Beda pandangan Hatta-Soekarno soal uang pampasan perang Jepang
Merdeka.com - Mohammad Hatta bersama dengan Ahmad Subardjo dan Iwa Kusumasumantri adalah tiga tokoh Indonesia yang ikut berperan dalam negosiasi mendapatkan dana pampasan perang Jepang. Mereka terlibat dalam negosiasi bersama dengan pihak Jepang yang dipimpin oleh Nishijima Shigetada.
Dari negosiasi itu, disepakati bahwa kompensasi yang diterima berupa dana pampasan atau biaya ganti rugi perang senilai USD 223,08 juta yang dibayarkan dalam bentuk sarana dan fasilitas serta pinjaman sebesar USD 80 juta. Keputusan ini ditandatangani Soekarno di kantor kementerian luar negeri pada 1958.
Dalam perjalanan pemanfaatan dana pampasan perang Jepang, terdapat perbedaan pandangan antara dua proklamator, Hatta dan Soekarno. Menurut pengamat dari Global Future Institute, Hendrajit, pada 1956-an Hatta mundur dari Dwitunggal. Dia yang ikut negosiasi harta pampasan perang menyarankan agar dananya digunakan untuk prioritas pendidikan dan pertanian.
-
Apa yang didonasikan? Seorang pria tiba-tiba menghampiri panggung dan berkata, ‘saya ingin membantu Palestina dengan motor kesayangan saya ini’,' sebutnya.
-
Mengapa proposal dana 17 Agustus ini penting? Perayaan ini tidak hanya sekadar memperingati kemerdekaan, tetapi juga sebagai wujud kebersamaan dan semangat persatuan di tengah-tengah masyarakat.
-
Apa yang dibagikan Pandawakarta? Paket yang dibagikan berisi beras premium 5 Kg, minyak goreng kemasan 2iter, gula pasir 1 kg, dan lainnya.
-
Bagaimana dana 17 Agustus ini diperoleh? Dana tersebut akan diperoleh dari sumbangan sukarela warga masyarakat sekitar serta bantuan dari perusahaan-perusahaan lokal yang peduli terhadap perayaan hari kemerdekaan.
-
Apa cita-cita Jenderal R Hartono? Menjadi perwira di korps baret merah adalah impian setiap Taruna Akademi Militer sejak dulu. Begitu juga dengan Taruna R Hartono dan kawan-kawan akrabnya. Mereka bercita-cita masuk Korps Infanteri dan masuk ke Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD, kini Kopassus) setelah dilantik menjadi perwira muda di Lembah Tidar.
-
Kenapa Dana Desa penting? Negara terus memberikan keberpihakan kepada desa untuk dapat menggali potensi yang dimilikinya supaya bisa mengangkat kesejahteraan bagi warganya.
Namun, pendapat Hatta ini berbeda dengan Soekarno yang ingin menggunakan dana itu untuk proyek prestisius. "Cara pikir Bung Karno bangsa itu harus bangga dan punya karakter. Bagi Bung karno pendidikan pertanian penting tapi punya rumah dulu. Anak memang harus sekolah tapi apa gunanya kalau belum punya rumah," ujar Hendrajit kepada merdeka.com, Minggu (4/11)
Hendrajit menambahkan, pada saat itu penentunya adalah Bung Karno sehingga yang terwujud adalah bangunan-bangunan prestisius. Ide dan gagasan Hatta agar dana itu digunakan untuk pertanian dan pendidikan terlupakan.
Latar belakang Soekarno dan Hatta memang banyak berbeda. Hal itu ikut membentuk karakter perjuangan mereka. Soekarno memperoleh pendidikan di dalam negeri sedangkan Hatta mendapatkan pendidikan di Barat, dalam perjuangan melawan pemerintahan kolonial Soekarno cenderung bersikap radikal berbeda dengan Hatta yang selalu bersikap kooperatif sehingga mendapat simpati dari oposisi di parlemen Belanda.
Pertentangan soal dana pampasan perang itu hanya satu dari sekian persoalan yang membuat Hatta dan Soekarno makin jauh. Dampak dari adanya pertentangan keduanya adalah berkembangnya kekuasaan otoriter oleh Soekarno setelah ditinggal Hatta, sang penyeimbang.
(mdk/tts)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di hadapan para menteri, Soeharto marah karena anggaran proyek tak juga dicairkan.
Baca SelengkapnyaDewan Pertimbangan pusat bagian ekonomi pada masa Jepang, mengusulkan agar pemerintah menarik dana dari masyarakat.
Baca SelengkapnyaSamsi Sastrawidagda, pria yang lahir pada 13 Maret 1894 di Solo ini merupakan Menteri Keuangan Pertama di Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.
Baca SelengkapnyaUpaya pemerintah agar Indonesia memiliki ketahanan pangan dengan membangun lumbung pangan.
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaHasto menganggap keliru calon presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto soal Presiden ke-1 RI Soekarno gunakan alutsista bekas saat bebaskan Irian Barat.
Baca SelengkapnyaBanyak yang percaya kalau Bung Karno punya simpanan emas batangan dan rekening di Bank Swiss. Benarkah itu?
Baca SelengkapnyaPatung Bung Karno berdiri di gerbang Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Yetetkun Boven Digoel. Keberadaannya dipertanyakan keluarga Bung Hatta.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP, Hasto Kristiyanto mengkritik keras soal proyek lumbung pangan atau Food Estate yang berada di bawah Kementerian Pertanian dan Pertahanan.
Baca SelengkapnyaPada masa pendudukan Jepang, masyarakat dipaksa memakan roti dan bubur sebagai pengganti nasi.
Baca SelengkapnyaProses masuknya Jepang ke Indonesia berawal pada masa Perang Dunia II pada tahun 1942.
Baca Selengkapnya