Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Beda pandangan Hatta-Soekarno soal uang pampasan perang Jepang

Beda pandangan Hatta-Soekarno soal uang pampasan perang Jepang Soekarno. ©Deppen/Cindy Adams

Merdeka.com - Mohammad Hatta bersama dengan Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri adalah tiga tokoh Indonesia yang ikut berperan dalam negosiasi mendapatkan dana pampasan perang Jepang. Mereka terlibat dalam negosiasi bersama dengan pihak Jepang yang dipimpin oleh Nishijima Shigetada.

Dari negosiasi itu, disepakati bahwa kompensasi yang diterima berupa dana pampasan atau biaya ganti rugi perang senilai USD 223,08 juta yang dibayarkan dalam bentuk sarana dan fasilitas serta pinjaman sebesar USD 80 juta. Keputusan ini ditandatangani Soekarno di kantor kementerian luar negeri pada 1958.

Dalam perjalanan pemanfaatan dana pampasan perang Jepang, terdapat perbedaan pandangan antara dua proklamator, Hatta dan Soekarno. Menurut pengamat dari Global Future Institute, Hendrajit, pada 1956-an Hatta mundur dari Dwitunggal. Dia yang ikut negosiasi harta pampasan perang menyarankan agar dananya digunakan untuk prioritas pendidikan dan pertanian.

Namun, pendapat Hatta ini berbeda dengan Soekarno yang ingin menggunakan dana itu untuk proyek prestisius. "Cara pikir Bung Karno bangsa itu harus bangga dan punya karakter. Bagi Bung karno pendidikan pertanian penting tapi punya rumah dulu. Anak memang harus sekolah tapi apa gunanya kalau belum punya rumah," ujar Hendrajit kepada merdeka.com, Minggu (4/11)

Hendrajit menambahkan, pada saat itu penentunya adalah Bung Karno sehingga yang terwujud adalah bangunan-bangunan prestisius. Ide dan gagasan Hatta agar dana itu digunakan untuk pertanian dan pendidikan terlupakan.

Latar belakang Soekarno dan Hatta memang banyak berbeda. Hal itu ikut membentuk karakter perjuangan mereka. Soekarno memperoleh pendidikan di dalam negeri sedangkan Hatta mendapatkan pendidikan di Barat, dalam perjuangan melawan pemerintahan kolonial Soekarno cenderung bersikap radikal berbeda dengan Hatta yang selalu bersikap kooperatif sehingga mendapat simpati dari oposisi di parlemen Belanda.

Pertentangan soal dana pampasan perang itu hanya satu dari sekian persoalan yang membuat Hatta dan Soekarno makin jauh. Dampak dari adanya pertentangan keduanya adalah berkembangnya kekuasaan otoriter oleh Soekarno setelah ditinggal Hatta, sang penyeimbang.

(mdk/tts)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair
Soeharto Pernah Murka Anggaran untuk Proyek Bendungan Asahan Tak Kunjung Cair

Di hadapan para menteri, Soeharto marah karena anggaran proyek tak juga dicairkan.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Pernah Ngutang ke Rakyat untuk Pembangunan Usai Merdeka
Pemerintah Pernah Ngutang ke Rakyat untuk Pembangunan Usai Merdeka

Dewan Pertimbangan pusat bagian ekonomi pada masa Jepang, mengusulkan agar pemerintah menarik dana dari masyarakat.

Baca Selengkapnya
Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan RI Pertama yang Menjabat Hanya 2 Pekan
Samsi Sastrawidagda, Menteri Keuangan RI Pertama yang Menjabat Hanya 2 Pekan

Samsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia
Cerita Menarik Palangka Raya, Pernah Hampir Jadi Ibu Kota Indonesia

Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.

Baca Selengkapnya
Sejarah Food Estate, Program Ketahanan Pangan Sejak Era Soeharto
Sejarah Food Estate, Program Ketahanan Pangan Sejak Era Soeharto

Upaya pemerintah agar Indonesia memiliki ketahanan pangan dengan membangun lumbung pangan.

Baca Selengkapnya
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen
Sejarah Pesanggrahan Menumbing, Saksi Bisu Pengasingan Tokoh Nasional dan Perjanjian Roem-Royen

Bangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.

Baca Selengkapnya
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas
PDIP Desak Prabowo Minta Maaf Usai Sebut Bung Karno Pakai Alutsista Bekas

Hasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.

Baca Selengkapnya
Berapa Gaji Presiden Sukarno? Ini Pengakuannya Langsung
Berapa Gaji Presiden Sukarno? Ini Pengakuannya Langsung

Banyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?

Baca Selengkapnya
Bung Karno Dibuang ke Ende tapi Patungnya Berdiri di Boven Digoel, Gemala Hatta: Kok Bisa?
Bung Karno Dibuang ke Ende tapi Patungnya Berdiri di Boven Digoel, Gemala Hatta: Kok Bisa?

Patung Bung Karno berdiri di gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun Boven Digoel. Keberadaannya dipertanyakan keluarga Bung Hatta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: PDIP Kritik Keras Proyek Food Estate Jokowi
VIDEO: PDIP Kritik Keras Proyek Food Estate Jokowi "Bagian dari Kejahatan"

Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengkritik keras soal proyek lumbung pangan atau Food Estate yang berada di bawah Kementerian Pertanian dan Pertahanan.

Baca Selengkapnya
Menu Perjuangan Propaganda Jepang Bikin Rakyat Kelaparan dan Kurang Gizi
Menu Perjuangan Propaganda Jepang Bikin Rakyat Kelaparan dan Kurang Gizi

Pada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.

Baca Selengkapnya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia,  Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya
Proses Masuknya Jepang ke Indonesia, Lengkap dengan Kronologi Waktu dan Penjelasannya

Proses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.

Baca Selengkapnya