Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Bekerja demi ibu hingga tewas terpanggang di pabrik petasan Kosambi

Bekerja demi ibu hingga tewas terpanggang di pabrik petasan Kosambi dianah korban ledakan petasan di kosambi. ©2017 Merdeka.com/ahda

Merdeka.com - Jumat (3/11), Tim DVI kembali merilis identifikasi korban jenazah ledakan di gudang kembang api PT Panca Buana Cahaya. Posko Post Mortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, kembali didatangi anggota keluarga yang menjemput. Duduk di selasar kamar Jenazah, Bagong, menunggu jenazah keponakannya, Dianah.

Tidak sendiri, Bagong sebetulnya menemani ibu dan ayah kandung Dianah, Sayati dan Suryadi. Seolah menengahi hubungan keluarga yang sudah terpisah. Ia duduk di antara keduanya yang dipisahkan jarak sekitar 5 meter.

Bagong, mengaku sejak awal membantu mencari anggota keluarga yang menjadi korban ledakan. Ironisnya, hari ini dia menjembatani keluarga yang sudah terpisah ketika dihubungi bahwa jenazah keponakannya telah ditemukan.

Tidak kali ini saja, dia harus bolak-balik Tangerang dan Kramat Jati. Ia menjadi saksi keluarga dekatnya mengambil jenazah anak-anak mereka.

Total ada 17 orang. Semuanya perempuan. Sembilan di antaranya, berumur 16 tahun ke bawah. Paling kecil berumur 14 tahun, Surnah, hanya terpaut satu tahun dengan Dianah yang masih 15 tahun. Dari semua itu, tinggal dua saja yang belum ketemu. Faria dan Oma.

Bagong bersyukur polisi cepat menemukan mereka. Sambil ia menunjukan foto keponakannya yang harusnya masih bisa mengenakan seragam putih-biru. Pasrah ia rela menerima takdir.

Bagong bercerita, banyak dari anggota keluarganya yang putus sekolah. Kebanyakan tamatan SD. Salah satunya Dianah yang ia jemput hari ini. Tak terbayang, anak itu bekerja di sebuah pabrik petasan dan hilang nyawa karena kebakaran.

Ia tidak tahu menahu pabrik itu memproduksi petasan. Yang ia tahu pabrik itu merupakan gudang besi tua dan sebelumnya mengolah limbah plastik. Pabrik tidak jauh dari pemukimannya. Banyak pula tetangga dia direkrut menjadi pekerja di sana.

Sutrisna, sang mandor, yang juga tinggal di sana, mengajak para anak perempuan itu bekerja. Jumlahnya tidak tanggung, dari empat RT, 30 bekerja di sana, termasuk 17 anggota keluarga Bagong.

Padahal Bagong sendiri menginginkan Dianah tidak perlu bekerja. Apa daya keterbatasan ekonomi memaksa. Sayati, ibu kandung Dianah pun sempat menolak. Tapi anak sematawayangnya, ingin bekerja demi ibu. Diimingi uang Rp 55 ribu perhari.

"Saya sih, bilang kerja jangan sampai keterusan. Mintanya gitu, masalahnya perawan jangan sampai kerja. Sekolah yang tinggi dulu gitu," harap Bagong yang kadung kehilangan Dianah. (mdk/rnd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
4 Anak Asal Sumsel Diperbudak Jadi PSK di Surabaya, Layani 10 sampai 20 Tamu per Hari
4 Anak Asal Sumsel Diperbudak Jadi PSK di Surabaya, Layani 10 sampai 20 Tamu per Hari

4 Anak asal Sumsel diperbudak jadi pekerja seks komersial (PSK) dan dipaksa melayani tamu 10 sampai 20 orang per hari.

Baca Selengkapnya
3 Dari 4 Pembunuh dan Pemerkosa Mayat Siswi SMP di Palembang Tak Bisa Dipenjara, Ini Penjelasan Bapas
3 Dari 4 Pembunuh dan Pemerkosa Mayat Siswi SMP di Palembang Tak Bisa Dipenjara, Ini Penjelasan Bapas

Hanya satu tersangka yang dipenjara di lapas anak dengan waktu separuh masa hukuman orang dewasa.

