BBM naik, sopir angkot di Pasar Senen galau soal tarif
Merdeka.com - Jasa angkutan umum merupakan salah satu yang langsung terkena dampak dari kenaikan harga BBM. Juntak (35) seorang koordinator dari para sopir Mikrolet di kawasan Terminal Pasar Senen, Jakarta Pusat, turut mengeluhkan hal tersebut.
Menurutnya, para sopir angkot saat ini sedang galau karena harga BBM sudah naik sementara tarif angkutan belum juga dinaikan.
"Jelas terasa sekali perubahannya, terutama masalah tarif. Kalau sebelumnya sehari itu kita bisa keluarkan Rp 100 ribu buat bensin, terus yang Rp 50 ribu buat makan, sekarang mana cukup. Belum lagi ongkos penumpangnya nggak boleh naik," kata Juntak saat ditemui bersama kawan-kawannya sesama supir Mikrolet di Terminal Senen, Jakarta, Rabu (19/11).
-
Kapan harga BBM Pertamina diubah? PT Pertamina (Persero) kembali menyesuaikan harga BBM nonsubsidi per 1 November 2023.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kapan Pertamina turunkan harga BBM? Pada periode 1 November 2023, Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
Ketika ditanya soal rencana mogok sopir angkutan umum yang rencananya dilakukan hari ini, pria berlogat Batak ini mengatakan dirinya bersama para sopir mikrolet lainnya tidak bisa berbuat apapun, jika tidak ada arahan dari pihak Organda DKI.
"Ya kita nggak tahu lah, mengikuti bagaimana semestinya saja. Kalau dari Organda belum ada info atau surat apapun untuk mogok, ya kita nggak bisa berbuat apa-apa juga. Ini saja dari mereka belum ada kabar. Katanya tunggu Pak Ahok dilantik apa bagaimana saya nggak ngerti," kata Juntak.
Hal yang sama juga dikeluhkan oleh Patriajat (49) sopir Mikrolet lainnya yang ditemui merdeka.com di depan stasiun kereta api Pasar Senen. Dia bahkan menyayangkan sikap arogan dari petugas Dinas Perhubungan DKI, yang pagi tadi melakukan razia kepada para sopir Mikrolet dan bus di sekitar terminal Pasar Senen.
"Kalau BBM naik tapi tarif nggak naik, kita mesti gimana dong Pak? Bahkan tadi sekitar jam 08.00 WIB pagi aja kita diperiksain di sini sama Dinas Perhubungan DKI, katanya mau razia tarif. Setiap penumpang yang turun angkutan ditanyain kena tarif berapa," kata Patriajat.
Mengenai kenaikan tarif, Patriajat mengaku tidak memusingkan mengenai jumlahnya, asalkan setara dengan kenaikan harga BBM dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liternya.
"Ya kita mah nggak mau muluk-muluk, kalau naiknya BBM itu Rp 2.000 per liter, samain aja naiknya sama tarif angkutan. Biar kita juga nggak makin susah aja lah pokoknya," ujar Patriajat menambahkan.
Pantauan merdeka.com, aktivitas sejumlah angkutan umum di sekitar stasiun kereta api dan terminal Pasar Senen pada Rabu (19/11) siang, masih berjalan normal. Tidak ada tanda-tanda para awak sopir angkutan tersebut akan melakukan mogok akibat kenaikan harga BBM.
Namun, diakui oleh warga sekitar terminal, jumlah angkutan Mikrolet yang beroperasi hari ini berkurang dibanding hari biasanya. Sebab, sejumlah sopir memutuskan untuk tidak menarik angkutan mikroletnya, menunggu kepastian mengenai tarif angkutan umum dari pihak Organda dan pemerintah.
(mdk/dan)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ratusan angkutan umum bus kecil bekas Mikrolet, APB, dan Jaklingko Mikrotrans memadati jalan di depan Balai Kota Jakarta.
Baca SelengkapnyaAturan baru ditetapkan pada 4 Juli 2023 lalu dan diberikan waktu 30 hari untuk penyesuaian tarif.
Baca SelengkapnyaOjol berencana menggelar unjuk rasa pada hari ini soal pemotongan tarif yang dianggap membebankan mitra driver.
Baca SelengkapnyaMereka mengkritisi kenaikan harga bahan pokok, terutama beras, setelah pelaksanaan Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaYusup pun menyinggung soal kenaikan UMP DKI 2023. Kala itu, Heru bisa menaikkan UMP sebesar 5,6 persen.
Baca SelengkapnyaPengguna transportasi umum keberatan dengan tarif yang mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaAksi yang dilakukan oleh para awak angkutan dilakukan karena sejumlah persoalan yang terjadi di lapangan.
Baca SelengkapnyaMaxim Indonesia mengimbau mitra pengemudi untuk menyampaikan aspirasi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaSaat ini, sejumlah rekan profesi pengemudi ojek online (ojol) membutuhkan waktu yang cukup lama untuk memperoleh Pertalite.
Baca SelengkapnyaPT Persero ASDP Indonesia Ferry akan memberlakukan tarif baru pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia yang mulai berlaku pada 3 Agustus 2023.
Baca Selengkapnyamassa buruh menggelar aksi di Jalan Ahmad Yani, tepatnya di bawah Flyover Summarecon Bekasi
Baca SelengkapnyaBanyak keluhan dari para pengelola SPBU soal kenaikan pajak BBM 10 persen di Jakarta tersebut.
Baca Selengkapnya