Bela Rizal Ramli, Adhie Massardi ajari JK soal kata 'sumber daya'
Merdeka.com - Wapres Jusuf Kalla (JK) sempat menyindir Rizal Ramli soal nama Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman yang ditambah dengan kata 'Sumber Daya'. JK mengatakan, ada menteri yang seenaknya mengubah nama kementerian tanpa ada keputusan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).
JK menegaskan, tidak ada kata sumber daya di Kemenko Kemaritiman seperti yang sering dikatakan Rizal Ramli sejak menjabat di pemerintahan. JK bahkan menunjukkan mimik tak suka ketika ditanya soal perubahan nomenklatur ini.
"Pokoknya tidak ada perubahan sampai sekarang. Tetap Menko Maritim. Titik. Ndak ada itu sumber daya," jelas JK di kantor Wakil Presiden, Jakarta, Kamis 3 Maret lalu.
-
Bagaimana Rizal Ramli bisa jadi Menteri? Prestasinya yang bagus di Bulog, membuat presiden Gusdur ketika itu mengangkatnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
-
Apa cita-cita Rizal Ramli? Meskipun buku tersebut dilarang beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang disusun oleh Rizal Ramli dan kawan-kawannya bahkan telah beredar di kampus-kampus lain bahkan sempat dimuat di koran dan majalah yang pada akhirnya koran dan majalah tersebut diberedel oleh pemerintahan Soeharto.
-
Siapa yang menginspirasi Rizal Ramli? Keluar dari penjara, Rizal tidak menyelesaikan kuliahnya di ITB. Ia kemudian mencoba mencari beasiswa untuk kuliah di luar negeri. Dengan berbekal rekomendasi dari Rektor ITB dan juga dari Adnan Buyung Nasution ketika itu, dia kemudian mencoba mendaftar beasiswa di Ford Foundation.
-
Siapa Kapolri tersingkat? Kapolri dengan masa jabatan tersingkat ada Chairuddin Ismail.
-
Siapa yang mencatut nama Ridwan Kamil? Dilansir dari akun Instagram resminya @ridwankamil, Ridwan Kamil telah membantah dan mengklarifikasi nomer WhatsApp tersebut.
-
Siapa yang memerintahkan Kapal Selam ALRI? Satuan Elite Kapal Selam ALRI Diperintahkan Menyelundupkan Senjata ke Aljazair.
Pernyataan JK ini kemudian memantik emosi mantan Jubir Gus Dur Adhie M Massardi yang dikenal dekat dengan Rizal ini. Menurut dia, JK tak paham tentang perubahan nama kementerian yang dilakukan oleh Rizal Ramli.
Adhie bahkan mengklaim jika perubahan nama itu sudah disetujui oleh Jokowi. Menurut dia, penambahan kata sumber daya tak perlu keppres, apalagi izin DPR terlebih dahulu.
"Langit runtuh. Kiamat seakan sudah dekat. Begitu mungkin yang dirasakan Bapak Wakil Presiden RI H Muhammad Jusuf Kalla ketika melihat Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang dipimpin DR Rizal Ramli berubah nama menjadi Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya," kata Adhie.
"Wacana perubahan nama ini tentu saja sudah disampaikan kepada Presiden Joko Widodo dan niscaya sudah disetujui makanya Rizal Ramli menyampaikannya ke publik. Kenapa Presiden setuju? Tentu karena alasan Rizal Ramli sangat masuk akal dan sederhana," kat Adhie dalam pernyataannya kepada merdeka.com, Rabu (8/3).
Dia menjelaskan, dalam Peraturan Presiden No 10/2015 (disahkan Joko Widodo pada 21 Januari 2015) yang menjadi landasan hukum serta panduan kerja Kementeriaan Koordinator Bidang Kemaritiman, ada kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Hal ini diatur dalam Pasal 4 (Perpres No 10/2015).
"Bunyi maritim dalam perspektif masyarakat sudah kadung diidentikkan dengan segala sesuatu yang berbau laut, maka terdengar janggal bila ESDM berada di tengah kemaritiman. Ditambah dengan tugas Menko Kemaritiman juga melakukan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan penguatan negara maritim dan pengelolaan sumber daya maritim (Pasal 3 huruf 'd') maka menjadi amat sangat logis bila Kemenko Maritim ditambah dengan kata sumberdaya," jelas Adhie.
Lalu apakah perubahan nama itu berarti mengubah nomenklatur, seperti yang disebut Wapres JK?
"Banyak orang belakangan ini menyebut kata nomenklatur. Tapi sebanyak itu pula orang yang tak paham mengenai mahluk nomenklatur itu. Jadi bukan hal yang aneh bila Pak Wapres JK berada di antara orang yang banyak itu," kata dia.
Adhie menjelaskan singkat beda perubahan nama yang dilakukan pada Kementerian Kehutanan menjadi Kehutanan dan Lingkungan Hidup, kemudian Kementerian riset dan teknologi menjadi Menristek dan Pendidikan Tinggi. Kedua kementerian itu harus merubah nomenklatur karena ada penambahan tugas dan fungsi di kementeriannya.
"Jadi tidak ada nomenklatur (tata cara menamai instansi pemerintah) yang diubah oleh Rizal Ramli ketika mengganti kop surat instansi yang dipimpinnya agar sesuai dengan landasan hukum (Perpres No 10/2015) yang menjadi pedoman dalam bekerja. Berbeda kalau Rizal Ramli mengubah kata kementerian koordinasi menjadi lembaga koordinasi atau pusat koordinasi," jelas dia.
"Tulisan ini didedikasikan kepada Pak Wapres JK dan orang-orang di pemerintahan yang kata-katanya didengar publik. Sehingga kalau salah, bisa menimbulkan gelombang kesalahpahaman yang memalukan negara dan bangsa," kata Adhie.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bahlil tiba di Kantor DPP Golkar, Jalan Anggrek Neli, Slipi, Jakarta Barat, sekitar pukul 19.50 WIB.
Baca SelengkapnyaJokowi beberkan kesuksesan kebijakannya di bidang energi seperti ambil alih Freepot hingga bangun smelter di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSatu per satu, pemerintah mengambil alih pengelolaan sumber daya alam secara mandiri, dimulai dari Blok Mahakam.
Baca SelengkapnyaHasto Kristiyanto PDIP menyampaikan pentingnya Indonesia mewujudkan konsep Berdikari Bung Karno
Baca SelengkapnyaRespons Menteri Budi Arie terkait isu reshuffle kabinet.
Baca SelengkapnyaPenambahan jumlah kementerian ini jadi hak prerogatif Prabowo saat memimpin negara.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PT BKI, Arisudono Soerono menjelaskan bahwa perusahaan yang dipimpinnya saat ini berfokus pada peningkatan infrastruktur.
Baca SelengkapnyaKebijakan ini dinilai proteksionis dan kadang membuat kekhawatiran bagi pihak luar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi dikabarkan menitipkan nama menteri di kabinet Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.
Baca SelengkapnyaJokowi tak ingin Indonesia hanya menjual bahan mentah tanpa nilai tambah.
Baca SelengkapnyaPembangunan smelter ini merupakan usaha pemerintah untuk mewujudkan Indonesia menjadi negara industri.
Baca Selengkapnya