Beda Jokowi dan SBY soal rapat
Merdeka.com - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo atau biasa disebut Jokowi memang tidak sering rapat dalam menghadapi berbagai persoalan. Jokowi lebih suka terjun langsung atau blusukan dan langsung menemui masyarakat.
Tapi ada kalanya Jokowi memimpin rapat untuk membahas berbagai persoalan. Namun secara umum, Jokowi tidak banyak melakukan rapat. Hampir setiap hari, Jokowi blusukan ke daerah-daerah, menemui warga, memantau banjir, atau melakukan inspeksi mendadak ke kantor-kantor pemerintah di bawah naungan Pemprov DKI Jakarta.
-
Di mana Jokowi mencoblos? Presiden Joko Widodo atau Jokowi telah melakukan pencoblosan surat suara Pemilu 2024 di TPS 10 RW 02 Kelurahan Gambir, Jakarta Pusat, Rabu (14/2).
-
Dimana Jokowi blusukan? Saat melakukan kunjungan ke daerah, Presiden Jokowi selalu menyempatkan diri untuk blusukan ke pasar tradisonal
-
Bagaimana Jokowi memimpin rapat? Hal itu dinilai karena Jokowi mampu memimpin rapat secara efektif, pekerja keras tanpa lelah serta melakukan safari ke berbagai wilayah Indonesia.
-
Di mana rumah masa kecil Pak Jokowi berada? Presiden Joko Widodo menghabiskan masa kecilnya di beberapa rumah yang ia tempati bersama keluarganya. Salah satunya rumah masa kecilnya yang berada di Dusun Gumukrejo, Desa Giriroto, Kecamatan Ngemplak, Boyolali.
-
Kenapa Jokowi hadir di acara? Acara serah terima dihadiri langsung oleh Presiden Jokowi dan Menhan Prabowo Subianto.
-
Siapa yang dipanggil Jokowi? Presiden Joko Widodo (Jokowi) memanggil dua menteri Partai Kebangkitan Bangsa, yaitu Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Indonesia (Mendes-PDTT) Abdul Halim Iskandar dan Menaker Ida Fauziyah.
Untuk urusan rapat, Jokowi terkadang melakukan rapat di tempat tidak biasa. Bukan di ruangan ber-AC seperti di Balai Kota dan hotel. Malah Jokowi memilih rapat kecil-kecilan di jalan raya atau di tempat kumuh.
Tentu saja, rapat Jokowi itu tidak ada tempat duduk yang empuk. Apalagi ada proyektor canggih. Jokowi kadang kala rapat di lapangan saat blusukan. Dia ingin sekali rapat ada solusi, bukan rapat tanpa solusi seperti rapat-rapat pejabat di negeri ini.
Bagaimana dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)? Presiden SBY dikenal sebagai sosok pemimpin yang banyak rapat. Untuk menjawab persoalan, tak jarang kepala negara mengumpulkan para kepala daerah, para menteri hingga pejabat BUMN.
Seperti pada Kamis (29/11) besok, Presiden SBY akan memberi instruksi kepada seluruh kepala daerah dan aparat keamanan untuk menyelesaikan konflik di masyarakat. Instruksi presiden itu akan dilakukan di Jakarta yang akan dilaksanakan oleh Kementerian Dalam Negeri.
"Hari Kamis, tanggal 29 November siang hari nanti. Tolong didampingi saudara (menteri) semua. Saya ingin memberikan instruksi langsung kepada para gubernur, bupati, wali kota dan dihadirkan jajaran kepolisian Tanah Air. Hadirkanlah jajaran Komando teritorial TNI dan unsur yang lain," ujar SBY saat membuka Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa (27/11).
SBY akan mengumpulkan para kepala daerah terkait maraknya aksi kekerasan yang terjadi di Tanah Air seperti yang belum lama ini kerusuhan di Lampung, dan beberapa wilayah lainnya. Saat kerusuhan di Lapung terjadi, Presiden SBY sedang tidak berada di Tanah Air. Melainkan sedang melakukan kunjungan kenegaraan ke sejumlah negara sahabat.
Soal seringnya rapat yang dilakukan oleh presiden, pengamat sosial Moh Shofan MA pernah mengkritik SBY. Peneliti di Universitas Paramadina ini menilai, SBY terlalu banyak rapat. Padahal, untuk urusan bencana diperlukan langkah cepat serta tindakan yang tepat.
"SBY rapat melulu, koordinasi melulu, citra melulu. Sementara rakyat sudah jadi korban tewas dalam bencana Wasior, Mentawai dan Merapi tanpa penanganan nyata yang efektif dan cepat di lapangan," kata Shofan saat terjadi bencana banjir bandang dan longsor di Wasior, Papua pada 2010 lalu.
Shofan mengaku kecewa dengan sikap lamban SBY dalam mengatasi persoalan, termasuk mengatasi bencana. "SBY kebanyakan rapat dan wacana sebagai pencitraan belaka," sindir Shofan.
Tapi bukan berarti rapat-rapat di tempat yang nyeleneh, atau blusukan ke mana-mana yang dilakukan oleh Jokowi tanpa kritik. Jokowi oleh sebagian kalangan juga dituding sedang melakukan pencitraan.
Seperti yang disampaikan oleh politikus Partai Demokrat Ruhut Sitompul. Menurutnya, Jokowi selama ini terlalu banyak melakukan pencitraan.
"Pencitraan saja, kasihan Jakarta. Kita tunggu 1 tahun nanti, kita tunggu tanda-tandanya," kata Ruhut saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Rabu (24/10) lalu. (mdk/did)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sampai saat ini masih belum diketahui isi pertemuan di Istana Bogor itu.
Baca SelengkapnyaMeskipun jika Syahrul datang mendadak sore ini, Ari tak bisa memastikan apakah bakal diterima Jokowi.
Baca SelengkapnyaPertemuan itu menepis anggapan keduanya sulit membangun ruang komunikasi.
Baca SelengkapnyaDemokrat menilai sangat wajar jika Jokowi bertemu dengan para ketua umum partai politik
Baca SelengkapnyaKetua sementara Korupsi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango menyindir Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Baca SelengkapnyaPertemuan berlangsung di Keraton Yogyakarta pada Minggu, 28 Januari kemarin
Baca SelengkapnyaDasco menyebut pertemuan Jokowi-Prabowo di Hutan Kota by Plataran, kawasan Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, pada Selasa (8/10) adalah hal yang kerap terjadi.
Baca SelengkapnyaJK menilai Prabowo merupakan bagian menteri Kabinet Indonesia Maju.
Baca SelengkapnyaMenurut Ngabalin, di penghujung masa baktinya, Jokowi sangat ingin bertemu sama dengan kawan lama.
Baca SelengkapnyaBambang Pacul menilai, pertemuan antara pemimpin dan calon pemimpin bangsa itu merupakan hal yang biasa-biasa saja
Baca SelengkapnyaJokowi dan AHY sarapan bareng di Gudeg Yu Djum Wijilan, Kota Yogyakarta, Minggu (28/1) pagi.
Baca SelengkapnyaPertemuan tertutup tersebut dilakukan di Keraton Klien Yogyakarta, pada Minggu (28/1).
Baca Selengkapnya