Alquran raksasa dan kuno ini ada di Indonesia
Merdeka.com - Alquran adalah sebuah kita suci sebagai pedoman umat Islam yang harus dijaga dan dipelihara. Sebab itu umat muslim berusaha menjaga kitab suci tersebut dengan sebaik mungkin.
Ada Alquran yang sudah ratusan tahun masih tersimpan dengan rapih. Selain itu juga ada Alquran di beberapa daerah dibuat dalam bentuk ukuran raksasa.
Butuh perawatan khusus dan biaya yang tak sedikit untuk merawatnya. Alquran tersebut tersimpan di beberapa wilayah.
-
Dimana Alquran raksasa disimpan? Alquran tersebut berukuran cukup besar dan tersimpan pada kotak kayu.
-
Bagaimana Alquran raksasa dibaca? Setiap pembacaan Alquran raksasa ini dibutuhkan paling tidak tiga qori. Dimana 1 qori bertugas untuk melantunkan ayat-ayat suci, sementara 2 qori lainnya bertugas untuk membuka setiap lembar halaman Alquran.
-
Kapan tadarus Alquran raksasa dimulai? Tadarus menggunakan Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman ini sudah berlangsung sejak 2010 lalu.
-
Kenapa Alquran raksasa dibaca di Banyuwangi? Seperti masjid-masjid pada umumnya, Masjid Agung Baiturrahman di Kota Banyuwangi, Jawa Timur, juga memiliki tradisi tadarus Alquran selama bulan suci Ramadan.
-
Mengapa Alquran yang rusak boleh dimusnahkan? Membakar mushaf Alquran ini bukan berarti untuk menghinakannya, namun justru untuk menjaga kemuliaannya.
-
Apa cara yang dianjurkan untuk memusnahkan Alquran yang rusak? Walau Alquran kitab suci yang harus dijaga serta dimuliakan, Alquran boleh dimusnahkan jika sudah rusak dan tak lagi bisa dibaca. Salah satu cara yang bisa dilakukan dengan membakarnya.
Bahkan ada manuskrip Alquran yang sudah ratusan tahun menjadi buruan para kolektor benda-benda kuno.
Berikut beberapa Alquran raksasa dan kuno yang ada di Indonesia, seperti dihimpun mereka.com:
Alquran raksasa dan kuno di Solo sepanjang 2 meter
Sebuah Alquran berukuran besar yakni panjang 2 meter, lebar 1,2 meter serta tebal 20 sentimeter, disimpan di pondok pesantren (Ponpes) Ta'mirul Islam, Kampung Tegalsari RT 02 RW 01, Kelurahan Bumi, Laweyan, Solo. Tak hanya itu, Ponpes yang ada di Jalan KH Samanhudi No 33 ini juga menyimpan sebuah Alquran lainnya yang berukuran lebih kecil, yakni panjang 1 meter, lebar 65 sentimeter dan memiliki ketebalan 14 sentimeter.
Kitab suci umat Islam ini dibungkus kain mori pada bagian luarnya itu merupakan Alquran kuno. Alquran dengan sampul dari bahan kulit dicampur dengan kertas karton itu, disimpan rapi di rumah pengasuh Ponpes yang berada dalam satu kompleks. Kertas utama lembaran Alquran berbahan kertas karton. Untuk membawa atau memindahkan dan membuka Alquran itu dibutuhkan minimal 3 orang, karena ukurannya terlalu besar dibandingkan Alquran biasa.
Sangat disayangkan, dalam Alquran itu tidak tercantum nama penulis dan tahun pembuatannya. Namun Alquran kuno itu diperkirakan sudah berusia ratusan tahun. Alquran tersebut murni dari tulisan tangan dan bukan hasil cetakan penertiban.
"Alquran di Ponpes kami itu usianya sangat tua, mungkin sudah ratusan tahun. Alquran itu merupakan warisan keluarga dan ditugasi untuk merawatnya," papar Pimpinan Ponpes Ta'mirul Islam, Abah Ali sapaan Muhammad Ali Nahar Assyafi'i.
Abah Ali mengatakan, Alquran kuno ini ditulis tangan dengan menggunakan tinta berwarna hitam. Sedangkan batas penomoran ayat digunakan warna tinta kuning keemasan. Ayat Alquran sebanyak 30 juz itu ditulis oleh satu orang. Meskipun kertasnya sudah tampak kusam, namun masih bisa dibaca dengan baik.
