Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Begini keanehan gestur Jessica saat Mirna kejang versi psikolog

Begini keanehan gestur Jessica saat Mirna kejang versi psikolog Sidang Jessica. ©2016 merdeka.com/muhammad luthfi rahman

Merdeka.com - Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso terus bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Seperti diketahui, Mirna meregang nyawa usai menyeruput es kopi vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia.

Minuman itu dipesankan Jessica. Belakangan diketahui ada racun sianida masuk ke dalam kopi tersebut.

Sejumlah ahli ikut dihadirkan dalam persidangan. Kemarin giliran ahli psikologi klinis, Antonia Ratin Andjayani, yang dimintai kesaksiannya.

Dalam keterangannya, Antonia menilai gestur tubuh Jessica sangat santai saat Mirna sekarat. Menurutnya, sebagai manusia lazimnya memberikan pertolongan saat melihat orang sekitarnya kesakitan.

"Yang jadi catatan kami, saat Mirna dibawa keluar kafe, ketika Mirna minum (es kopi Vietnam), mengisap minuman dengan sedotan, yang kelihatan panik, itu Hani. Reaksi yang ditampilkan, perilaku ditampilkan dari situ saya beri penilian tidak lazim," sambungnya.

Harusnya, kelaziman seorang manusia, jika melihat kondisi demikian pasti akan memberikan pertolongan.

"Jessica, Mirna dan Hani ini satu lingkungan, sepanik apa pun, akan ada gestur untuk membantu, gestur khawatir, untuk bisa bergerak secara sigap bukan reaksi yang tidak menolong," tambahnya.

Namun, pada saat kejadian Mirna kala itu, Jessica tak juga menunjukkan panik bahkan coba melakukan pertolongan.

"Ekspresi itu tidak tampak, gesturnya juga. Ketika jalan membeli minum air putih, juga terlalu santai (Jessica), tidak ada kebergegasan, yang umumnya ditampilkan siapapun selain teman dalam situasi genting. Nah ini yang tidak ada di rekaman," papar Antonia.

"Kedua, kalau tidak mampu dan tidak ada hubungan kedekatan apapun, kita di sini Jessica dan Mirna itu berteman, kalau bicara kelaziman, dalam situasi sangat genting, sepanik apapun, setidakberdaya, pasti ada gestur, bergerak secara sigap, panik dan untuk menolong," tambah Antonia.

Bahkan saat memesankan minum untuk Mirna yang mulai sekarat, reaksi Jessica tak terlihat bergegas.

"Terlalu santai (reaksi Jessica). Jessica, Mirna dan Hani ini satu lingkungan, sepanik apa pun, akan ada gestur untuk membantu, gestur khawatir, untuk bisa bergerak secara sigap bukan reaksi yang tidak menolong," bebernya.

Selain itu, sambungnya, juga tak terlihat adanya raut kesedihan di wajah Jessica pasca meninggalnya Mirna.

"Yang ini saya tidak lihat pasca Mirna meninggal," beber dia.

Melihat itu, Antonia menyimpulkan Jessica dapat tampil dengan sangat tenang, kalem bahkan dingin jika dia berada dalam kondisi situasi sesuai prediksi. Situasi yang sudah dia antisipasi.

"Ekspresi yang ditampilkan berubah 80 persen yang tadinya kooperatif berubah dingin jadi ketus. Dia tadinya terbuka lalu berubah tertutup. Lontaran-lontaran sekecil apapun itu informasi. Jika situasi sudah sesuai dengan prediksi maka bisa tenang. Saya tidak bisa menyentuh ini emosi dangkal. Ini masuk ke sisi untuk orang-orang yang punya daya kondisi dirinya bahkan men-triger luapkan emosi masih bisa dikendalikan," beber Antonia.

Meski Jessica bisa bersikap tenang, Antonia menilai Jessica tak tampak memiliki karakteristik dari psikopat maupun berkepribadian ganda.

"Yang bersangkutan tidak menampilkan adanya indikasi berkepribadian ganda dan tidak menemukan adanya kemungkinan yang bersangkutan bisa dirujukan menjadi psikopat," pungkasnya.

Menanggapi kesaksian Antonia, Otto Hasibuan, salah satu pengacara Jessica tak melihat adanya keterangan penting yang menyudutkan kliennya.

"Jadi untuk apa kita periksa perilaku ini karena ternyata enggak bisa disimpulkan untuk melakukan sesuatu," ujar Otto.

Dia menyebut, kesaksian Antonia tak independen. Sebab, katanya, Antonia ikut membantu penyelidikan polisi.

