediasi kepada masyarakat setelah raja rimbau tersebut menerkam seorang warga bernama Yusri dan Jumiati hingga meninggal akhir pekan ini.
"Apabila situasi telah berhasil dikendalikan, tim tersebut akan segera diberangkatkan ke Kecamatan Pelangiran, lokasi penerkaman harimau," katanya.
Penambahan jumlah personel khusus untuk upaya pembiusan Harimau bernama Bonita itu, telah disetujui dan merupakan instruksi langsung oleh Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam dan Ekosistem.
Sebelumnya, Yusri, seorang buruh bangunan di Dusun Sinar Danau, Desa Tanjung Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Indragiri Hilir meregang nyawa setelah diserang seekor harimau sumatera pada Sabtu malam (10/3).
Sebelum itu, awal Januari 2018 lalu seorang warga bernama Jumiati juga meninggal dunia karena insiden yang sama, diserang harimau. Wanita berusia 33 tahun itu meninggal saat sedang melakukan perawatan sawit di tempat ia bekerja, PT Tabung Haji Indo Plantantion (THIP).
Setelah insiden pertama, tim BBKSDA Riau telah diturunkan untuk menangkap dan menyelamatkan harimau tersebut. Tim tersebut terdiri dari TNI, Polisi dan sejumlah pegiat satwa dilindungi.
Sejumlah perangkap juga telah dipasang. Perangkap-perangkap berbentuk kotak berisi kambing jantan dan babi hutan menyebar di sekitar lokasi itu.
Begitu juga kamera pengintai, yang dipasang di setiap sudut dimana perangkap itu berada. Namun, selama lebih kurang dua bulan pencarian, belum ada perkembangan berarti.
Hutomo mengatakan di sekitar lokasi terpantau dua ekor harimau Sumatera. Keduanya berjenis kelamin betina, berusia sekitar empat tahun. Untuk mempermudah identifikasi, BBKSDA Riau memberi nama keduanya dengan nama Boni dan Bonita.
Dalam kejadian ini, Bonita diduga kuat pelaku penerkam warga. Sebab, Jumiati sebelumnya tewas di tangan Bonita. Bonita juga disebut mengalami perubahan prilaku usai menerkam Jumiati. Di antaranya, tidak sungkan untuk bertemu dan mendekati manusia. Sebab, harimau normal pada umumnya akan menghindar dan lari saat melihat kerumunan manusia. Beberapa kali pula warga melihat Bonita berkeliaran di areal perkebunan sawit.
Tidak sedikit gambar rekaman Bonita berkeliaran di perkebunan sawit direkam warga. Namun, untuk memastikan hal tersebut, Hutomo mengatakan, pihaknya masih terus mendalaminya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kejadian penyerangan harimau sumatera terhadap warga di Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung ini bukan yang pertama kalinya.
Baca SelengkapnyaAtasi Konflik Harimau dengan Manusia, KLHK terjunkan penembak bius
Baca SelengkapnyaSerangan hewan buas yang berada di kawasan TNBBS itu menyebabkan satu orang terluka dan dua meninggal.
Baca SelengkapnyaSebelum diciduk polisi, kedua tersangka saat itu masih mencari pembeli dengan harga tertinggi
Baca SelengkapnyaKejadian harimau masuk permukiman di Desa Sodong, Kabupaten Batang membuat resah warga.
Baca SelengkapnyaMasuknya dua ekor gajah jantan itu telah dipantau petugas BKSDA. Saat ini kawanan gajah liar masuk permukiman di SP 6.
Baca SelengkapnyaSaat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMomen itu terekam CCTV terjadi pada 30 Mei 2024 pukul 02.00 dini hari
Baca SelengkapnyaDua harimau betina ini diberi nama Ambar Goldsmith dan Beru Situtung.
Baca SelengkapnyaSeorang warga bernama Rusli (62) meninggal dalam upaya penangkapan kera liar di Desa Wanakerta, Kecamatan Cibatu, Garut, Jawa Barat, Kamis (21/3) pagi.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca SelengkapnyaPekerja bernama Rahmad (26) tewas diterkam harimau sumatera di HTI yang dikelola perusahaan akasia itu pada Kamis (9/5).
Baca Selengkapnya