Begini keanehan gestur Jessica saat Mirna kejang versi psikolog
Merdeka.com - Sidang kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso terus bergulir di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Seperti diketahui, Mirna meregang nyawa usai menyeruput es kopi vietnam di Olivier Cafe, Grand Indonesia.
Minuman itu dipesankan Jessica. Belakangan diketahui ada racun sianida masuk ke dalam kopi tersebut.
Sejumlah ahli ikut dihadirkan dalam persidangan. Kemarin giliran ahli psikologi klinis, Antonia Ratin Andjayani, yang dimintai kesaksiannya.
-
Apa yang dilakukan Jessica Mila? Dalam sesi pemotretan ini, keduanya kompak mengenakan busana berwarna nude, menciptakan harmoni visual yang memukau.
-
Bagaimana kondisi Jessica Mila sekarang? Saat ini, kondisi kesehatannya semakin membaik, dan dia sangat menjaga dirinya serta kesehatan bayinya melalui konsultasi medis serta istirahat setelah insiden tersebut.
-
Bagaimana Jessica bisa bebas? Jessica Wongso menerima hukuman penjara selama 20 tahun. Namun, setelah menjalani 8 tahun, ia memperoleh remisi dan dibebaskan dengan syarat.
-
Siapa yang bebaskan Jessica? Pembebasan bersyaratnya diatur dalam Surat Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI dengan nomor PAS-1703.PK.05.09 Tahun 2024.
-
Apa yang sedang dialami Jessica Mila? Jessica Mila, kini berbagi kabar bahagia karena sedang mengandung anak pertamanya bersama Yakub Hasibuan.
Dalam keterangannya, Antonia menilai gestur tubuh Jessica sangat santai saat Mirna sekarat. Menurutnya, sebagai manusia lazimnya memberikan pertolongan saat melihat orang sekitarnya kesakitan.
"Yang jadi catatan kami, saat Mirna dibawa keluar kafe, ketika Mirna minum (es kopi Vietnam), mengisap minuman dengan sedotan, yang kelihatan panik, itu Hani. Reaksi yang ditampilkan, perilaku ditampilkan dari situ saya beri penilian tidak lazim," sambungnya.
Harusnya, kelaziman seorang manusia, jika melihat kondisi demikian pasti akan memberikan pertolongan.
"Jessica, Mirna dan Hani ini satu lingkungan, sepanik apa pun, akan ada gestur untuk membantu, gestur khawatir, untuk bisa bergerak secara sigap bukan reaksi yang tidak menolong," tambahnya.
Namun, pada saat kejadian Mirna kala itu, Jessica tak juga menunjukkan panik bahkan coba melakukan pertolongan.
"Ekspresi itu tidak tampak, gesturnya juga. Ketika jalan membeli minum air putih, juga terlalu santai (Jessica), tidak ada kebergegasan, yang umumnya ditampilkan siapapun selain teman dalam situasi genting. Nah ini yang tidak ada di rekaman," papar Antonia.
"Kedua, kalau tidak mampu dan tidak ada hubungan kedekatan apapun, kita di sini Jessica dan Mirna itu berteman, kalau bicara kelaziman, dalam situasi sangat genting, sepanik apapun, setidakberdaya, pasti ada gestur, bergerak secara sigap, panik dan untuk menolong," tambah Antonia.
Bahkan saat memesankan minum untuk Mirna yang mulai sekarat, reaksi Jessica tak terlihat bergegas.
"Terlalu santai (reaksi Jessica). Jessica, Mirna dan Hani ini satu lingkungan, sepanik apa pun, akan ada gestur untuk membantu, gestur khawatir, untuk bisa bergerak secara sigap bukan reaksi yang tidak menolong," bebernya.
Selain itu, sambungnya, juga tak terlihat adanya raut kesedihan di wajah Jessica pasca meninggalnya Mirna.
"Yang ini saya tidak lihat pasca Mirna meninggal," beber dia.
Melihat itu, Antonia menyimpulkan Jessica dapat tampil dengan sangat tenang, kalem bahkan dingin jika dia berada dalam kondisi situasi sesuai prediksi. Situasi yang sudah dia antisipasi.
