Begini awal mula Helmi dapatkan senpi untuk menembak Dokter Letty hingga tewas
Merdeka.com - Pada 9 November lalu, dr. Ryan Helmi menembak istrinya dr. Letty Sultri hingga tewas di Klinik Azzahra, Cawang, Jakarta Timur. Senjata api atau senpi yang digunakan Helmi menghabisi nyawa istrinya dibeli secara daring (online) melalui Facebook.
Tim Jatanras Polda Metro Jaya melakukan penelusuran darimana senpi tersebut didapatkan. Polisi berhasil meringkus dua orang yaitu penjual dan pemasok senpi yang digunakan Helmi. Helmi membeli senpi dari R. Roby Yogianto warga Surabaya. Sedangkan Roby sendiri memasok atau mendapatkan senpi itu dari dr. Sony Sujatno yang juga berasal dari Surabaya.
Direktur Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Nico Afinta, menyampaikan Roby dihubungi Helmi pertama kali pada tanggal 11 Oktober. Setelah berkenalan melalui Facebook, Roby menawarkan senpi. Kemudian Helmi sepakat membeli senpi yang ditawarkan.
-
Bagaimana Brigadir Helmi melumpuhkan pelaku? Petugas polisi melumpuhkan pelaku dengan cara melompat melewati jendela bangsal dan merebut senjata tajam tersebut.
-
Siapa pelakunya? Orang ke-3 : 'Seperti biasa saya menjemput anak saya pulang sekolah sekitar jam tersebut'Karena 22 jam sebelum 5 April 2010 adalah jam 1 siang 4 april 2010 (hari minggu)
-
Apa yang ditembak? Tiga pemuda yang menjadi korban penembakan yakni RS, DS dan YL.
-
Kenapa pistol wanita itu ditembakkan? Ketika masuk ke mesin MRI, pistol tertarik oleh magnet, menembakkan satu tembakan ke arah dirinya.
-
Senjata apa yang digunakan pelaku? Terkait dengan senjata api yang dibawa pengemudi mobil tersebut, Kompol Margono mengatakan bahwa senjata yang digunakan pelaku diduga hanya senjata mainan.
"Disepakati harga Rp 18 juta. Karena R bertempat tinggal di Surabaya maka dikenakan ongkos pengiriman Rp 2 juta sehingga total pembayaran yang dilakukan tersangka H Rp 20 juta," terangnya saat rilis di Mapolda Metro Jaya, Jumat (1/12).
Setelah ada kesepakatan, senpi dikirim dari Surabaya ke Jakarta tanggal 17 Oktober. Helmi juga menerima enam peluru jenis senjata revolver. Pada tanggal 30 Oktober, Helmi kembali membeli amunisi dengan harga Rp 1,4 juta dan dibayar sekitar Rp 1,5 juta dengan ongkos kirim. Dengan Rp 1,5 juta Helmi mendapatkan 12 butir peluru revolver.
Setelah melakukan penyelidikan, Tim Jatanras menangkap R pada tanggal 28 November di Banyuwangi. "Lalu didalami lagi oleh tim penyidik dari mana senjatanya, berapa ia membeli dan dari siapa. Penyidik mengembangkan kembali ke Kota Surabaya lalu di Surabaya ada nama tersangka S dimana S ini seorang dokter dan punya toko online terkait dengan penjualan aksesoris maupun senjata soft gun," jelasnya.
Sony ditangkap di Villa Bukit Regency D6 Nomor 6 Surabaya pada tanggal 25 November. "Saat dilakukan penggeledahan penyidik menemukan dua pucuk senjata revolver pabrikan," kata Nico.
Dari penangkapn Sony, polisi mengamankan 13 senjata rakitan yang telah dimodifikasi, tujuh revolver, 1.750 butir amunisi kaliber 9 mm, 32 mm dan 22 mm. Roby dan Sony dijerat dengan Pasal 1 ayat 1 UU Darurat Nomor 12 Tahun 1951 dengan ancaman hukuman mati atau penjara seumur hidup.
(mdk/lia)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peristiwa itu terjadi saat korban sedang bernyanyi sambil live di Facebook.
Baca SelengkapnyaPolisi masih menyidik dari mana Ghatan mendapat senjata itu. Sebab, adanya kejanggalan dari pengakuan Ghatan.
Baca SelengkapnyaJenazah pengawal pribadi Kapolda Kaltara itu dilakukan autopsi di RS Bhayangkara Semarang atas permintaan istrinya.
Baca SelengkapnyaKorban kirim sinyal darurat kepada suaminya yang bekerja di tempat sama.
Baca SelengkapnyaKorban yang ditembak berinisial berinisial IDB (43) dan pelurunya tepat mengenai bagian belakang atas kepala korban.
Baca SelengkapnyaHasilnya, Brigadir Setyo mengalami luka tembak di dada sebelah kiri, hingga jantung dan paru-paru
Baca SelengkapnyaPelaku RY dan korban S sudah saling kenal karena keduanya sama-sama bekerja di PT Tuntek, Cikupa.
Baca SelengkapnyaPelaku menyerahkan diri ke polisi setelah menghabisi korban.
Baca SelengkapnyaPengawal pribadi Kapolda Kaltara Brigpol Setyo Herlambang tewas dengan luka tembak di dada kirinya, Jumat (22/9).
Baca SelengkapnyaGathan terlibat aksi percobaan pembunuhan dengan cara menembak terhadap seorang pria di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur.
Baca SelengkapnyaPelaku adalah tetangga korban. Selama bertetangga, hubungan keduanya kurang harmonis.
Baca SelengkapnyaPelaku dan korban kerap cekcok kendati baru sepekan menikah.
Baca Selengkapnya