Baca Selengkapnya
Keroyok Teman hingga Tewas, 17 Santri di Blitar Tidak Ditahan
Keroyok Teman hingga Tewas, 17 Santri di Blitar Tidak Ditahan

Ditetapkan sebagai Tersangka Pengeroyokan Teman hingga Tewas, 17 Santi di Blitar Tidak Ditahan

Baca Selengkapnya
Kronologi Remaja di Duren Sawit Nekat Tikam Ayah Kandung: Kesal Dibilang Anak Haram
Kronologi Remaja di Duren Sawit Nekat Tikam Ayah Kandung: Kesal Dibilang Anak Haram

Korban ditusuk saat tertidur di toko yang menjadi tempat tinggal sekaligus usaha.

Baca Selengkapnya
Keroyok Anak Madrasah Kelas 2 di Tasik sampai Tewas, 9 Pelaku Diamankan
Keroyok Anak Madrasah Kelas 2 di Tasik sampai Tewas, 9 Pelaku Diamankan

Atas laporan tersebut pihaknya pun melakukan olah tempat kejadian perkara.

Baca Selengkapnya
Anak Perempuan di Duren Sawit Ternyata Dibantu Adik saat Bunuh Ayah, Begini Peran Sadis Kedua Pelaku
Anak Perempuan di Duren Sawit Ternyata Dibantu Adik saat Bunuh Ayah, Begini Peran Sadis Kedua Pelaku

Anak perempuan di Duren Sawit dibantu sang adik saat bunuh ayah

Baca Selengkapnya
Puluhan Anak Asal Sumbar Diduga Dijual ke Jakarta, 1 Korban Dibuang Mami di Ancol
Puluhan Anak Asal Sumbar Diduga Dijual ke Jakarta, 1 Korban Dibuang Mami di Ancol

Satu korban dibuang di kawasan Ancol, Jakarta Utara.

Baca Selengkapnya
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk
Ditinggal Orang Tua Panen Durian, Seorang Remaja Ditemukan Tewas dengan Luka Tusuk

"Korban ditemukan tewas dengan banyak luka. Diduga akibat pembunuhan," ungkap Kasi Humas Polres OKU Iptu Ibnu Holdon

Baca Selengkapnya
Viral Anak Gadis di Klaten Dianiaya, Ini Tampang 5 Pelaku Ditangkap Polisi
Viral Anak Gadis di Klaten Dianiaya, Ini Tampang 5 Pelaku Ditangkap Polisi

Video tersebut viral di sejumlah akun media sosial hingga grup WhatsApp. Video menampilkan aksi kekerasan yang dilakukan sejumlah wanita kepada korban.

Baca Selengkapnya
Sering Dipukuli dan Disebut Anak Haram Buat Anak Gadis di Duren Sawit Gelap Mata Habisi Nyawa Ayah
Sering Dipukuli dan Disebut Anak Haram Buat Anak Gadis di Duren Sawit Gelap Mata Habisi Nyawa Ayah

Polisi menemukan fakta penyebab anak di Duren Sawit bunuh ayah kandung

Baca Selengkapnya
Kisah Pilu ABG di Sumbar Dicekoki Miras lalu Diperkosa Empat Pemuda, Ini Tampang Para Pelaku
Kisah Pilu ABG di Sumbar Dicekoki Miras lalu Diperkosa Empat Pemuda, Ini Tampang Para Pelaku

Kejadian itu berawal ketika korban diajak keluar rumah oleh salah seorang pelaku inisial R yang juga merupakan teman korban.

Baca Selengkapnya
Remaja di Malang Tewas Usai Dikeroyok: 10 Orang jadi Tersangka, 6 Masih di Bawah Umur
Remaja di Malang Tewas Usai Dikeroyok: 10 Orang jadi Tersangka, 6 Masih di Bawah Umur

Kasus pengeroyokan bermula dari kesalahpahaman terkait keanggotaan korban dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), salah satu perguruan silat.

Baca Selengkapnya