Bela Polri, Misbakhun sebut Saber Pungli bukan OTT tetapi tangkap tangan
Merdeka.com - Dalam rapat gabungan Komisi III, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mamerkan capaian kinerja Satuan Tugas Khusus Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Saber Pungli) dengan melakukan 1.076 operasi tangkap tangan (OTT). Anggota Komisi III dari Fraksi Partai Golkar Mukhamad Misbakhun mengatakan Saber Pungli sebenarnya tidak memakai istilah OTT tetapi hanya menangkap tangan.
"Tidak dalam terminologi OTT. Saya sudah bicara sama Kapolri langsung. Bahwa yang disasar saber pungli itu adalah masyarakat kecil. Mereka tidak OTT, mereka hanya menangkap tangan," kata Misbakhun di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (17/10).
Hal itu karena target Saber Pungli tidak melakukan operasi khusus seperti Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lagipula, target dari Saber Pungli hanya masyarakat kecil. Alasan lainnya karena istilah OTT yang dipakai Saber Pungli tidak ada dalam perspektif hukum acara pidana.
-
Siapa yang melakukan pungli? Berdasarkan keterangan di video, disebutkan bahwa pungli di Babelan jadi pungli terkuat di muka bumi.
-
Bagaimana cara para pelaku pungli? Untuk satu jari, sopir harus memberikan uang sebesar seribu. Lalu dua jari, sopir harus menyerahkan uang sebesar Rp2 ribu dan seterusnya.'Minta seribu tinggal bikin satu jari. Dua ribu, dua jari. Lima ribu, tinggal bikin lima jari,' katanya lagi.
-
Di mana aksi pungli terjadi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Apa modus yang digunakan TPPO? 'Tidak sedikit LPK yang menawarkan seseorang untuk bekerja di luar negeri. Ini adalah bagian dari kejahatan, modus operandi sebagai tempat pelatihan yang menawarkan pekerjaan,' tuturnya.
-
Bagaimana penangkapan para pelaku TPPO? Pengungkapan kasus tersebut bermula dari laporan dari masyarakat sekitar mengenai adanya aktivitas mencurigakan oleh ketiga pelaku.
-
Mengapa polisi menyiapkan skema penurunan peserta Misa Akbar? 'Agar seluruh bus atau LO wajib mengikuti arahan petugas Kepolisian dan Dinas Perhubungan serta petugas lainnya,' ujar Karo PID Divhumas Mabes Polri Brigjen Pol Tjahyono Saputro kepada wartawan, Rabu (4/9).
"Karena tidak ada desain apapun terhadap masyrakat yang tertangkap tangan. Tidak ada operasi yang sifatnya khusus. Mereka menemukan langsung di lapangan," jelasnya.
Sementara KPK, kata Misbakhun, melakukan operasi khusus yang didahului dengan penyadapan, memantau target sejak lama baru ditangkap setelah ada bukti.
"Kalau OTT KPK kan, mereka menyadap. Mendengar pembicaraan. Memantau orang dalam waktu lama. Ada bocoran informasi, kemudian ada dilakukan operasi," jelas dia.
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mamerkan capaian kinerja Satuan Tugas Khusus Sapu Bersih Pungutan Liar (Satgas Pungli) di rapat gabungan Komisi III bersama Polri, KPK dan Kejaksaan Agung. Tito mengatakan Satgas Saber Pungli telah melakukan 1076 operasi tangkap tangan (OTT).
"Selama setahun, maka sudah ada 1076 OTT yang dilaksanakan. Mulai dari OTT kecil sampai besar di Kaltim dengan barang bukti sebanyak Rp 268 miliar," kata Tito.
Tito menjelaskan, dari 1076 OTT, 2148 pelaku telah ditetapkan sebagai tersangka, beberapa kasus telah dilimpahkan ke pengadilan, ada yang dihentikan kasusnya atau dilimpahkan ke instansi lain.
"Disidik 603 perkara, 435 P19, P21 47 perkara, dituntut 5 perkara, sidang 8 perkara, vonis 11 perkara, ada SP3, kemudian dilimpahkan ke instansi asal ditangani APIP 364 perkara," terangnya.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini juga menerangkan, jumlah kerugian negara yang terbesar dilakukan di Kalimantan Timur sebesar Rp 268 miliar dan terkecil di Papua Barat Rp 400 ribu.
"Total barang bukti selama 1 tahun Rp 315 miliar lebih. Sekali lagi terbesar di Kaltim dengan barang bukti Rp 268 miliar. Terkecil OTT di Papua Barat 400 ribu," ujar Tito. (mdk/eko)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
KPK menyatakan dalam operasi tangkap tangan prajurit TNI telah melibatkan Puspom. Puspom disebut telah terlibat saat proses OTT dilaksanakan.
Baca SelengkapnyaNawawi menyinggung soal digitalisasi yang belum mampu menjawab semua tantangan.
Baca SelengkapnyaWakil KPK Alexander Marwata menegaskan Operasi Tangkap Tangan (OTT) tidak akan bisa dihilangkan karena hal itu adalah bagian dari proses penindakan
Baca SelengkapnyaKomisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dikabarkan kembali melakukan operasi tangkap tangan (OTT). Kali ini, petugas KPK melakukan OTT di Bondowoso, Jawa Timur.
Baca SelengkapnyaLuhut mengatakan harus membangun sistem agar tidak ada OTT.
Baca SelengkapnyaSehingga, Agung menegaskan tidak perlu bagi KPK memandang dalam operasi senyap atau OTT takut informasinya bocor.
Baca SelengkapnyaCapim Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Johanis Tanak mengaku siap menghapus Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang biasa dilakukan lembaga antirasuah.
Baca SelengkapnyaAlex mengakui bahwa istilah Operasi Tangkap Tangan atau OTT memang tidak tercantum dalam Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP).
Baca SelengkapnyaEks Penyidik KPK Novel Baswedan mengkritik pernyataan Ketua KPK Firli Bahuri dan Luhut Binsar Pandjaitan soal operasi tangkap tangan (OTT).
Baca SelengkapnyaLuhut menyebut berkurangnya OTT yang dilakukan KPK karena sistem pencegahannya berhasil.
Baca SelengkapnyaSelama ini, OTT merupakan cara yang kerap dipakai saat KPK ingin menangkap seseorang.
Baca Selengkapnya"Saya sangat tidak setuju, itu kampungan menurut saya kalau pemikiran itu, ndeso," kata Luhut
Baca Selengkapnya