"Ekspresi yang ditampilkan berubah 80 persen yang tadinya kooperatif berubah dingin jadi ketus. Dia tadinya terbuka lalu berubah tertutup. Lontaran-lontaran sekecil apapun itu informasi. Jika situasi sudah sesuai dengan prediksi maka bisa tenang. Saya tidak bisa menyentuh ini emosi dangkal. Ini masuk ke sisi untuk orang-orang yang punya daya kondisi dirinya bahkan men-triger luapkan emosi masih bisa dikendalikan," beber Antonia.
Meski Jessica bisa bersikap tenang, Antonia menilai Jessica tak tampak memiliki karakteristik dari psikopat maupun berkepribadian ganda.
"Yang bersangkutan tidak menampilkan adanya indikasi berkepribadian ganda dan tidak menemukan adanya kemungkinan yang bersangkutan bisa dirujukan menjadi psikopat," pungkasnya.
Menanggapi kesaksian Antonia, Otto Hasibuan, salah satu pengacara Jessica tak melihat adanya keterangan penting yang menyudutkan kliennya.
"Jadi untuk apa kita periksa perilaku ini karena ternyata enggak bisa disimpulkan untuk melakukan sesuatu," ujar Otto.
Dia menyebut, kesaksian Antonia tak independen. Sebab, katanya, Antonia ikut membantu penyelidikan polisi.
"Jadi namanya membantu polisi, akhirnya seperti itulah kesaksiannya kan. Dia eksis di belakang. Itu saya katakan tadi dia enggak independen karena dia sebelumnya sudah membantu polisi. Jadi otomatis menurut saya di sini pun dia kan juga begitu. Mudah-mudahan saya tidak keliru kan," jelasnya.
Ditambahkannya, jawaban saksi ahli juga lebih banyak berspekulasi. Tidak ada kesaksian yang konsisten lantaran selalu memakai teori secara general tanpa menggunakan teori secara statistik.
"Jadi kalau begitu dia menggunakan pribadinya, pengalaman dia sebagai tolak ukur atau uji. Enggak boleh begitu dong. Kalau secara ilmiah enggak boleh memakai diri kita sebagai ukuran tentang perilaku seseorang. Jadi kalau dia bilang tadi umumnya, maka diperlukan yang umumnya itu berapa banyak, yang tidak umum itu berapa banyak, lalu disimpulkan," papar Otto.
"Nah tadi dia enggak konsisten, dia sendiri mengatakan bahwa sebenarnya yang paling banyak itulah yang dipakai, tapi dia tidak melakukan statistik. Jadi saya pikir kesaksian ini enggak ada apa-apanya terhadap kasus ini dan perilaku-perilaku tadi kan sudah ditanya hakim apakah ada kaitannya dengan perbuatan, tidak ada. Jadi kalau tidak ada sebenarnya kosong menurut saya," sambungnya.
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Anggota Paskibraka ini kedapatan hampir pingsan. Sampai-sampai teman-teman di sisinya memegangi belakangnya agar tak jatuh.
Baca SelengkapnyaFilm dokumenter yang berjudul 'Ice Cold: Murder, Coffee, and Jessica Wongso' kini menyita perhatian publik karena dianggap ada kejanggalan.
Baca SelengkapnyaKabar kurang sedap datang dari presenter Novita Angie. Putri cantiknya yang bernama Jemima Jasmine Hardi Rajasa atau kerap disapa Jema jatuh di eskalator.
Baca SelengkapnyaPelaku akhirnya melarikan diri dengan mengendarai motor yang sempat menyeret wanita tersebut.
Baca SelengkapnyaAksi pencurian sepeda motor terjadi di kawasan Melur, Koja, Jakarta Utara pada Senin (21/8) lalu. Namun aksi tersebut gagal dan mendapat sorotan warganet.
Baca SelengkapnyaPerempuan itu mengklarifikasi tentang kabar bahwa dia hanya pura-pura pingsan untuk mencari perhatian.
Baca SelengkapnyaPegawai wanita begitu berani menghadang si pencuri. Namun reaksi para warga yang hanya diam melongo kian menjadi sorotan.
Baca Selengkapnya