Bekasi dibully netizen, DPRD sebut salah wali kota
Merdeka.com - Anggota Komisi A DPRD Kota Bekasi Anim Imanudin mengatakan, wajar masyarakat mem-bully Kota Bekasi karena pemerintah lambat dalam merealisasikan anggaran. Padahal, biaya perbaikan kota cukup tinggi.
"Ternyata infrastruktur kita, menurut mereka (netizen) rusak, jalan macet, kumuh, panas," kata Anim saat dikonfirmasi merdeka.com, Selasa, (14/10).
Menurut dia, apa yang dilakukan oleh warga merupakan suatu bentuk protes. Sebab, mereka telah membayar pajak, antara lain Pajak Bumi dan Bangunan, Pajak Penghasilan, Pajak Kendaraan Bermotor, dan bahkan makan pun dikenakan pajak.
-
Siapa pelaku aksi bullying tersebut? Kepolisian Resor Bulukumba telah mengamankan dua pelaku.
-
Apa yang DPR sesalkan? 'Yang saya sesalkan juga soal minimnya pengawasan orang tua.'
-
Apa itu bullying? Bullying adalah tindakan agresif yang dilakukan secara sengaja dan berulang oleh individu atau kelompok terhadap seseorang yang dianggap lebih lemah. Tujuan dari perilaku ini adalah untuk menyakiti, mengintimidasi, atau menguasai korban, baik secara fisik, verbal, maupun psikologis.
-
Apa yang dilakukan pelaku bully? Dia dimaki dengan kata-kata kasar menggunakan bahasa setempat oleh para pelaku.Korban juga dipaksa sujud dan mencium kaki pelaku. Kepalanya didorong ke bawah oleh salah satu pelaku, sementara pelaku lain tertawa. Kemudian pelaku lain sengaja mendorong temannya dengan tujuan menimpa badan korban. Saat rambut korban berantakan, pelaku memaksanya berkaca ke layar ponsel.
"Wajar mereka menagih karena pemerintah lambat dalam merealisasikan anggaran," katanya.
Menurut dia, anggaran infrastruktur sekitar Rp 500 miliar baru tercapai sebesar 54 persen. Padahal, seharusnya sudah mencapai sekitar 90 persen. Karena itu, dia meminta Wali Kota Bekasi agar menyampaikan kepada masyarakat. "Walikota harus tanggap dan mencermati ini," katanya.
Dengan adanya ejekan di sosial media itu, seharusnya pemerintah malu, dan setelah itu bertindak memperbaikinya. "Apa yang dikatakan sosial media tidak benar atau yang memang belum selesai pekerjaannya di sampaikan progres pencapaiannya," tandasnya.
(mdk/hhw)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar di media sosial, warga ramai-ramai mancing di sebuah kubangan. Terlihat lubang tersebut berukuran cukup besar dan berada di tengah jalan.
Baca SelengkapnyaDemonstran memberikan bebek hidup untuk Bobby sebagai simbol kekecewaan kepemimpinan dari menantu Presiden Joko Widodo itu
Baca SelengkapnyaDemo di Kantor Bupati Bekasi itu diwarnai kericuhan.
Baca SelengkapnyaSebelumnya warga sudah sempat memperbaiki jalan tersebut, namun akhirnya rusak kembali.
Baca SelengkapnyaSebanyak 15 anggota DPRD Palembang terancam dipidanakan
Baca SelengkapnyaKeluhan diungkap anggota DPRD DKI Fraksi PKS Karyatin Subiantoro.
Baca SelengkapnyaKombes Ade mengatakan kasus tersebut sempat lama diproses, karena mediasi antara pelaku dan korban tak menemukan titik terang.
Baca SelengkapnyaSeorang petugas damkar Depok berani singgung wakil wali kota yang kritik video viral tentang kerusakan alat dan mobil damkar.
Baca SelengkapnyaKeempatnya tak terima atas proses pemberhentian antar waktu (PAW) secara sepihak yang dilakukan ketua DPRD.
Baca SelengkapnyaSebelumnya jalan ini digali untuk pemasangan pipa cukup besar milik proyek IPAL dari Sei Selayur hingga sekitaran kantor Wali Kota Palembang.
Baca SelengkapnyaKetua DPR menilai mengatakan inisiatif masyarakat untuk memviralkan permasalahan di media sosial atau no viral, no justice menjadi tantangan bagi DPR
Baca SelengkapnyaSalah satu warga juga mengeluh banyak anggota DPR yang tidak hadir untuk mendengar keluhan warga Parung Panjang.
Baca Selengkapnya