Belasan Anak di Kupang Terjangkit Demam Berdarah
Merdeka.com - Sebanyak 18 orang anak di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan dirawat akibat menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD).
Kepala Bidang P2P Dinas Kesehatan Kota Kupang, Tiur Saragih kepada wartawan menjelaskan, total penderita DBD hingga 9 Januari 2022 sebanyak 18 kasus.
"Total sebanyak 18 kasus DBD, namun tidak ada laporan meninggal dunia," jelasnya, Kamis (13/1).
-
Apa penyebab demam berdarah pada anak? Penyebab demam berdarah adalah virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus.
-
Apa penyebab Demam Berdarah? Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus dengue, yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.
-
Kenapa anak rentan demam berdarah? Imran mengungkapkan bahwa kematian pada usia anak-anak akibat DBD disebabkan oleh imunitas mereka yang belum sebaik kelompok usia produktif. Selain itu, anak-anak sering kali kesulitan mendeskripsikan gejala yang mereka rasakan, sehingga gejala perburukan sering terlambat terdeteksi dan anak baru mendapatkan penanganan ketika sudah dalam kondisi kritis.
-
Kenapa demam berdarah jadi masalah di Indonesia? Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit yang banyak dialami oleh masyarakat Indonesia.
-
Apa penyebab peningkatan kasus DBD di Jakarta? Angka kasus DBD di DKI Jakarta mengalami peningkatan sebanyak 1.102 orang dari sebelumnya hanya 627 kasus pada 19 Februari 2024.
-
Mengapa kasus DBD di Jakarta meningkat? Lebih lanjut, Ngabila menjelaskan adanya peningkatan kasus DBD di Tanah Air terjadi karena efek dari kemarau ekstrem panjang atau El Nino pada Juli hingga November 2023.
Menurut Tiur Saragih, sesuai data penderita DBD di Kota Kupang tahun 2021 mencapai 661 kasus, dengan kasus kematian sebanyak tiga orang atau 0,5 persen, namun tidak mengalami Kejadian Luar Biasa (KLB).
Konsentrasi sebaran penyakit DBD di Kota Kupang pada wilayah padat pemukiman seperti, kelurahan Oebufu, Kelapa lima, Liliba, Oebobo, Fatululi, Oesapa, Sikumana, Tuak Daun Merah (TDM) dan kelurahan Kayu Putih.
"Untuk tahun ini kasus DBD terkonsentrasi di daerah-daerah dengan padat pemukiman di beberapa kelurahan," ujar Tiur.
Dia juga mengingatkan masyarakat agar waspada terhadap ancaman DBD, karena bukan tidak mungkin jumlahnya akan terus meningkat.
Tiur mengimbau, masyarakat melakukan tindakan pemberantasan nyamuk pada lingkungan sekitar rumah.
Masyarakat juga diminta menjaga kebersihan, penggunaan abate pada wadah-wadah penampungan air dan fogging atau pengasapan.
(mdk/rnd)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jumlah kasus DBD di Kota Reog ini diduga lebih banyak dari data resmi Dinkes
Baca SelengkapnyaSejumlah pasien demam berdarah dengue sampai saat ini masih menjalani rawat inap.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca SelengkapnyaRumah sakit di Mojokerto kewalahan menampung pasien anak. Sejumlah anak sakit tak kebagian kamar.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data RSUD Taman Sari tidak ada korban jika dalam kasus DBD tahun ini.
Baca SelengkapnyaPenderita DBD di Depok melonjak drastis di Februari hingga 119 kasus
Baca SelengkapnyaBagaimana caranya para orang tahu gejala atau ciri-ciri anak yang terkena penyakit DBD? Berikut informasinya.
Baca SelengkapnyaPenting bagi orang tua untuk mengetahui fase-fase demam berdarah pada anak, agar bisa mengenali gejala-gejala awal dan memberikan penanganan yang sesuai.
Baca SelengkapnyaVirus DBD di Jepara menyebar cepat. Lima belas warga sudah jadi korban. Sebelas di antaranya anak-anak
Baca SelengkapnyaKementerian Kesehatan mencatat, hingga minggu ke-15 tahun 2024, terdapat 475 orang meninggal karena DBD.
Baca SelengkapnyaKemenkes mengajak masyarakat mencegah DBD dengan membersihkan lingkungan.
Baca SelengkapnyaAnggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Golkar, Dewi Asmara mengatakan, kasus DBD saat ini naik lebih tinggi dibandingkan tahun 2023.
Baca Selengkapnya