Begal Payudara di Kota Kupang Dikepung Warga dan Diserahkan ke Polisi

Merdeka.com - Seorang pria berinisial NM alias Nopri (28), warga Mollo Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT) diserahkan kepada polisi. Dia ditangkap warga setelah meremas payudara seorang wanita muda.

Aksi cabul NM terjadi di Jalan HOS Cokroaminoto, Kelurahan Kelapa Lima, Kota Kupang, Jumat (11/6) sekitar pukul 19.30 Wita. Ketika itu, korban VH (22), warga sekitar, baru pulang dari ibadah.

Saat VH berjalan seorang diri, NM membuntutinya dari arah belakang. Dia mengendarai sepeda motor.

Dia kemudian mendekat, lalu berhenti dan langsung meremas payudara VH. Korban yang kaget dan ketakutan atas aksi pelaku spontan berteriakmeminta tolong.

Warga sekitar langsung merespons dan memenuhi lokasi. NM terkepung dan tertangkap.

Tak lama berselang, tim Buser Polsek Kelapa Lima tiba di lokasi. Mereka mengamankan NM beserta barang bukti berupa baju korban, serta sepeda motor Yamaha Vixion tanpa pelat nomor milik pelaku.

Kapolsek Kelapa Lima Kompol Sepuh Siregar mengatakan anggotanya bergerak cepat sehingga bisa mengamankan pelaku dan barang bukti dapat diamankan dari amukan massa.

"Saat ini pelaku telah ditahan di sel Polsek Kelapa Lima beserta barang bukti. Pelaku diproses berdasarkan laporan polisi nomor LP/B/105/VI/2021/Sektor Kelapa Lima, Polres Kupang Kota," ujarnya, Sabtu (12/6).

Menurut Sepuh Siregar, pelaku, korban, dan saksi-saksi sudah diperiksa Briptu Halifah dan Briptu Sandra Fiah, selaku penyidik PPA Unit Reskrim Polsek Kelapa Lima.

Penyidik memproses pelaku dan menjeratnya dengan Pasal 289 subs Pasal 281 KUHP, yaitu perbuatan pencabulan dengan ancaman hukuman sembilan tahun penjara. Penyidik juga berkoordinasi dengan pihak kejaksaan untuk proses lanjut kasus itu.

Begal payudara ini diduga sudah sering beraksi di beberapa tempat di Kota Kupang. Namun, saat ditemui di Mapolsek Kelapa Lima, Sabtu (12/6), NM mengaku baru sekali melakukan perbuatan cabul itu.

NM berdalih khilaf dan menyesali perbuatannya. Dia mengaku niatnya timbul untuk melakukan aksi itu karena melihat korban berjalan seorang diri pada malam hari. "Saya menyesal dan pasrah menerima hukuman. Saya sudah salah," ujarnya.