Bela adiknya soal PR Matematika, Erfas dikenal suka protes
Merdeka.com - Protes yang dilakukan Muhamad Erfas Maulana, mahasiswa Jurusan Teknik Mesin Universitas Diponegoro (Undip) karena kecewa dengan nilai pekerjaan rumah (PR) mata pelajaran matematika adiknya, menjadi perbincangan hangat di dalam kampus tersebut. Sebab, dia langsung memposting nilai PR adiknya dalam akun Facebook-nya.
Sebagian besar teman-teman Erfas, sapaan akrabnya, mengenalnya sebagai sosok mahasiswa yang kritis saat kuliah. Saking kritisnya, Erfas dikenal sebagai mahasiswa yang doyan protes.
Hal tersebut juga dibenarkan oleh Iman, teman satu angkatan Erfas. Saat berbincang dengan merdeka.com, di sela-sela kuliahnya, dia mengaku sangat mengenal kepribadian Erfas.
-
Apa yang dilakukan siswa terhadap gurunya? Seorang siswa Madrasah Aliyah (MA) YASUA, Desa Pilangwetan, RT 02 RW 03, Kecamatan Kebonagung, tega membacok gurunya sendiri.
-
Kenapa siswa membacok guru? Terkait kejadian ini, Kasatreskrim Polres Demak AKP Winardi mengatakan, pelaku tega membacok gurunya sendiri diduga karena tidak terima mendapat nilai jelek.
-
Apa masalah PR matematika bagi murid dan orang tua? Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain pekerjaan rumah yang terlalu sulit – bahkan dengan bantuan orang tua – serta pekerjaan yang menunda waktu tidur, melewati waktu bersama keluarga, dan menyebabkan perasaan tidak mampu dan frustrasi.
-
Kenapa Pak Guru marah ke murid? Ana sawijining murid SD sing tekon karo gurune sing ndilalah lagi rada nesu.
-
Apa yang dilakukan guru terhadap murid? Korban dicabuli pada saat jam pelajaran dengan diiming-iming uang. Aksi itu ada yang dilakukan pelaku di pustaka, dan ada juga di kelas. Kejadian sudah berulang-ulang,' jelasnya.
-
Bagaimana reaksi profesor terhadap bocah itu? Zhao Baisheng, seorang profesor dan pembimbing doktoral di Institut Sastra Dunia Fakultas Bahasa Asing Universitas Peking terkesima dengan konsentrasi bocah itu saat membaca dan apa yang dibacanya, Zhao pun memulai percakapan.
"Makanya, saat dia memposting nilai PR adiknya di Facebook banyak orang yang berkomentar. Rata-rata sudah pada tahu sih. Dia itu memang orangnya kritis," kata Iman, Senin (21/9).
Menurut Iman, karena dikenal pribadi yang kritis, Erfas bahkan sempat ikut kontes stand up comedy yang diadakan internal di kampusnya. "Suka main stand up comedy juga," ujarnya.
Selama kuliah, kata Iman, mahasiswa Teknik Mesin Undip angkatan 2010 itu rata-rata mendapatkan IPK lumayan bagus yakni sekitar 2,9-3. "Tapi ya itu, kalau di kelas dia sedikit-sedikit protes. Kalau bergaul dengan kita-kita dia orangnya supel dan suka bercanda," terang dia.
Hal serupa juga diungkapkan teman-teman Erfas lainnya. Untuk hari ini, Erfas diketahui masuk kuliah sore dengan mata kuliah kinematika.
Seperti diketahui, pekerjaan rumah alias PR matematika seorang anak Sekolah Dasar mendadak heboh di jejaring sosial Facebook. Sang kakak yang mengajarkan adiknya menjawab tidak terima, dari 10 soal hanya mendapat nilai 20.
"Biasanya murid yang melakukan kesalahan, tapi kali ini saya merasa bahwa guru adik sayalah yang melakukan kesalahan," tulis Erfas dalam akunnya, 18 September lalu.
Melalui akun Facebooknya Muhammad Erfas Maulana menceritakan duduk persoalan PR tersebut.
(mdk/bal)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Siswa SMP marah-marah kepada guru saat ditanya gurunya tentang tugas yang seharusnya ia kerjakan.
Baca SelengkapnyaAndika Kangen Band kemudian melaporkan kejadian yang menimpa putranya ke polisi.
Baca SelengkapnyaPakai pita bertuliskan #saveAkbar, ini momen rekan seprofersi Pak Akbar beri dukungan.
Baca SelengkapnyaAksi guru ini diduga maraknya kekerasan yang dilakukan wali murid.
Baca SelengkapnyaPolres Demak masih melakukan proses pengejaran kepada pelaku.
Baca SelengkapnyaOrang tua sepantasnya menjadi pendukung dan pembela anaknya di situasi apapun.
Baca SelengkapnyaCerita Aliyah Rasyid ibunda Anies Baswedan yang mengungkap fakta sang putra dulu sempat ingin bakar sekolah saat duduk di bangku SMA.
Baca SelengkapnyaAkbar terancam membayar denda sebesar Rp50 juta lantaran laporan orang tua siswa.
Baca SelengkapnyaKronologi berawal pada Senin sekitar pukul 07.00 Wib saat para guru sedang menyiapkan perlengkapan untuk Ulangan Tengah Semester (UTS) murid.
Baca SelengkapnyaTak sedikit warganet yang turut merasakan kesedihan yang dialami bocah SMP ini.
Baca Selengkapnya