BBKSDA NTT kembali tangkap buaya muara sepanjang 4 meter
Merdeka.com - Balai Besar Konversi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Nusa Tenggara Timur, kembali menangkap seekor buaya muara yang sering muncul dan meresahkan warga pesisir pantai Teluk Kupang. Kali ini, reptil raksasa berukuran empat meter itu ditangkap di muara Sungai Manikin, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang.
Operasi penangkapan dilakukan oleh unit penanganan satwa BBKSDA itu, dilakukan atas laporan masyarakat setempat, yang sering diresahkan reptil raksasa ini saat melaut.
Buaya berkelamin jantan itu ditangkap dalam keadaan luka menganga di bagian lambung sebelah kiri, yang diperkirakan akibat berkelahi dengan buaya lainnya. Sehingga, tim dokter dari Balai Karantina Hewan setempat langsung menjahit lukanya agar tidak mengganggu kesehatan reptil itu.
-
Kenapa warga khawatir tentang buaya? Kalau buaya yang masih kecil itu hidup liar, dikhawatirkan ada induknya yang masih berkeliaran di sekitar sungai Desa Kebonagung.
-
Mengapa buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya menyerang korban? 'Korban ini meninggal dunia setelah kakinya digigit buaya, lalu satwa tersebut menghempaskan tubuh korban berkali-kali di Sungai Selagan,' katanya seperti dilansir dari Antara, Senin (15/4).
-
Dimana buaya paling berbahaya? Spesies yang paling mematikan adalah buaya Nil yang mendiami sekitar sungai Nil.
-
Apa jenis ikan cupang yang sangat agresif? Sesuai dengan namanya, jenis ikan cupang giant memiliki ukuran cukup besar yakni mencapai 12 sentimeter. Jenis ikan ini hasil kembangbiakan breeder dari Thailand.Cupang ini termasuk sangat agresif. Meski begitu, lantaran tubuh yang besar jadi tak selincah ikan cupang pada umumnya.
-
Siapa pemangsa manusia di laut? Ikan hiu besar ketiga di dunia, dikenal sebagai ikan hiu putih, memiliki berat maksimal mencapai 3,32 ton dan bisa tumbuh hingga panjang sekitar 15 hingga 20 kaki.
Tim yang mendapat laporan, langsung turun menyisiri muara sungai Sumlili dan berhasil melumpuhkan reptil air itu pada Rabu (16/3) pukul 21.15 WITA.
"Warga sempat membantu memasang jaring buaya, yang memang selalu disiagakan di muara-muara untuk menutup mulut muara," kata Kepala BBKSDA NTT, Tamen Sitorus, Kamis (17/3).
Kuat dugaan, masih banyak buaya muara berkeliaran di sekitar pantai Teluk Kupang. Masyarakat diminta selalu waspada jika ingin melaut maupun berekreasi di pantai.
Pihak BBKSDA NTT merilis, sejak Oktober 2011 hingga awal 2016, tercatat 24 orang meninggal akibat diserang buaya. Data itu bisa saja meningkat, mengingat tidak semua insiden terdata dengan lengkap.
"Kami mendorong pemerintah untuk terbentuknya tim koordinasi penanganan konflik satwa dan manusia, berdasarkan peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.48/Menhut-II/2008 tentang pedoman penanggulangan konflik antara manusia dan satwa liar," tambah Tamen Sitorus.
(mdk/ary)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini, buaya tersebut telah diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA).
Baca SelengkapnyaMenurut dia, buaya merupakan hewan yang berpotensi membunuh manusia sebab termasuk ke dalam hewan buas.
Baca SelengkapnyaSeekor buaya sepanjang 3,5 meter berhasil ditangkap warga di Mandailing Natal pada Sabtu (23/9).
Baca SelengkapnyaSeorang nelayan bernama Samaun, asal Pangkah Wetan saat dikonfirmasi membenarkan keberadaan buaya muara di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik.
Baca SelengkapnyaSetelah 5 bulan dirawat dalam kolam krangkeng besi buaya tersebut kemudian dikhawatirkan lepas.
Baca SelengkapnyaBaru buaya titipan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) yang berukuran 3 sampai 5 meter setelah lepas dari penangkaran ditangkap.
Baca SelengkapnyaUntuk menangkap buaya ini, satu regu petugas Damkarmat dari Pos Mojo diterjunkan ke lokasi.
Baca SelengkapnyaProses evakuasi buaya berukuran cukup besar ini menghebohkan warga sekitar.
Baca SelengkapnyaKeberadaan buaya itu terlihat cukup lama. Kemunculannya diketahui terjadi saat air Sungai Musi dalam keadaan pasang.
Baca SelengkapnyaTanpa diduga, sebanyak tiga ekor buaya yang nampak buas muncul dari gorong-gorong. Peristiwa ini membuat satu kampung geger.
Baca SelengkapnyaPenemuan tiga buaya dari dalam jalan rusak tersebut membuat panik warga.
Baca SelengkapnyaApapun latarbelakangnya, pembunuham hewan dilindungi melanggar undang-undang.
Baca Selengkapnya