"Jadi namanya membantu polisi, akhirnya seperti itulah kesaksiannya kan. Dia eksis di belakang. Itu saya katakan tadi dia enggak independen karena dia sebelumnya sudah membantu polisi. Jadi otomatis menurut saya di sini pun dia kan juga begitu. Mudah-mudahan saya tidak keliru kan," jelasnya.

Ditambahkannya, jawaban saksi ahli juga lebih banyak berspekulasi. Tidak ada kesaksian yang konsisten lantaran selalu memakai teori secara general tanpa menggunakan teori secara statistik.

"Jadi kalau begitu dia menggunakan pribadinya, pengalaman dia sebagai tolak ukur atau uji. Enggak boleh begitu dong. Kalau secara ilmiah enggak boleh memakai diri kita sebagai ukuran tentang perilaku seseorang. Jadi kalau dia bilang tadi umumnya, maka diperlukan yang umumnya itu berapa banyak, yang tidak umum itu berapa banyak, lalu disimpulkan," papar Otto.

"Nah tadi dia enggak konsisten, dia sendiri mengatakan bahwa sebenarnya yang paling banyak itulah yang dipakai, tapi dia tidak melakukan statistik. Jadi saya pikir kesaksian ini enggak ada apa-apanya terhadap kasus ini dan perilaku-perilaku tadi kan sudah ditanya hakim apakah ada kaitannya dengan perbuatan, tidak ada. Jadi kalau tidak ada sebenarnya kosong menurut saya," sambungnya.

(mdk/gil)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penampakan Paskibraka Hampir Pingsan Tetap Berusaha Berdiri, Sampai Dipegangi Temannya
Penampakan Paskibraka Hampir Pingsan Tetap Berusaha Berdiri, Sampai Dipegangi Temannya

Anggota Paskibraka ini kedapatan hampir pingsan. Sampai-sampai teman-teman di sisinya memegangi belakangnya agar tak jatuh.

Baca Selengkapnya
Deretan Kejanggalan Kasus Sianida Jessica Wongso dan Mirna Salihin di Film Dokumenter 'Ice Cold'
Deretan Kejanggalan Kasus Sianida Jessica Wongso dan Mirna Salihin di Film Dokumenter 'Ice Cold'

Film dokumenter yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso' kini menyita perhatian publik karena dianggap ada kejanggalan.

Baca Selengkapnya
Putri Cantik Novita Angie Jatuh di Eskalator dan Dilarikan ke RS, Begini Kondisinya
Putri Cantik Novita Angie Jatuh di Eskalator dan Dilarikan ke RS, Begini Kondisinya

Kabar kurang sedap datang dari presenter Novita Angie. Putri cantiknya yang bernama Jemima Jasmine Hardi Rajasa atau kerap disapa Jema jatuh di eskalator.

Baca Selengkapnya
Aksi Heroik Wanita di Jember Hentikan Maling Dicuekin Warga Bikin Gregetan
Aksi Heroik Wanita di Jember Hentikan Maling Dicuekin Warga Bikin Gregetan

Pelaku akhirnya melarikan diri dengan mengendarai motor yang sempat menyeret wanita tersebut.

Baca Selengkapnya
Kepergok Hendak Mencuri Motor, Pencuri Santuy Ajak Tos Korban Lalu Pergi dengan Santai
Kepergok Hendak Mencuri Motor, Pencuri Santuy Ajak Tos Korban Lalu Pergi dengan Santai

Aksi pencurian sepeda motor terjadi di kawasan Melur, Koja, Jakarta Utara pada Senin (21/8) lalu. Namun aksi tersebut gagal dan mendapat sorotan warganet.

Baca Selengkapnya
Aksi Gercep Mayor Teddy Gendong Perempuan Pingsan di GBK Disorot, Usai Sadar Si Cewek 'Modal Sholawat'
Aksi Gercep Mayor Teddy Gendong Perempuan Pingsan di GBK Disorot, Usai Sadar Si Cewek 'Modal Sholawat'

Perempuan itu mengklarifikasi tentang kabar bahwa dia hanya pura-pura pingsan untuk mencari perhatian.

Baca Selengkapnya
Viral Wanita Pegawai Minimarket Tahan Motor Pencuri, Tak ada yang Bantu Warga Sekitar hanya Diam Melongo
Viral Wanita Pegawai Minimarket Tahan Motor Pencuri, Tak ada yang Bantu Warga Sekitar hanya Diam Melongo

Pegawai wanita begitu berani menghadang si pencuri. Namun reaksi para warga yang hanya diam melongo kian menjadi sorotan.

Baca Selengkapnya