Beda sikap JK dan Luhut soal gelar pahlawan buat Soeharto
Merdeka.com - Wacana pemberian gelar Pahlawan Nasional bagi Presiden ke-2 RI Soeharto belakangan kembali marak menjadi perdebatan. Wacana ini kembali muncul setelah Munaslub Partai Golkar salah satu keputusannya berisi memperjuangkan agar penguasa Orde Baru itu dijadikan pahlawan nasional.
Publik ada yang setuju tapi banyak pula yang menolak. Pemerintah juga tak satu suara soal wacana tersebut. Hal ini setidaknya ditunjukkan oleh Wapres Jusuf Kalla dan Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan.
JK berpendapat, meski berjasa pada negara, tak mudah bagi Soeharto mendapat gelar pahlawan nasional. Salah satu sebabnya, karena lengser dari kursi kekuasaan akibat sejumlah persoalan.
-
Kapan Soeharto lengser dari jabatan presiden? Kamis, 21 Mei 1998, menjadi sejarah untuk Bangsa Indonesia. Presiden Soeharto resmi mengundurkan diri dari kursi presiden setelah berkuasa selama 32 tahun.
-
Kapan Soeharto mau diracuni? Saat Itulah, Soeharto Mengaku Sempat Mau Dibunuh Dengan Racun Tikus
-
Apa yang memicu lengsernya Soeharto? Kondisi ini menjadi momentum semakin masifnya gerakan menuntut Soeharto mundur dari kursi presiden.
-
Bagaimana Soeharto menyingkirkan jenderal? Di era Orde Baru, 'Didubeskan' atau dikirim menjadi Duta Besar adalah cara Soeharto menyingkirkan para jenderal di sekelilingnya yang dianggap tidak lagi sejalan atau bisa menjadi saingan.
-
Kenapa Soeharto diangkat jadi Jenderal Besar? Mabes ABRI tahun 1997 menyebutkan setidaknya ada tiga prestasi Soeharto yang membuatnya dinilai layak untuk mendapatkan gelar Jenderal Besar.
-
Mengapa Soeharto akhirnya lengser? Setelah merasa kehilangan dukungan dari orang orang terdekatnya, Soeharto akhirnya bersedia mengundurkan diri setelah lebih dari 32 tahun berkuasa.
"Ya memang ya Pak Harto tentu banyak memberikan banyak hal walaupun juga tentu waktu turunnya ada sedikit masalah sama dengan Gus Dur. Karena itu Pak Harto, Gus Dur, memang tidak mudah untuk mendapatkan penghargaan seperti itu," kata Jusuf Kalla di Istana Wapres, Jakarta, Jumat (20/5).
Menurutnya, seorang yang mendapatkan gelar pahlawan nasional harus memenuhi kriteria dan memiliki penilaian. Namun dia tidak menjelaskan detail soal penilaian dan kriteria yang dimaksud.
Menurut JK, jika sudah memenuhi semua persyaratan, tim pemberian gelar pahlawan nasional bisa memberikan gelar pada Soeharto dan Gus Dur.
"Jadi yang penting sesuai kriterianya atau tidak. Saya tidak tahu detailnya macam mana, tapi ada kriteria tertentu yang dipegang oleh panitia itu, tim nya itu," kata dia.
Sementara itu, Menko Polhukam Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan dengan tegas Soeharto layak diberi gelar Pahlawan Nasional. Luhut menilai Soeharto telah memiliki kriteria untuk menjadi Pahlawan Nasional karena jasanya melakukan pembangunan yang masif di tanah air sehingga mentransformasi Indonesia menjadi sebuah negara yang modern.
"Kita mesti lihat utuh ya, Pak Harto sudah mentransformasi negara Indonesia dari negara miskin jadi negara modern. Itu enggak boleh dipungkiri, itu punya jasa juga. Saya kira kalau diberikan gelar Pahlawan tidak masalah. Apa sih masalahnya?" kata Luhut dalam acara Coffee Morning dengan media di kantor Kemenko Polhukam,Jakarta, Jumat (20/5).
Meski demikian, Luhut mengakui memang Soeharto memiliki banyak 'dosa' yang tak dapat dipungkiri. Maka dari itu, hal yang wajar apabila banyak penolakan yang datang agar Presiden Indonesia yang menjabat selama 32 tahun itu tak layak diberikan gelar Pahlawan Nasional.
Namun, jenderal TNI Purnawirawan ini menyatakan saat Soeharto dijatuhkan dari tahtanya pada Mei 1998, hal itu sudahlah cukup untuk menghakiminya.
"Kalau ada yang kurang saya kira bagaimana ya kan beliau sudah diturunkan, itu sebagai masa lalu yang tidak enak bagi beliau. Walaupun beliau sudah pergi tapi kita jadi bangsa besar lah, kita harus melihat bahwa dia punya kontribusi besar buat bangsa Indonesia," tukasnya.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hanya ada tiga jenderal besar dalam sejarah Indonesia. Apa yang membuat Soeharto menjadi salah satu penerimanya?
Baca SelengkapnyaMeski tidak pernah mengungkapkannya ke publik, Soeharto menyimpan nama orang-orang yang dianggap pernah mengkhianatinya.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan Ketua MPR Bambang Soesatyo (Bamsoet), pada sidang akhir masa jabatan MPR periode 2019-2024.
Baca SelengkapnyaAlasan pencabutan TAP MPR dikarenakan proses hukum terhadap Soeharto telah selesai karena yang bersangkutan telah meninggal dunia.
Baca SelengkapnyaMenurut Bamsoet, ketiga bekas presiden itu layak mendapatkan penghargaan sesuai undang-undang.
Baca SelengkapnyaPenghapusan nama Soeharto itu dinilai sebagai langkah mundur perjalanan reformasi.
Baca SelengkapnyaSoeharto, lanjut Moestar, telah sangat berjasa dalam pembangunan bangsa Indonesia.
Baca SelengkapnyaMegawati sempat membahas tentang TAP MPR Nomor XXXIII/MPRS/1967.
Baca SelengkapnyaSoebandrio akan ditembak mati empat hari setelah Letkol Untung, pimpinan G30S/PKI dieksekusi.
Baca SelengkapnyaMomen Soeharto saat akan tinggalkan Istana Merdeka usai diminta lengser dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaAwalnya Letkol Soeharto tak percaya diri. Gadis itu dari keluarga ningrat. Apakah dia dan keluarganya mau menerima?
Baca SelengkapnyaTutut Soeharto menyampaikan permohonan maaf atas segala salah dan khilaf ayahnya selama 32 tahun memimpin Indonesia
Baca Selengkapnya