Bebani APBN tiap tahun, lumpur Lapindo seperti parasit
Merdeka.com - Pembahasan RUU APBN Perubahan 2013 akhirnya menyepakati satu poin pembahasan tentang alokasi anggaran untuk penanggulangan lumpur Lapindo. Fraksi-fraksi di DPR menyepakati alokasi anggaran sebesar Rp 155 miliar.
Pasal 9 ayat 1 RUU APBN 2013, disebutkan "untuk kelancaran upaya penanggulangan lumpur Sidoarjo, alokasi dana pada Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) tahun anggaran 2013 dapat dipergunakan".
"Kita agak kecolongan, pembahasan RAPBN-P kemarin fokus pada naik atau tidak naiknya harga BBM," kata Wakil Sekjen PDIP yang juga anggota Komisi III DPR Achmad Basarah di Gedung Parlemen, Senayan Jakarta, Selasa (18/6).
-
Apa itu BPKB? Kebutuhan mendesak di tengah kondisi finansial yang sulit, membuat orang-orang mencari solusi pinjaman dana guna memenuhi kebutuhannya. Salah satu solusi yang dapat dilakukan adalah pinjaman dana dengan menggadaikan BPKB (Buku Pemilik Kendaraan Bermotor).
-
Kenapa PKB mendukung yang lain di Pemilu lalu? 'Kita kumpul berbeda bisa kerja sama saudara-saudara sekalian walaupun dalam pemilihan yang lalu PKB mendukung yang lain, tapi saya mengatakan dari awal saya yakin pada saatnya PKB akan kembali mendukung saya. Saya yakin saya yakin bahwa PKB akan bersama saya membangun bangsa,'kata Prabowo.
-
Kenapa aturan baru BBM Subsidi dibuat? Aturan ini dirancang untuk memastikan distribusi BBM bersubsidi lebih tepat sasaran dan efisien.
-
Kenapa PKB dibentuk? Pembentukan partai ini diusulkan oleh kaum nahdliyin di berbagai daerah. Pasalnya, banyak warga NU yang ingin agar dibentuknya sebuah badan atau partai politik yang mewadahi aspirasi mereka di seluru pelosok Nusantara.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Kapan konsumsi BBM Pertamina melonjak? PT Pertamina Patra Niaga, Sebagai Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) mencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) pada masa mudik Hari Raya Idulfitri 1445 H, tepatnya per Kamis (4/4) pada H-6 melonjak dibandingkan hari biasa.
Padahal, poin ini tak kalah penting dibanding dengan pembahasan naik atau tidaknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM). Apalagi alokasi anggaran untuk Lapindo ini juga menuai banyak kritikan.
Misalnya Koordinator Investigasi dan Advokasi Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra), Uchok Sky Khadafi. Menurut dia kasus Lapindo ini seperti parasit yang menggerogoti APBN.
Seharusnya, dia melanjutkan, beban bencana lumpur diserahkan ke perusahaan milik keluarga Aburizal Bakrie itu. "Jadi seperti parasit. Membebani APBN. Seharusnya APBN murni bisa diperuntukan rakyat miskin, ternyata harus digunakan untuk Lapindo," kata dia.
Apalagi tidak ada transparansi dalam Pasal 9 RUU APBN 2013. Seharusnya pemerintah mencantumkan berapa anggaran dari APBN yang sudah digelontor untuk menangani lumpur Lapindo, dan berapa dana yang sudah dicairkan PT Minarak Lapindo Jaya.
Uchok menyesalkan lolosnya pasal itu. Dia menilai pemilik Lapindo dan beberapa politisi di DPR pandai membungkus masalah ini sehingga lolos dalam APBN, sementara publik dibuat tidak 'ngeh' untuk mengkritisi masalah itu.
"Ini kerja sama yang baik antara Golkar dan Demokrat. Ini kompensasi buat Golkar atas kenaikan BBM. Awalnya saling menyandera, Golkar punya Pasal 9, Demokrat punya BBM. Dari pada ribut, kuncinya dibuang," terangnya.
Seperti diketahui, sudah sejak 2007 lalu pemerintah menangani kasus Lapindo. Setidaknya sudah triliunan anggaran digelontor pemerintah. Pada 2007 silam APBN mengalokasikan anggaran Rp 505 miliar, lalu pada 2008 anggaran bertambah dua kali lipat menjadi Rp 1,1 triliun.
Tahun berikutnya, besaran anggaran naik tipis menjadi Rp 1,14 triliun. Kucuran berlanjut terus. Pada 2010, negara menganggarkan Rp 1,21 triliun, dan pada 2011 sebesar Rp 1,3 triliun.
Sementara pada APBN 2012, anggaran tetap Rp 1,3 triliun. Tahun ini, pemerintah kembali menganggarkan sebesar Rp 155 miliar. Sehingga total anggaran untuk Lapindo mulai 2007 lalu, kurang lebih sebesar Rp 6,3 triliun.
Sementara itu, PT Minarak Lapindo Jaya, hingga kini sudah menghabiskan anggaran hingga Rp 10 triliun. Dana itu untuk ganti rugi lahan warga. Celakanya, lumpur Lapindo ini menyembur terus. Belum ada yang bisa memprediksi sampai kapan berhenti.
Menurut Uchok, lumpur itu seharusnya sudah menjadi resiko Lapindo. Mereka harus mempertanggungjawabkan kepada publik, tanpa campur tangan pemerintah. Sebab awalnya mereka yang melakukan pengeboran, sehingga lumpur menyembur.
Masalahnya, bila terus-terusan pemerintah menggelontor dana setiap tahun, kedepan bisa terus membebani keuangan negara. Padahal, di sisi lain masih banyak rakyat miskin di negeri ini yang juga membutuhkan bantuan pemerintah.
"Sepertinya ini sudah direncanakan oleh para elit partai supaya uang pribadi mereka tidak sama-sama keluar, sehingga solusinya ya lewat APBN," kata Uchok. (mdk/mtf)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pemerintah telah mengimpor BBM hingga Rp251 triliun sepanjang 2019-2023.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran tersebut disiapkan demi menjaga stabilitas harga energi.
Baca SelengkapnyaProgram pendidikan, hingga kesehatan harus berbagi dengan impor BBM.
Baca SelengkapnyaAlasan pemberian subsidi BBM karena harga jual BBM terutama minyak tanah, berada di bawah biaya produksinya.
Baca SelengkapnyaEddy menuturkan, jika melihat pemanfaatan subsidi BBM yaitu Pertalite, maka subsidi tersebut justru banyak yang tidak tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPembayaran Rp132,44 triliun tersebut merupakan pembayaran untuk Dana Kompensasi TW I-III 2023.
Baca SelengkapnyaPerusahaan milik negara yang menerima insentif anggaran tersebut harus memiliki performa yang cukup baik
Baca SelengkapnyaPemerintah mengalokasikan secara total subsidi energi sebesar Rp444,2 triliun untuk tahun 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk subsidi dan kompensasi energi disiapkan pagu sebesar Rp394,3 triliun, tumbuh 17,8 persen dari pagu 2024 yang sebesar Rp334,8 triliun
Baca SelengkapnyaKeputusan ini sebagaimana hasil sidang rapat kabinet paripurna pada Senin (26/2) pagi.
Baca SelengkapnyaPertamina menaikkan harga BBM non subsidi per hari ini.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca Selengkapnya