Belajar dari anak muda Bandung membuka sekolah di taman kota
Merdeka.com - Mendengar kata sekolah selalu diidentikkan dengan seragam, bangku, meja dan ruang kelas. Namun itu semua tak berlaku di sekolah taman, sebuah sekolah digagas oleh Komunitas Taman Kota. Jangan bayangkan sekolah pada umumnya, karena di sekolah ini tidak ada seragam, bangku, ataupun ruang kelas, sebab semua aktivitasnya dilakukan di taman.
Dengan beralaskan tikar dan beratapkan langit anak anak begitu asyik melakukan kegiatannya masing-masing di bawah pohon rindang. Mulai dari menulis, membaca, dan menggambar. Semua kegiatan dilakukan jauh dari kesan formal.
Komunitas Taman Kota (KTK) mulai menggagas kegiatan sekolah taman sejak 2008 lalu. Tercetusnya ide untuk melakukan kegiatan sekolah taman berawal dari sekumpulan anak muda yang sering menjadikan taman sebagai tempat berkumpul. Keberadaan taman yang masih memiliki image negatif saat itu, membuat mereka berpikir bagaimana caranya mengubah perspektif negatif tersebut.
-
Bagaimana kakak adik bisa saling mendukung? Kakak adikmu mungkin tidak menyelesaikan masalahmu. Namun, mereka pasti tidak akan membiarkanmu menghadapi apa pun sendirian.
-
Siapa yang bisa mencontohkan membaca? Anak-anak sering meniru perilaku orang dewasa di sekitar mereka. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menunjukkan teladan dengan membaca di hadapan anak-anak mereka.
-
Bagaimana anak terakhir bisa saling membantu? Dalam hal ini, Leman menyarankan agar keduanya bisa menjadi pendengar yang baik bagi satu sama lain. Jangan sampai saling memanipulasi satu sama lain. Hindari sikap defensif, dan berusahalah untuk saling menerima satu sama lain.
-
Apa kesan yang diberikan kakak pendamping? Kakak pendamping paling keren, walaupun sering ngilang-ngilang misterius kayak ninja.
-
Siapa yang harus memberikan contoh membaca? Sudah menjadi rahasia umum, anak umumnya akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang tuanya. Karenanya, tidak ada salahnya Ayah dan Ibu memberikan contoh pada anak dengan membiasakan diri membaca buku.
-
Kenapa kakak pendamping disarankan jadi komika? Kakak pendamping selalu punya joke baru tiap hari.
"Dari situ kita berpikir bahwa salah satu solusinya, ya harus ada kegiatan. Biar ada semacam alasan untuk orang datang ke taman. Hingga pada 2008, kita membuat kegiatan bernama sekolah taman," ujar Adjo Akasia, salah satu penggagas Komunitas Taman Kota.
Uniknya, di sekolah taman ini tidak mengenal siswa dan guru. Para relawan hanya bertugas membimbing anak-anak saat melakukan kegiatan yang mereka sukai. Sehingga mereka semua berbaur menjadi satu.
"Mau baca sambil tiduran, menggambar, semua terserah anak-anaknya. Para relawan hanya memposisikan sebagai kakak saja. Anak-anak kita dekati sambil diajak ngobrol. Sambil jalan-jalan, sehingga jauh dari kesan formal," kata pria berambut gimbal ini.
Dengan cara seperti terbukti lebih efektif karena akan merangsang kreativitas anak. Selain itu juga untuk melatih keberanian anak.
"Jadi waktu belajar, anak-anak boleh komplain sama kita. Misalnya di antara kita ada yang ngerokok, nah anak-anak kadang protes, 'Om ga boleh ngerokok di sini'. Nah di situ juga ada sisi pembelajarannya. Itu kan juga untuk menumbuhkan keberanian si anak," ucapnya.
Beberapa relawan yang memiliki tato justru tidak membuat anak-anak menjadi takut. Malah menjadi sebuah pembelajaran untuk membiasakan diri dalam sebuah perbedaan.
"Jadi kita enggak perlu mengajarkan bahwa orang bertato itu enggak jahat loh. Biar anak sendiri yang merasakan. Bahwa orang bertato tidak identik dengan ancaman," katanya.
Hingga saat ini, kegiatan sekolah taman mendapat antusiasme luar biasa dari masyarakat. Banyak orangtua mengajak anak-anaknya ke sekolah. Dalam setiap kegiatan jumlah anak-anak datang ke sekolah taman tidak pernah sepi. "Ya minimal 10 atau kadang 20 anak-anak yang datang. Bahkan minggu kemarin sampai 60 orang," katanya.
Kegiatan sekolah taman awalnya dilakukan dua pekan sekali. Namun kini kegiatan menjadi satu bulan sekali. Lokasinya berada di sejumlah taman-taman di Kota Bandung. Sebut saja Taman Maluku, Taman Cibeunying, Taman Lansia, Taman Cempaka, menjadi langganan tempat untuk sekolah taman.
Sebagai media komunikasi dengan masyarakat, keberadaan media sosial menjadi sangat membantu untuk menyebarkan informasi kegiatan komunitas taman kota. Setiap mereka akan berkegiatan selalu diposting di akun Facebook mereka. Jika Anda penasaran dengan kegiatan sekolah taman, cek akun Facebook mereka "Komunitas Taman Kota". Selamat bermain ke taman.
(mdk/mtf)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mimpi mereka adalah ingin anak-anak di wilayah Bekasi, khususnya Tambun bisa dekat dengan buku dan berwawasan luas.
Baca SelengkapnyaKampung Literasi Cinambo memang dibuat secara nyaman agar berliterasi terasa menyenangkan.
Baca SelengkapnyaDalam membiasakan anak untuk beradaptasi di sekolah baru, pola pikir positif sangat penting.
Baca SelengkapnyaTak hanya sekedar ikut, bocah laki-laki itu terus belajar selama diperjalanan
Baca SelengkapnyaSebelum anak mulai bersekolah TK, terdapat sejumlah hal yang perlu dilakukan anak untuk mempersiapkan buah hati.
Baca SelengkapnyaLoka Pemuda membuka perpustakaan dan mengajarkan berbahasa inggris.
Baca SelengkapnyaKegiatan mengolah barang bekas dan memelihara ikan turut membuat anak-anak senang di sana.
Baca SelengkapnyaKemendikbudristek membagikan buku secara cuma-cuma di Teriminal Kalideres, Jakarta.
Baca Selengkapnya