Begal dibakar massa, bukti warga tak puas dengan kinerja polisi?
Merdeka.com - Kejadian pembegalan di wilayah Pondok Aren, Tanggerang Selatan, pada Senin (23/2) kemarin, berujung pada tertangkapnya satu dari empat orang kawanan begal. Seorang pelaku jatuh dari motor yang digunakan kawanan itu. Massa mengamuk hingga akhirnya begal dibakar hidup-hidup hingga menemui ajal.
Melihat kriminalitas yang semakin menyeramkan dan memancing reaksi muak dari masyarakat hingga melakukan tindakan penghakiman massal, kriminolog dari Universitas Indonesia, Anggi Aulina Harahap angkat bicara.
Dirinya menyebut ada semacam 'stress sosial' dalam benak masyarakat, saat kejahatan tersebut terasa mengancam mereka di manapun. Hal itu makin diperparah dengan tidak tampaknya eksistensi hukum, yang bisa mereka percaya dalam menghadapi situasi demikian
-
Siapa yang mengancam warga? 'Setelah kami periksa secara maraton, kami tingkatkan ke penyidikan dan sudah ditetapkan sebagai tersangka,' ungkap Kasatreskrim Polrestabes Palembang AKBP Haris Dinzah, Selasa (19/12). Tersangka Bripka ED dijerat Pasal 335 KUHP tentang perbuatan tidak menyenangkan dengan ancaman paling lama satu tahun penjara.
-
Dimana kejadian polisi mengancam warga? Peristiwa itu terjadi di Palembang, Senin (18/12) pukul 11.30 WIB.
-
Apa yang bikin warga resah? Momen teror suara ketuk puntu rumah yang terekam di kamera CCTV ini bikin warga sekitar resah.
-
Bagaimana polisi mengancam pemobil tersebut? Dia bahkan mengatakan jika memang si pemobil tak mau memberi sesuai yang dia minta maka SIM nya bakal ditahan dan ditilang.
-
Kenapa polisi tersebut mengancam warga? 'Kau belum tahu di keluarga aku banyak yang jadi polisi ye, kau belum tahu dengan aku ye,' kata pelaku mengancam korban.
-
Bagaimana para begal itu mencoba untuk menghentikan mobil wanita tersebut? Begal tersebut meminta pemobil keluar dan turun dengan dalih bahwa ada masalah pada ban mobil yang dikendarainya.
"Kejadian pembakaran pelaku begal itu adalah tindakan main hakim sendiri, dan hal itu merupakan salah satu dari pertanda adanya stress sosial. Tapi mengapa masyarakat sampai bertindak demikian? Ya karena ada beberapa faktor. Tapi yang paling berhubungan adalah karena ketiadaan hukum," kata Anggi saat dihubungi merdeka.com, Selasa (24/2).
"Sementara, salah satu wujud hukum adalah polisi, dan karena mereka tidak melihat bahwa hukum yang dimaksud itu nyata buat mereka, maka akhirnya mereka bertindak sendiri," katanya menambahkan.
Anggi mengatakan ada semacam pesimisme yang terjadi di dalam tubuh masyarakat, terhadap kinerja pihak kepolisian. Dirinya juga menyebut bahwa model penyidikan dan penyelidikan pihak Kepolisian RI, masih kalah progresif dari modus kejahatan yang terjadi di masyarakat.
"Kalaupun hukum atau polisi itu ada, prosesnya ternyata juga tidak cepat. Hal inilah yang membuat warga menjadi pesimis pada kinerja kepolisian dan terkadang membuat mereka main hakim sendiri," kata Anggi.
"Performance polisi dalam menghadapi berbagai masalah di jalanan saya rasa memang masih kurang, karena banyaknya varian dari kualitas dan kuantitas kejahatan itu sendiri, belum bisa ditangani oleh mereka," pungkasnya.
(mdk/ian)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Viral Konvoi Pesilat Halangi Laju Mobil Damkar di Sragen
Baca SelengkapnyaKorban tertembak dan terlindas mobil polisi kini dirawat di rumah sakit.
Baca SelengkapnyaPihak damkar sangat menyayangkan tindakan warga yang merusak armada dan juga memukul personel Damkar Makassar
Baca SelengkapnyaVideo viral itu berdurasi 1.14 detik terjadi di Jambi
Baca SelengkapnyaKericuhan pada Senin (16/8) malam dipicu penolakan laporan soal dugaan pemalsuan dokumen yang disampaikan warga Dago Elos ke Mapolrestabes Bandung.
Baca SelengkapnyaWarga menolak aktivitas tambang karena membuat mereka gagal panen dan tercemarnya lingkungan.
Baca SelengkapnyaKapolres menyesalkan tindakan warga yang menghalangi penangkapan pelaku kejahatan bahkan menyerang dan menyandera polisi.
Baca SelengkapnyaDelapan warga yang ditangkap itu akan diproses hukum sesuai aturan perundang-undangan yang berlaku.
Baca SelengkapnyaUsman menyoroti penggunaan water cannon, gas air mata, atau penangkapan dan penahanan secara sewenang-wenang kepada pengunjuk rasa.
Baca SelengkapnyaDemo di Kantor Bupati Bekasi itu diwarnai kericuhan.
Baca SelengkapnyaWarga tidak terima sehingga melempar kaca belakang mobil tim resmob menggunakan batu
Baca SelengkapnyaKerusuhan sebelumnya pecah di Dogiyai pada Kamis (13/7) kemarin.
Baca Selengkapnya