Â
Dia menambahkan, Alquran terbesar di Solo tersebut pernah ditawar oleh orang Malaysia senilai Rp 1,2 miliar pada 2014. Namun karena bersejarah dan merupakan warisan keluarga yang harus dijaga, dia tidak melepasnya. Abah Ali mengatakan saat ini di Kota Solo hanya ada satu kitab Alquran yang besarnya seukuran dengan miliknya, yakni yang disimpan di Masjid Fatimah, Jalan Dr Radjiman.
"Dulu belum ada percetakan sehingga umat Islam mendokumentasikan ayat Alquran dengan kertas besar dan ditulis tangan. Alquran ini merupakan bukti penyebaran Agama Islam di Laweyan Solo," tutupnya.
Alquran raksasa di Masjid Raya Makassar seberat 584 kilogram
Masjid Raya di Makassar yang dibangun sejak tahun 1949, kemudian direnovasi tahun 1976 dan diresmikan tahun 2005 oleh Wapres RI kala itu, Jusuf Kalla masih menjadi perhatian masyarakat. Selain termasuk masjid tua, bangunannya luas dan megah, magnet lain yang menjadi pemikat bagi warga untuk berkunjung ke masjid ini adalah Alquran raksaka sebesar 1x1,5 meter persegi dengan berat 584 kilogram.
Alquran ditulis KH Ahmad Faqih sebagai penulis utama dari Yayasan Al Asy'ariah Kalibeber, Wonosobo, Jawa Tengah ini menghabiskan waktu selama 12 bulan. Alquran raksasa atau Alquran akbar yang kini menjadi koleksi Yayasan Masjid Raya Makassar.
Koleksi Yayasan Masjid Raya ini diletakkan di depan pintu utama masjid lantai dua, sehingga mudah diakses oleh jemaah ataupun pengunjung yang datang sekadar ingin menyaksikan Alquran raksasa ini. Disimpan dalam boks besar terbuat dari kayu jati sebelumnya telah dikeringkan selama tujuh bulan agar tahan ratusan tahun.
Bagian atasnya ditutupi kaca sehingga Alquran mudah dilihat dari luar. Di sisi kanannya diletakkan banner tertulis semua data Alquran raksasa ini, sehingga pengunjung dapat memahami hal ihwal sejarah Alquran tersebut.
Alquran bersampul kulit hewan di Magelang
Jejak peninggalan penyebaran Islam dari Kabupaten Kulonprogo, Yogyakarta ke Kabupaten Magelang ditemukan di Masjid Mujahidin. Lokasinya berada di Dusun Sabrangkali, Desa Blongkeng, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Jejak peninggalan sejarah itu dibuktikan dengan adanya sebuah Alquran diduga sudah berusia ratusan tahun di masjid tersebut.
Uniknya, sampul Alquran itu berbahan dasar kulit hewan. Sampai-sampai buat menjaga kondisi Alquran kuno itu, pengurus takmir masjid sengaja membungkusnya dengan plastik. Kemudian, plastik itu dilapisi dengan kain putih biasa disebut kain mori.
"Tidak setiap orang boleh membukanya. Khawatir akan merusak bahan kertas yang sudah mulai lapuk," kata Imam Masjid Mujahidin, Kyai Khabib Rochim.
Kyai Khabib memaparkan Alquran kuno ini dibuat dari kertas lama yang disebut sebagai 'dluwang'.
"Kertas dluwang ini tidak seperti kertas sekarang. Kertasnya lebih tebal dan masih berwarna kecoklat-coklatan, dan ukuran dan tebalnya melebihi kertas sekarang ini," jelasnya.
Menurut Kyai Khabib, keistimewaan lain Alquran ini adalah hurufnya ditulis dengan menggunakan tangan.
"Tintanya pun dengan tinta mangsi yang terbuat dari salah satu biji pohon untuk menulis ayatnya. Mungkin karena pada zaman dulu belum ada percetakan, sehingga para kyai dan ulama membuatnya dengan cara menuliskan tangan secara langsung," kata Kyai Khabib.
Sampai saat ini, usia Alquran kuno itu belum diketahui secara pasti. Meski demikian, pengurus takmir masjid memperkirakan usianya sudah mencapai ratusan tahun.
"Kami yakin umurnya sudah ratusan tahun. Karena berdasarkan pada silsilah keluarga kyai yang pernah menggunakan dan merawatnya, sudah mencapai lima generasi keluarga tersebut," ungkapnya.
Kyai Khabib menambahkan, Alquran ini pada masa lalu digunakan oleh Kyai Gerpule buat menyebarkan Islam di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Kulonprogo.
