Belajar hidup liar, Upin & 3 orangutan lain dilepas ke hutan Aceh
Merdeka.com - Empat orangutan muda dikirim dari pusat karantina orangutan di Sibolangit Deli Serdang, Sumatera Utara, ke hutan Jantho, Aceh Besar, Aceh. Mereka memulai proses belajar untuk kembali ke alam liar.
Orangutan Sumatera (Pongo abelii) dikirim ke Jhanto terdiri dari tiga jantan berusia antara 5 tahun hingga 7 tahun. Ketiganya, yakni Upin, Adel dan Jagai. Satu lagi orangutan betina berusia sekitar 8 tahun bernama Agustina.
Berdasarkan siaran pers diterima merdeka.com, Kamis (17/11), keempat orangutan tiba dengan selamat di Pusat Reintroduksi Orangutan Jantho, Selasa (15/11). Fasilitas itu dikelola BKSDA Aceh dan Yayasan Ekosistem Lestari, di bawah payung Program Konservasi Orangutan Sumatera.
-
Apa yang terjadi pada anak orangutan? 'Tim di lapangan berhasil evakuasi induknya hari Sabtu sekitar jam 9 pagi. Tapi anaknya, saat tim mengevakuasi, memisahkan diri dari induknya dan masuk cepat ke dalam hutan,' kata Kepala BKSDA Kalimantan Timur, Ari Wibawanto, dikonfirmasi merdeka.com, Senin (25/9).
-
Siapa yang mengajari orang utan muda? Mereka menghabiskan waktu ini untuk belajar segala hal darinya – termasuk apa yang baik untuk dimakan.
-
Dimana orangutan ditemukan? Kerja keras tim BKSDA, dibantu pegiat Center for Orangutan Protection (COP) dan tim pihak perusahaan tambang, menemukan dua Orangutan Induk dan anaknya hari Jumat (22/9), di kawasan area tambang batu bara di Kilometer 35 Kampung 26 Kecamatan Kaubun, Kabupaten Kutai Timur.
-
Kenapa Orangutan terancam punah? Orangutan, spesies kera besar Asia yang unik, kini menghadapi ancaman kepunahan karena kehilangan habitat secara dramatis, pembunuhan ilegal, dan kebakaran hutan.
-
Dimana Orangutan Tapanuli bisa ditemukan? Mengutip indonesia.go.id, Orang utan Tapanuli ini hanya bisa ditemukan di ekosistem Batang Toru. Berada di 3 kabupaten, yaitu Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, dan Tapanuli Selatan.
-
Di mana penelitian orang utan dilakukan? Ilmuwan Inggris melakukan penelitian ini di Kalimantan dan Sumatra.
Sebelum dipindah ke Jantho, keempat orangutan muda itu dirawat di pusat karantina orangutan dikelola SOCP di Sibolangit, Deli Serdang, Sumut.
“Semoga keempatnya cepat belajar dan tambah keahlian yang diperlukan untuk bertahan hidup jangka panjang di habitat barunya,” kata Hotmauli Sianturi, Kepala Balai Besar KSDA Sumatera Utara.
“Semoga mereka juga akan berkembang biak jika sudah dewasa dan membantu membangun populasi liar jenis yang sangat terancam punah ini yang sedang dibangun di hutan Jantho,“ imbuhnya.
Manajer Stasiun Reintroduksi Orangutan Jantho, Mukhlkisin, menjelaskan, keempat orangutan muda itu harus menunggu beberapa minggu di kandang khusus di pinggir hutan di seberang Krueng Aceh. Kesehatan dan energi mereka harus dikembalikan sebelum dilepasliarkan.
Staf pemantauan di stasiun akan mengikuti dan memantau keempat orangutan itu di hutan selama beberapa bulan. Di masa itu, tim akan memantau kesehatan, diet dan perilakunya, dengan teliti. Dengan begitu, tim dapat mengkaji kondisi dan progres keempat orangutan itu terus-menerus.
"Jika mereka perlu bantuan dari tim, seperti penambahan makanan atau ingin kembali ke kandang sebentar, staf tim akan membantu. Tapi mayoritas orangutan yang telah kami lepaskan nampaknya cukup baik di hutan, dan tidak perlu banyak bantuan dari manusia lagi," sebut Mukhlisin.
Yang paling penting, keempat orangutan ini dapat cukup makanan di hutan. Mereka juga diharapkan tidur di sarang di atas pohon untuk mencegah kemungkinan diganggu pemangsa dan tidak terlalu basah jika turun hujan.
Direktur Konservasi di SOCP, Ian Singleton, memaparkan keempat orangutan itu dulunya merupakan orangutan peliharaan masyarakat secara illegal. Mereka disita BKSDA Aceh kemudian dirawat dan direhabilitasi di pusat karantina SOCP di Sibolangit. "Sekarang, akhirnya, mereka siap untuk kembali ke habitat alaminya, dan punya peluang untuk ‘kehidupan kedua’ sebagai satwa liar di habitat alam," jelasnya.
Orangutan Sumatera merupakan jenis berbeda dengan orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus). World Conservation Union (IUCN) menempatkannya sebagai jenis yang “Sangat Terancam Punah”.
Berdasarkan survei-survei yang dilakukan SOCP, saat ini hanya tersisa sekitar 14,600 orangutan di alam. Sejak 2001, SOCP telah lepasliarkan lebih dari 180 orangutan Sumatera di batasan Taman Nasional Bukit Tigapuluh di Jambi dan lebih dari 80 di Hutan Konservasi Jantho, Aceh Besar.
(mdk/ang)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dua Orang Utan Sumatra yang berhasil diselamatkan dari perdagangan ilegal telah mengikuti sekolah hutan agar siap hidup dan dilepaskan ke alam liar.
Baca SelengkapnyaRencananya Orangutan Haven akan dibuka untuk umum.
Baca SelengkapnyaProses pemulangannya ke Kalimantan tidak berjalan mudah.
Baca SelengkapnyaPolisi menemukan seekor orang utan di dalam tas untuk dijual
Baca SelengkapnyaSalah satu taman nasional yang berada di lintas provinsi dan kabupaten ini menjadi kawasan habitat orang utan beserta jenis makhluk hidup lainnya.
Baca SelengkapnyaBerikut foto lawas bos jalan tol bersama sang putra.
Baca SelengkapnyaKawanan monyet ini diduga kekurangan makan karena hutan di lereng Gunung Lawu kondisinya memprihatinkan
Baca SelengkapnyaDesa Perkebunan Bukit Lawang masuk 75 besar ADWI 2023 dengan berbagai macam aktivitas wisata dan pesona keindahan alamnya yang memukau
Baca SelengkapnyaDua ekor lutung jawa dilepasliarkan di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru wilayah Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Jumat (23/2).
Baca SelengkapnyaPelepasan satwa yang dilindungi ini dilaksanakan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Bali.
Baca SelengkapnyaBanyak yang bisa dilakukan bagi konservasi Orangutan pada program ini.
Baca SelengkapnyaUlar piton memang tak memiliki racun, tetapi bukan berarti terbebas dari bahaya.
Baca Selengkapnya