Belajar dari Pengalaman Lonjakan Kasus Covid-19 untuk Lindungi Keluarga saat Lebaran
Merdeka.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk melindungi keluarga dari penularan Covid-19 jelang Lebaran dengan belajar dari pengalaman lonjakan kasus positif beberapa waktu lalu.
"Berkaca pada kenaikan kasus yang telah beberapa kali kita hadapi setelah periode libur panjang, saya ingin kembali mengingatkan bahwa kita masih perlu tetap waspada dengan senantiasa menegakkan disiplin protokol kesehatan dalam setiap aktivitas yang kita jalani," kata Wiku dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia per 19 April 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa (19/4).
Wiku menyebut Indonesia menghadapi gelombang pertama setelah periode Natal tahun 2020 dan Tahun Baru 2021, dimana kasus positif COVID-19 melonjak hingga tiga kali lipat dan mencapai puncak kasus sebanyak 14.518 kasus dengan angka kematian berkisar 500 dalam sehari.
-
Kapan gelombang puncak Covid-19 di Indonesia? Data Satgas Penanganan Covid-19 mencatat ada dua kali gelombang puncak yang menghantam Indonesia selama kurun 3 tahun terakhir ini.Gelombang pertama pada 15 Juli 2021 akibat varian Delta dengan rata-rata laporan positif harian 16.041 kasus, dan 16 Februari 2022 oleh varian Omicron sebanyak 18.138 kasus.
-
Kapan kasus Covid-19 meningkat? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kenapa kasus Covid-19 naik? Kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Siapa yang mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Kapan Covid-19 pertama kali terkonfirmasi di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Gelombang kedua terjadi setelah periode Idul Fitri di bulan Mei 2021, tepat pada saat varian Delta hadir dan membuat kasus positif melonjak tajam hingga 15 Juli 2021 kasus harian mencapai titik puncaknya, yakni 56.757 kasus dengan angka kematian 2.000 dalam satu harinya.
Sedangkan gelombang ketiga terjadi setelah periode Natal dan Tahun Baru di tengah keberadaan varian Omicron. Dengan penambahan kasus pada 16 Februari 2022 menyentuh 64.718 kasus, yang selama empat bulan lalu secara berturut-turut kasus sudah melandai.
Oleh karena itu, setidaknya terdapat tiga hal dasar yang perlu diperhatikan oleh setiap pihak, terutama yang akan melangsungkan kegiatan mudik nanti. Pertama, Idulfitri akan melibatkan banyak interaksi dengan kelompok rentan, seperti lansia, anak-anak dan penderita komorbid yang belum dapat divaksinasi COVID-19, sehingga diperlukan proteksi diri yang lebih untuk melindungi mereka.
Kedua, risiko terpapar oleh virus akan semakin besar bagi masyarakat yang melakukan perjalanan jarak jauh serta mengunjungi fasilitas umum dengan kepadatan tinggi. Apalagi, pemerintah telah memprediksi sekitar 85,5 juta orang akan ikut dalam kegiatan mudik tahun 2022.
Keberadaan kasus tanpa gejala di lingkungan sekitar, juga harus diwaspadai karena masih memiliki kemungkinan dapat menularkan pemudik dan menjadi sumber penularan. Ditambah dengan adanya pelonggaran kebijakan, yakni ditiadakannya pembatasan mobilitas, sehingga berpotensi meningkatkan mobilitas masyarakat dalam jumlah yang besar.
"Fakta bahwa setelah melandai cukup lama, kasus tetap dapat melonjak serta adanya penyesuaian kebijakan yang berbeda di tahun ini dengan tahun tahun sebelumnya. Tentunya kita dapat memetik pelajaran untuk terus mengupayakan agar kasus yang saat ini sudah berhasil ditekan tidak naik kembali, bahkan hingga memicu gelombang baru," kata dia.
Wiku meminta agar semua pihak tetap berhati-hati untuk melindungi setiap keluarga yang akan ditemui dengan tetap waspada dan bertanggung jawab untuk melindungi sesama dengan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Setiap pihak diharapkan segera melakukan vaksinasi penguat, tetap mengenakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta menjauhi kerumunan agar terhindar dari penularan COVID-19.
"Mari kita cegah agar jangan sampai kita terpapar virus sama sekali. Dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan, mudik aman jangan bawa virus pulang," ucap Wiku.
(mdk/eko)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kemenkes merekomendasikan masyarakat untuk melengkapi vaksinasi Covid-19 di tengah kasus yang kembali melonjak.
Baca SelengkapnyaKemenkes RI sudah mengirimkan vaksin Inavac ke Dinkes Sumsel.
Baca SelengkapnyaKemenkes juga melaporkan kasus Covid-19 terkonfirmasi per 12 Desember 2023 mencapai 6.815.576 kasus atau bertambah sekitar 298 pasien dalam sepekan terakhir.
Baca SelengkapnyaTjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.
Baca SelengkapnyaPeningkatan kasus Covid-19 terlihat di Depok, Jawa Barat, dan sejumlah wilayah lainnya.
Baca SelengkapnyaTerjadi lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini tercatat ada 300 warga yang terpapar covid dari sebelumnya 100 kasus.
Baca SelengkapnyaImbauan ini untuk mencegah lonjakan kasus Covid-19 jelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
Baca SelengkapnyaBudi juga menganjurkan masyarakat untuk kembali menggunakan masker saat mengakses tempat-tempat yang rawan.
Baca SelengkapnyaInformasi Jokowi terima dari Menkes, kasus Covid-19 masih dalam kondisi yang baik meski memang ada kenaikan.
Baca SelengkapnyaDinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta mengungkapkan tiga penyebab kenaikan kasus Covid-19.
Baca SelengkapnyaPada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Baca Selengkapnya