Belanda Rusuh Tolak Lockdown, Pemerintah Diminta Perbaiki Komunikasi Penanganan Covid
Merdeka.com - Pemerintah diminta memperbaiki strategi komunikasi untuk meredam protes masyarakat terkait diberlakukannya PPKM level 3 pada masa libur Natal dan Tahun Baru nanti. Epidemiolog dari Griffith University Dicky Budiman tidak ingin masyarakat protes hingga berujung rusuh seperti kejadian di Belanda.
"literasi dan komunikasi yang memadai ini lah yang akan bisa meredam, mencegah protes protes, karena bagaimanapun kita tahu bahwa ada lah daerah-daerah yang masyarakatnya sudah saya ingin (bebas) nih, sama di luar negeri juga begitu," katanya lewat pesan suara, Minggu (21/11).
Menurutnya, masyarakat sudah jenuh untuk sabar karena sudah mematuhi pemerintah dari awal level PPKM 4 hingga turun PPKM level 1. Masyarakat akan bertanya-tanya jika PPKM level 3 kembali diberlakukan di seluruh Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada kerusuhan ini? Dalam peristiwa tersebut, 47 orang Yahudi dan satu orang Prancis terbunuh, banyak yang terluka, dan harta benda dirusak.
-
Siapa yang terlibat dalam kerusuhan ini? Pada saat itu Maroko adalah protektorat Prancis, dan komisaris Prancis untuk Oujda, René Brunel, menyalahkan kekerasan yang terjadi pada orang-orang Yahudi karena meninggalkan Oujda dan bersimpati dengan gerakan Zionis.
-
Dimana kerusuhan terjadi? Prada Triwandi berani mengamankan masyarakat saat terjadi kerusuhan di wilayah Sentani, Kabupaten Jayapura.
-
Di mana kerusuhan terjadi? Kerusuhan anti-Yahudi terjadi pada 7–8 Juni 1948, di kota Oujda dan Jerada, di protektorat Prancis di Maroko sebagai tanggapan terhadap Perang Arab-Israel tahun 1948 yang diikuti dengan deklarasi berdirinya Negara Israel pada tanggal 14 Mei.
-
Bagaimana kerusuhan terjadi di Banyumas? Para suporter menyalakan flare dan kemudian merangsek masuk ke dalam stadion.
-
Siapa yang ditangkap karena kerusuhan? 'Kami telah mengidentifikasi beberapa pelaku, dan saat ini kami baru menangkap satu orang, sementara yang lainnya masih dalam pengejaran,' ujar Kusworo.
"Apalagi di kita pengen supaya tahun baru bisa ada acara, saya udah disiplin sejak beberapa bulan sampai level 1,nah itu harus disadari oleh pemerintah," ujarnya.
"Saya bukan gak setuju pemerintah melarang keramaian Nataru, saya setuju itu salah satu yang efektif tapi kalau semua jadi ujug-ujug PPKM level 3 tanpa ada literasi menyampaikan, ini situasi seperti apa," ucapnya.
Dicky mengatakan, selama ini pemerintah kerap menyampaikan hal hal yang baik-baik saja mengenai penanganan Covid-19 hingga akhirnya kasus melandai dan turun level. Tetapi, di sisi lain pemerintah tidak jujur jika penanganan Covid-19 di Indonesia yang masih lemah dalam hal tracing, testing dan treatment.
Dengan begitu, masyarakat menjadi kaget bila PPKM level 3 akan kembali diberlakukan. Sebab, masyarakat menilai bahwa pemerintah sudah menangani pandemi dengan baik.
"Karena selama ini kan disampaikan baik semuanya, ini yang akan dalam strategi komunikasi gak tepat begitu, dan jadi kalau bicara ke level PPKM nya Indikatornya apa, kenapa tiba-tiba ke PPKM level 3," ujarnya.
"Jadi artinya dari sekarang perbaiki lah literasinya, komunikasinya apa adanya saja, jangan baik baik saja, apa adanya aja, orang memang kita ada potensi ini, nanti kalau ini kita berubah lebih ketat harus paham ya, begitu," pungkas Dicky.
