Ini pendapat Menhan dan Panglima TNI soal pemutaran film G30S/PKI
Merdeka.com - Film G30S/PKI digarap tahun 1984. Di Orde Baru berkuasa film itu wajib ditayangkan di TVRI dan seluruh televisi swasta setiap malam tanggal 30 September. Masyarakat akan kembali diingatkan tentang kengerian yang terjadi di Lubang Buaya.
Tahun 1998, Soeharto tumbang. Suara-suara yang mengkritik soal film ini bermunculan. Film tersebut dianggap penuh dengan propaganda Soeharto.
Kini kontroversi film tersebut kembali muncul. Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menilai pemutaran film untuk mengingatkan kepada seluruh anak bangsa dan generasi muda, jangan sampai peristiwa yang sama terulang kembali karena sangat menyakitkan.
-
Kapan G30S/PKI terjadi? 'Jumlah pasukan yang ikut gerakan ini sangat kecil. Kodam Jaya punya 60.000 prajurit, 20 kali lebih banyak dari pasukan yang ikut G30S.
-
Siapa aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Mengapa peringatan G30S PKI penting? Peringatan G30S PKI … Jangan Biarkan Masa Kelam ini Terulang Kembali di Masa Depan!.
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Siapa yang memimpin gerakan G30S/PKI? Brigjen Soepardjo menjadi salah satu tokoh kunci dalam gerakan tersebut bersama DN Aidit, Sjam Kamaruzaman, dan Letnan Kolonel Untung Sjamsuri.
-
Apa yang terjadi di Gerakan 30 September? Gerakan 30 September langsung ditumpas habis sehari usai mereka menculik dan menghabisi para Jenderal Angkatan Darat.
Gatot cuek terhadap polemik pemutaran film sejarah tersebut. "(Ya) Perintah saya, mau apa memangnya. Biarin saja (ada polemik)," tegas Gatot usai ziarah Makam Proklamator Soekarno di Blitar, Senin (18/9).
Menurutnya, apa yang dia perintahkan selaku Panglima TNI adalah melaksanakan sekaligus menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah pada generasi muda.
"Yang bisa melarang saya hanya pemerintah. (Kalau ada) Polemik dan ada penentangan dari berbagai pihak itu, 'emangnya gue pikirin' (memangnya saya pikir/peduli). Politik dalam negeri apa dikatakan silakan," ujarnya.
Gatot mengatakan pemutaran Film G 30 S/PKI dalam rangka menyebarluaskan fakta-fakta nilai sejarah bagi seluruh anak bangsa, khususnya generasi muda Indonesia.
"Saya tidak berpolemik dan hanya meneruskan sejarah yang terjadi saat itu kepada generasi muda, kalau menurut sejarah tidak boleh, mau jadi apa bangsa ini," ujarnya.
Pada kesempatan tersebut, Gatot menyampaikan bahwa Presiden pertama Bung Karno pernah mengatakan, jangan lupa 'Jas Merah' (jangan sesekali melupakan sejarah) dan jangan lupa jasa-jasa para Pahlawan. Gatot menyatakan tujuan pemutaran film bukan untuk mendiskreditkan siapa yang salah dan bukan untuk menumbuhkan dendam.
"Sekarang ini berita hoax macam-macam, jangan sampai generasi muda kita terpengaruh dan terkotak-kotak lagi yang akhirnya bisa terjadi seperti peristiwa kelam," tuturnya.
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu angkat bicara terkait polemik G30S/PKI, terutama keinginan TNI yang mempersilakan memutarkan film tersebut. Ryamizard menyebut pelarangan terkait PKI sudah jelas dalam Ketetapan MPRS Nomor 25 Tahun 1966 tentang pembubaran Partai Komunis Indonesia (PKI).
"Itu-kan sudah ada Undang-Undang tahun 1966. Terus ada TAP MPR tentang pelarangannya. Kan' pakai baju (PKI) saja enggak boleh," kata Menhan dalam kunjungan kerjanya ke PT Pindad, Kota Bandung, Senin (18/9).
Dia lantas mencontohkan penggunaan logo swastika yang dilarang keras di negara Jerman. Pelarangan logo tersebut oleh pemerintahan Jerman karena merupakan simbol Nazisme yang memiliki sejarah kelam. "Di Jerman saja pakai baju swastika ditangkep loh," terangnya.
Oleh karena itu dia meminta agar acara nonton bareng G30S/PKI yang kerap membawa kontroversi untuk tidak dilakukan. Ini juga bisa dibuktikan saat sejumlah massa yang tiba-tiba menggeruduk Kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) karena menuding ada kegiatan seminar terkait PKI.
"Enggak boleh itu membangkitkan keributan lagi. Ini begitu-begitu tangkap saja. Bukan saya apa-apa. Entar ribut lagi. Saya sebagai Menhan enggak suka anak bangsa ribut sendiri. Enggak baik merusak pertahanan," ujarnya.
"Yang sengaja bikin ribut enggk usah saja. Nanti ribut kita semua. Hobi ribut. Saya ini lama di hutan, cukup dengan musuh saja ributnya. Dengan teman-teman enggak usah ribut. Mau cari apa. Saya enggak suka ribut-ribut," terangnya.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Sidarto Danusubroto mengatakan, pemerintah tengah fokus membangun ekonomi, kesejahteraan sosial, serta menangani kemiskinan. Dengan adanya pemutaran film bersejarah 'G 30 S', malah memicu kegaduhan sehingga konsentrasi pemerintah membangun bangsa terpecah.
"Terus terang, jangan diadakan dulu lah. Ini yang saya bilang, untuk menuju kekuatan ekonomi the big four, perlu ada kestabilan politik. Perlu ada kesabaran konstitusional itu aja. Kalau ada begini, begitu, bikin ada keresahan sosial," ucapnya.
Kepada sejumlah pihak yang ingin memutar film bersejarah 'G 30 S', Sidarto meminta agar segera mengendalikan diri. Sidarto menambahkan, pemerintah tentu berpikir keras dalam menghadapi kegaduhan akibat film bersejarah 'G 30 S'.
"Pemerintah akan berpikir soal itu. Jelas kalau ini dibiarkan tiap tahun begini ini tidak baik untuk bangsa," pungkasnya.
(mdk/did)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaMuseum Pancasila Sakti menjadi saksi bisu dari G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaMenteri Pertahanan sekaligus Presiden Terpilih Prabowo Subianto menghadiri pembekalan kepada calon perwira remaja TNI-Polri pada Jumat, 12 Juli 2024.
Baca SelengkapnyaPeringatan 1 Oktober Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk mengenang kembali sejarah dalam mempertahankan ideologi bangsa.
Baca SelengkapnyaDalam mengenang peristiwa kudatuli yang dahulu mungkin ideologi Megawati dianggap sebelah mata oleh orde baru.
Baca SelengkapnyaPara petinggi TNI hingga jajaran pejabat nampak hadir di lokasi.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaKetua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri pun menyaksikan pertunjukan wayang secara daring.
Baca SelengkapnyaFadli Zon dan Giring Ganesha mengadakan diskusi yang bertajuk Ngopi Pagi di Jakarta pada hari Senin, 4 November 2024.
Baca SelengkapnyaHasto mengajak seluruh pihak untuk tetap menggelorakan semangat menjaga demokrasi dan kebebasan berpendapat lewat peringatan 28 tahun Kudatuli.
Baca Selengkapnya"Mereka merasakan langsung ini alternatif untuk belajar sejarah secara menyenangkan untuk semua usia," kata Kepala Kanal Histori Merdeka Ramadhian.
Baca Selengkapnya