"Sang kyai berdakwah dari desa ke desa untuk mengajarkan Alquran kepada masyarakat. Kyai Gerpule kemudian menetap dan mengajarkan ajaran Islam di Dusun Sabrangkali," ucapnya.
Dakwah Kyai Gerpule, kemudian dilanjutkan oleh putranya bernama Kyai Yakub kemudian berlanjut ke cucunya Kyai Zaet, Kyai Safuan, dan kini dakwah dilakukan oleh Kyai Khabib Rochim merupakan pengurus takmir Masjid Mujahidin.
Manuskrip Alquran berumur ratusan tahun di Aceh
Kitab kuno bertuliskan bahasa arab dan arab jawi berjejeran di atas meja ruang tamu. Beragam ukuran dengan warna sudah kusam dimakan usia. Ada juga sebagian yang telah sobek, hilang dan sebagian dituliskan dengan tangan.
Salah satunya manuskrip kuno yang masih utuh dan bisa dibaca adalah Alquran Mushab dengan ukuran 32/31 centimeter terbuat kertas diimpor dari Eropa pada abad 17.
Tulisan bahwa Arab Alquran ini masih sangat jelas dan mudah dibaca dengan adanya hiasan dan bingkai di samping. Alquran ini yang terbuat dari kertas berkualitas biasanya ini pesanan khusus Sultan masa itu.
"Biasanya yang seperti ini khusus pesanan dari Sultan," kata Tarmizi Abdul Hamid, kolektor naskah kuno di kediamannya, di Aceh.
Koleksi manuskrip kuno milik Tarmizi ini bukanlah di sebuah museum atau perpustakaan yang dikelola oleh pemerintah. Akan tetapi koleksi manuskrip kuno ini hanya disimpan secara pribadi dalam lemari milik Tarmizi Abdul Hamid. Dia bukanlah ahli naskah kuno, bukan ahli sejarah, dia bukan siapa-siapa, tetapi hanya ingin menyelamatkan bukti sejarah Aceh yang kian banyak diburu para kolektor.
"Kalau mau kita buka, mau melihat isinya, harus pelan-pelan, karena manuskrip ini ada yang sudah berusia 400 tahun," ucap Tarmizi.
Alquran rakasa seberat 1,2 ton di Bogor
Alquran berbobot 1,2 ton yang berada berada di Ponpes Al-Ashriyyah Nurul Iman, Desa Waru Jaya, Parung, Bogor, Jawa Barat, memiliki ketebalan 3 mm, dengan panjang 150 cm dan lebar 120 cm.
Alquran dengan jumlah 306 lempengan besi alumunium seberat 1,2 ton dengan ukuran ketebalan mencapai 3 mm, serta lebar 120 cm dan panjang 150 cm.
Hal itu dimaksudkan untuk mempermudah para santri dalam membaca dan mempelajari Alquran.
Â
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tadarus menggunakan Alquran raksasa di Masjid Agung Baiturrahman, Banyuwangi, sudah berlangsung sejak 2010 lalu.
Baca SelengkapnyaKabarnya, seluruh mushaf di Al Quran tersebut ditulis tangan oleh ustaz pondok pesantren bernama Kiai Ahmad Basarudin Bin Ali Jaya di tahun 1990-an silam
Baca SelengkapnyaDi Museum Bayt Al-Qur'an, terdapat berbagai salinan Al-Qur'an dari berbagai belahan dunia.
Baca SelengkapnyaBedug ini dibuat dari kayu meranti merah gelondongan berusia 300 tahun.
Baca SelengkapnyaMasjid tua itu konon merupakan peninggalan Ki Ageng Pandanaran
Baca SelengkapnyaAl Quran yang diserahkan tersebut diberi nama Ir H Joko Widodo.
Baca SelengkapnyaTahukah Anda? Bahwa Alquran boleh dimusnahkan apabila mengalami kerusakan.
Baca SelengkapnyaAl Quran yang sudah rusak ternyata bisa dimusnahkan dengan beberapa cara yang dianjurkan.
Baca SelengkapnyaMuseum Nasional mengalami kebakaran kemarin malam.
Baca SelengkapnyaIni salah satu manuskrip Alquran paling terkenal, yang dikenal dengan nama Alquran Biru.
Baca SelengkapnyaMasjid ini bernuansa modern dengan perpaduan arsitektur Timur Tengah dengan tetap menonjolkan arsitektur budaya Jawa.
Baca SelengkapnyaFakta Masjid Raya Sumatera Barat yang menelan dana yang mahal dan proses pembangunan yang lama.
Baca Selengkapnya