Belajar Tatap Muka Dinilai Bukan Solusi Pengajaran di Tengah Pandemi
Merdeka.com - Praktisi Pendidikan Muhammad Ramli Rahim menyebut bahwa pembelajaran secara tatap muka di tengah pandemi Covid-19 bukan sebuah solusi pengajaran. Menurutnya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) seharusnya memperkuat pengajaran secara jarak jauh bukan justru nekat membuka sekolah.
"Jadi seharusnya ini jadi pelajaran panjang ya. Masa pandemi ini bukan sebulan dua bulan, tapi sudah lewat setahun. Nah harusnya dengan kondisi sudah lewat setahun Kementerian Pendidikan sudah punya formulasi yang tepat untuk menjalankan sistem pembelajaran online yang baik ini," ujar Ramli dalam sebuah wawancara dikutip pada Selasa (4/5).
"Tetapi sampai hari ini yang ada hanya harapan agar segera tatap muka, itu menurut kami bukan solusi. Solusinya seharusnya adalah bagaimana pembelajaran di masa pandemi ini tetap bisa maksimal," sambung Ramli.
-
Bagaimana cara memperbaiki kualitas pendidikan? Masdar menyerukan perlunya reformasi mendalam dalam struktur pendidikan dan regulasi etika sosial untuk memperbaiki kualitas Pendidikan.
-
Bagaimana PKL membantu siswa? PKL merupakan kegiatan implementasi untuk menumbuhkembangkan karakter dan budaya kerja profesional bagi peserta didik. Selain itu, tujuan PKL juga untuk meningkatkan kompetensi sesuai kurikulum dan kebutuhan dunia kerja.
-
Apa solusi yang ditawarkan Dinas Pendidikan Palembang? Ansori mengaku akan mempertimbangkan usulan pembagian siswa dari sekolah dengan pendaftar berlebih. Tujuannya untuk mengisi banyaknya bangku kosong di sekolah itu.
-
Kenapa siswa mendapat nilai rendah? Setelah terbongkar sering tidur di kelas, wajar jika nilainya rendah
-
Bagaimana RPL menilai hasil belajar? Dalam proses penilaian RPL, penilaian portofolio menjadi instrumen utama, terutama untuk hasil belajar yang berasal dari pendidikan nonformal, informal, dan pengalaman kerja.
-
Apa masalah PR matematika bagi murid dan orang tua? Permasalahan yang diidentifikasi dalam penelitian ini antara lain pekerjaan rumah yang terlalu sulit – bahkan dengan bantuan orang tua – serta pekerjaan yang menunda waktu tidur, melewati waktu bersama keluarga, dan menyebabkan perasaan tidak mampu dan frustrasi.
Menurut Ramli, hal ini berkaca dari uji coba pembelajaran secara tatap muka (PTM) yang dilakukan di sejumlah sekolah selama ini belum maksimal. Ramli melihat sampai saat ini belum ada upaya penerapan protokol kesehatan secara maksimal di sekolah-sekolah.
"Dengan sistem jaga jarak yang maksimal 50 persen yang bisa masuk ke sekolah, sekolah-sekolah belum punya formulasi yang baik untuk menjadikan pembelajaran yang menarik, menyenangkan, merata untuk para siswa," tutur Ramli.
Namun begitu, kata Ramli tak semua sekolah gagal melakukan pembelajaran secara jarak jauh selama pandemi. Ramli mengungkap salah satu SMK di Bandung, Jawa Barat yang dianggapnya cukup baik dalam merespons pandemi Covid-19.
"Mereka buat pola yang baik, misalnya mereka memilah yang pelajaran ini lebih mudah untuk dipahami, pelajaran ini lebih susah, maka mereka memisahkan yang lebih mudah dipahami itu mereka laksanakan secara online yang lebih susah secara tatap muka," ujar mantan Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia (IGI) itu.
Sebelumnya dalam acara Pengumuman Surat Keputusan Bersama sejumlah menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), Nadiem Makarim memutuskan untuk mewajibkan pembelajaran secara tatap muka kepada sekolah usai para pendidik dan tenaga kependidikannya telah menjalani vaksinasi secara lengkap.
"Karena kita sedang mengakselerasi vaksinasi, setelah pendidik dan tenaga pendidikan di dalam suatu sekolah telah divaksinasi secara lengkap, pemerintah pusat, pemerintah daerah atau kantor Kemenag mewajibkan satuan pendidikan tersebut untuk menyediakan layanan pembelajaran tatap muka terbatas dengan menerapkan protokol kesehatan," tegas Nadiem.
Ia menyebut, sekolah juga wajib memberikan pilihan pembelajaran secara jarak jauh. Kendari sekolah telah menjalankan pembelajaran tatap muka, namun secara prosedur protokol kesehatan, kapasitas yang diizinkan hanya 50 persen saja.
"Jadi mau tidak mau walaupun sudah selesai vaksinasi dan diwajibkan untuk memberikan tatap muka terbatas, tapi harus melalui sistem rotasi. Sehingga harusnya menyediakan dua-dua opsinya, tatap muka dan juga pembelajaran jarak jauh," tekannya.
Reporter: Yopi Makdori
(mdk/ray)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Guru dan murid sekolah di Palembang harus kembali menjalani pembelajaran jarak jauh gara-gara kabut asap karhutla yang tak kunjung teratasi.
Baca SelengkapnyaSebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaMendikdasmen Abdul Mu'ti menyiapkan dua strategi guna menekan angka anak putus sekolah yang beberapa tahun ke belakang mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSejumlah sekolah di Kabupaten Demak menerapkan pembelajaran secara daring atau online.
Baca SelengkapnyaKadisdik mengatakan berdasarkan Surat Edaran Kemendikbud masih diutamakan menggelar pembelajaran tatap muka.
Baca SelengkapnyaProses belajar mengajar di sekolah kembali dilaksanakan secara tatap muka setelah kondisi udara membaik.
Baca SelengkapnyaKondisi bangunan bekas WC itu tak layak pakai. Jauh dari standar sekolah seperti biasanya.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data dari UNESCO, Indonesia merupakan negara dengan tingkat minat baca terendah kedua di dunia.
Baca SelengkapnyaPuluhan orang tua dan siswa baru SMKN 1 Tambun Utara, Kabupaten Bekasi menggelar aksi dengan cara mengunci pintu gerbang sekolah, Senin (22/7).
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaAkibat kondisi itu, pemkot menerapkan kebijakan belajar jarak jauh.
Baca SelengkapnyaJakarta masih masuk kategori kota dengan tingkat polisi udara buruk pada Senin (21/8) pagi ini.
Baca Selengkapnya