Beda dengan Jokowi, Moeldoko sebut demokrasi di RI tanpa batas
Merdeka.com - Kepala Staf Kepresidenan Jenderal (Purn) Moeldoko mengatakan, demokrasi Indonesia adalah demokrasi tanpa batas. Moeldoko memiliki pandangan yang berbeda dengan Presiden Joko Widodo yang menyebutkan demokrasi di tanah air sudah kebablasan.
"Pak Presiden mengatakan demokrasi kita kebablasan kalau saya tidak, demokrasi kita tanpa batas," kata dia di Sekretariat Negara, Jakarta, Rabu (24/1).
Demokrasi Indonesia, menurut Moeldoko, berbeda dengan demokrasi di Amerika Serikat. Amerika Serikat menjunjung tinggi kebebasan dan konstitusi sementara Indonesia hanya menjunjung tinggi demokrasi tanpa konstitusi.
-
Apa yang dibilang Jokowi soal kampanye? 'presiden boleh berkampanye.''
-
Bagaimana cara demokrasi dijalankan di Indonesia? Dalam setiap pemilu, rakyat Indonesia memiliki hak untuk memilih pemimpin mereka secara bebas dan adil. Pemilihan umum yang bebas dan adil ini telah membantu memastikan pergantian kekuasaan yang damai antara pemerintahan yang satu dengan yang lainnya.
-
Siapa yang mengungkapkan kekhawatiran soal demokrasi di Indonesia? Sama halnya dengan Omi, Koordinator Pertemuan Alif Iman Nurlambang mengaku dengan situasi terkini yang menyebut demokrasi Indonesia sedang diontang-anting. Ia mengatakan bahwa sesuai temuan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) diduga ada intervensi dari lembaga eksekutif ke lembaga yudikatif.
-
Siapa yang membuat Presiden Jokowi gemas? Akhirnya, pertunjukan lucu Ameena sukses membuat semua orang terkesan, termasuk Presiden Jokowi yang menyaksikannya dari kursi utama.
-
Apa yang dibicarakan Jokowi dengan PKB? Menurut dia, Jokowi memuji raihan suara PKB dalam Pileg 2024.
-
Bagaimana Jokowi menyampaikan pesan dalam kata-kata lucu nya? “Karena ia percaya sumber daya planet bumi terbatas. Akan tetapi, ternyata Thanos keliru.“
Moeldoko kemudian mengajak anak muda bangsa memperhatikan secara teliti patung Liberty yang merupakan monumen paling ikonik di Amerika Serikat. Tangan kanan patung itu terlihat mengangkat sebuah obor sedangkan tangan kirinya memegang erat konstitusi.
"Mari kita bandingkan di Indonesia, kita sudah demokrasi (tanpa batas) seperti ini masih ada lagi yang mau demokrasi lebih," sambungnya.
Mantan Panglima TNI ini menyinggung, ada sejumlah pihak yang menyebut demokrasi Indonesia masih setengah-setengah dan mulai mengibarkan demokrasi lain. Moeldoko heran, demokrasi seperti apa lagi yang mereka inginkan di tengah demokrasi Indonesia tanpa batas ini.
"Akhirnya apa yang terjadi di Indonesia dia tidak puas mengibarkan api kebebasan dengan tangan satu, akhirnya tangan kiri juga mengibarkan kebebasan demokrasi lain. Di mana konstitusi itu berada," katanya.
Moeldoko mengingatkan, demokrasi dan konstitusi sejatinya harus diperkuat. Regulasi yang dikeluarkan juga diharapkan mendukung demokrasi dan konstitusi. Jika demokrasi dan konstitusi tidak diperkuat, maka dikhawatirkan anarkis akan menguasai negeri ini.
"Ini tolong anak-anak muda renungkan dengan baik. Bahwa sebuah negara demokrasi itu harus dikawal baik, tetap oleh konstitusi. Kalau tidak, antara demokrasi dengan anarkis sungguh sangat tipis," ucap dia.
Moeldoko juga tidak menginginkan, ada pihak yang melakukan tindakan anarkis atas nama demokrasi.
"Dengan segala jubah demokrasi segala hal bisa dia lakukan atas nama demokrasi. Ini sudah tidak benar. Tolong direnungkan dengan sebaik-baiknya, agar negara kita demokrasi," ujar dia.
Seperti diketahui, Presiden Jokowi mengaku banyak yang bertanya kepadanya mengenai sistem demokrasi di Indonesia. Hal tersebut disampaikan oleh Jokowi saat berpidato di pengukuhan pengurus DPP Hanura di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (22/2/2017).
"Banyak yang bertanya pada saya, apa demokrasi kita kebablasan? Saya jawab ya, demokrasi kita sudah kebablasan," ujar Jokowi.
Jokowi menuturkan, praktik demokrasi politik di Indonesia membuka peluang terjadinya artikulasi politik ekstrem. Mulai dari liberalisme, radikalisme, fundamentalisme, sektarianisme, hingga terorisme. Serta ajaran lain yang bertentangan dengan ideologi Pancasila.
Presiden mengatakan, penyimpangan praktik demokrasi secara jelas terlihat dari persoalan politisasi SARA. Jokowi menyerukan agar seluruh rakyat Indonesia menghindari praktik semacam ini.
"Sekarang ini bertebarannya kebencian, fitnah, saling memaki, menghujat, bohong. Kalau diteruskan bisa menjurus pada pecah belah bangsa kita," kata Jokowi saat itu.
(mdk/rzk)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi tak mempermasalahkan masyarakat yang memaki-maki dan membully presiden.
Baca SelengkapnyaJokowi mengatakan, seorang presiden boleh memihak juga melakukan kampanye. Pernyataan Jokowi itu menuai pro dan kontra.
Baca SelengkapnyaMoeldoko menjelaskan dalam UU Pemilu sudah diatur bahwa presiden, wakil presiden yang melakukan kegiatan kampanye tidak boleh menggunakan fasilitas negara, kecu
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, rakyat bebas memilih siapapun calon presiden yang disenanginya.
Baca SelengkapnyaIstana meluruskan ucapan Presiden Jokowi soal presiden boleh kampanye dan memihak.
Baca SelengkapnyaBegitu juga dengan menteri disebut Jokowi boleh berkampanye
Baca SelengkapnyaJokowi menyebut, dirinya adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi menyebut hal tersebut merupakan kenyataan demokrasi yang terjadi di daerah.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, sejumlah Presiden Jokowi seolah tidak pro terhadap tegaknya demokrasi.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, semua menteri bahkan presiden boleh berkampanye atau mendukung salah satu kandidat pada Pemilu 2024.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi merespons serangan negatif selama ini yang ditujukan kepadanya.
Baca SelengkapnyaMeskipun, Jokowi menekankan, harus sesuai dengan aturan
Baca Selengkapnya