Bela SBY, Demokrat tuding Antasari cuma cari popularitas
Merdeka.com - Mantan Ketua Pemberantasan Korupsi (KPK) Antasari Azhar buka-bukaan soal kejanggalan kasus pembunuhan bos PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnain. Antasari menyebut mantan Presiden ke-enam Susilo Bambang Yudhoyono tahu detil kasus pembunuhan Nasrudin.
Antasari meminta SBY terbuka kepada publik menceritakan siapa-siapa saja orang yang diperintah untuk melakukan kriminalisasi kepadanya lewat kasus pembunuhan itu.
Wakil Ketua Fraksi Demokrat Benny K Harman menuding Antasari tengah cari panggung untuk menaikkan popularitasnya dengan memanfaatkan kasusnya. Salah satu caranya dengan menjelek-jelekkan SBY.
-
Siapa yang ingin membunuh Soeharto? Seorang Wanita Yang Mengaku Saudara Datang ke Rumah Soeharto
-
Siapa saja yang menjadi tersangka? Chandrika Chika dan lima orang rekannya telah resmi dijadikan tersangka dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
-
Siapa yang dituduh mencari sensasi? Replik itu menjawab pleidoi SYL yang menuding jaksa mencari sensasi dalam penuntutan perkara suap dan gratifikasi yang menyeretnya.
-
Siapa yang menjadi tersangka kasus korupsi? Harvey Moeis menjadi tersangka dalam kasus korupsi Tata Niaga Komoditas Timah Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015-2022.
-
Kenapa Ahmad Sahroni meminta pelaku dijerat pasal pembunuhan berencana? 'Sadis sekali, betapa mudahnya hari gini merenggut nyawa manusia. Apalagi anak ini tidak berdosa, tidak ada hubungannya dengan apa yang dialami pelaku,' ujar Sahroni, Rabu (28/2). 'Maka saya minta aparat penegak hukum menjerat pelaku dengan pasal pembunuhan berencana. Karena ini memang sudah direncanakan, pelaku sudah tahu bagaimana cara untuk menutupi jejak kejahatannya,' tambah Sahroni.
-
Siapa yang minta PPATK buka nama anggota DPR? Mengomentari hal ini, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni meminta agar PPATK tidak segan merilis nama-nama anggota dewan yang kedapatan mengakses judol.
"Jadi mendingan Pak Antasari itu jangan memanfaatkan kasus hukum ini untuk membangun popularitas diri. Saya minta bapak Antasari jangan membangun popularitas diri dengan memanfaatkan kasus ini. Apalagi dengan menjelek-jelekan presiden RI yang keenam," kata Benny di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (14/2).
Benny mengklaim tahu persis runutan pengusutan kasus Antasari. Dan menurutnya, SBY sama sekali tidak pernah mengintervensi kasus Antasari. Hal itu terlihat saat DPR menggelar rapat terbuka dengan mantan Kapolri Badrodin Haiti membahas kasus Antasari. Kala kasus Antasari bergulir, Benny masih menjabat sebagai Ketua Komisi III DPR.
"Saya tahu persis pada saat itu saya ketua komisi III. Saya tahu persis presiden RI keenam pada saat itu tidak sama sekali mengintervensi kasus ini. Saya waktu itu juga tahu Kapolrinya adalah Badrodin Haiti," klaimnya.
Pengusutan kasus yang membuat Antasari masuk dalam pesakitan itu diakui mengalami proses panjang. Dia menyebut Antasari telah melakukan tindak pidana berat dan ditangani oleh polisi. Penanganan penyidik itu telah dikoreksi Jaksa. Hasil koreksi Jaksa kembali dikoreksi hakim di pengadilan negeri untuk diambil keputusan.
"Kasus Antasari itu adalah kasus tindak pidana berat. Ancaman hukumannya hukuman mati. Dan sudah ditangani oleh polisi penyidik. Penanganan polisi penyidik ini dikoreksi oleh jaksa. Penanganan kejaksaan dikoreksi oleh hakim pengadilan melalui sidang terbuka, pengadilan negeri," ungkap Benny.
Tak berhenti di situ, hasil putusan pengadilan yang menyatakan Antasari terbukti membunuh Nasrudin telah dikoreksi Pengadilan Tinggi. Kemudian, putusan hakim dikoreksi oleh Mahkamah Agung. Antasari tidak terima dan mengajukan Peninjauan Kembali hingga 2 kali ke MA. MA diputuskan memutuskan tidak mengabulkan permohonan PK Antasari.
"Putusan PN dikoreksi oleh Pengadilan Tinggi. Putusan hakim Pengadilan tinggi dikoreksi oleh hakim Mahkamah Agung, kasasi. Putusan kasasi dikoreksi lagi oleh PK. Putusan PK dikoreksi PK diatasnya. Ya kan. Coba akal sehat enggak," pungkasnya.
(mdk/rhm)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Salah satu bocoran pesan itu, menyebut Demokrat kena 'prank' musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaSahroni menjelaskan alasan niat awal melaporkan salah satu petinggi Partai Demokrat. Karena merasa jadi korban hoaks.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyinggung pribahasa musang berbulu domba.
Baca SelengkapnyaKader Nasdem dan Anggota Komisi III, Ahmad Sahroni berniat, melaporkan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono ke Bareskrim Polri.
Baca Selengkapnya"Omongan itu saya katakan enggak ada. Tapi Pak SBY meminta deklarasi tanggal 3 September itu benar."
Baca SelengkapnyaSBY sempat diingatkan rekannya sebelum masuk Koalisi Perubahan dan mendukung Anies.
Baca SelengkapnyaSBY menyinggung peribahasa musang berbulu domba ketika memberikan pernyataan terkait pengkhianatan Anies Baswedan yang memilih Cak Imin sebagai cawapresnya.
Baca SelengkapnyaKetua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono memimpin rapat darurat di Cikeas, Jumat 1 September 2023.
Baca SelengkapnyaPDIP meyakini Jokowi tidak memberi perintah kepada menterinya untuk bermanuver membentuk poros koalisi baru.
Baca SelengkapnyaAgus Harimurti Yudhoyono (AHY) dilantik sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang (ATR) pada hari Rabu (21/02) lalu
Baca SelengkapnyaPesan yang kedua yakni, kader merasa bahwa Partai Demokrat diprank oleh musang berbulu domba. Dia pun mengaku tertegun dengan kalimat itu.
Baca SelengkapnyaDia menilai penetapan dirinya sebagai tersangka menyalahi aturan. Sebab apa yang diucapkannya dalam rangka membela kliennya, Rina Lauwy.
Baca Selengkapnya