Kerusuhan terjadi di Kota Rotterdam setelah ratusan orang yang menggelar demonstrasi penolakan lockdown melakukan tindakan kekerasan. Polisi menyebut sedikitnya dua orang terluka tembak.
Demonstrasi memanas setelah para demonstran membakar mobil dan melemparkan batu ke arah polisi yang membalas dengan tembakan dan water canon pada Jumat (19/11) malam.
"Kami melepaskan tembakan peringatan dan ada juga tembakan langsung karena situasinya mengancam jiwa," kata juru bicara polisi Patricia Wessels kepada Reuters seperti dikutip Sabtu (20/12).
"Kami tahu bahwa setidaknya dua orang terluka, mungkin akibat tembakan peringatan, tetapi kami perlu menyelidiki penyebab pastinya lebih lanjut," katanya.
Sejumlah akun di media sosial mengedarkan gambar seseorang yang mereka klaim telah ditembak oleh polisi, tetapi Wessels mengatakan bahwa ketika mereka telah melihat rekaman itu, mereka belum tahu bagaimana pria itu terluka.
Aksi kekerasan ini merupakan buntut penolakan rencana pemerintah untuk membatasi akses ke tempat-tempat dalam ruangan bagi orang-orang yang memiliki 'corona pass', yang menunjukkan bahwa mereka telah divaksinasi atau telah pulih dari infeksi.
Pass ini juga tersedia untuk orang yang belum divaksinasi, tetapi memiliki bukti hasil tes negatif.
Setelah kerusuhan terjadi, polisi mengeluarkan peraturan darurat di Rotterdam, menutup transportasi umum dan memerintahkan orang untuk pulang. Meriam air dikerahkan dan polisi yang menunggang kuda membubarkan massa.
Pihak berwenang juga meminta para pengamat dan orang-orang yang merekam gambar kerusuhan untuk mengirim rekaman itu ke polisi untuk penyelidikan lebih lanjut.
Belanda memberlakukan kembali beberapa tindakan pengetatan akhir pekan lalu selama tiga minggu awal dalam upaya untuk memperlambat lonjakan penularan virus corona. Infeksi harian tetap pada level tertinggi sejak awal pandemi.
(mdk/ded)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Reaksi polisi kabur diskak advokat karena debat keras soal halangi bantuan hukum untuk para demonstran yang ditangkap.
Baca SelengkapnyaDi sisi kanan, massa membakar ban bekas dan melemparkan botol-botol ke arah barikade petugas yang berada di dalam kawasan Gedung DPR/MPR.
Baca SelengkapnyaSaling dorong yang terjadi membuat pagar balai kota akhirnya jebol. Sebagian massa tampak masuk ke kompleks balai kota. CCTV, tanaman dan paving block dirusak.
Baca SelengkapnyaKoordinator aksi demo kamisan Semarang, Iqbal Alam merinci total 26 orang luka-luka dan 16 diantaranya harus dilakukan ke rumah sakit.
Baca SelengkapnyaAksi demonstrasi di depan Gedung MPR DPR RI antara yang mendukung hak angket dan menolak ricuh.
Baca SelengkapnyaMassa pendemo yang murka nekat merobohkan tembok dan pagar Gedung DPR saat berunjuk rasa menolak revisi UU Pilkada.
Baca SelengkapnyaAda komunikasi tidak berjalan baik antara aparat mengawal proses relokasi dengan warga yang menolak pembangunan Proyek Rempang Eco City.
Baca SelengkapnyaMassa demonstran menumpuk meja, pagar, palet kayu, dan batu bata untuk membuat barikade selama menggelar aksi bela Palestina.
Baca SelengkapnyaUsai mendengarkan keterangan dari perwakilan Kominfo, massa membubarkan diri dengan tertib
Baca SelengkapnyaPeristiwa itu bermula saat orator dari atas mobil komando mendesak agar barrier dibuka sehingga massa bisa menyampaikan aspirasi di depan Istana Merdeka.
Baca SelengkapnyaMassa pendukung hak angket yang geram langsung menyerang massa penolak hak angket.
Baca SelengkapnyaLemparan batu, botol, dan benda lainnya sempat mewarnai kericuhan tersebut.
Baca Selengkapnya