Belum Ada Laporan, Polri Dalami Dugaan Intimidasi Napoleon Terhadap Tommy Sumardi
Merdeka.com - Bareskrim Polri akan mendalami terkait adanya dugaan intimidasi yang dilakukan Irjen Napoleon Bonaparte terhadap Tommy Sumardi. Intimidasi itu menyusul beredarnya surat terbuka dengan lampiran rekaman audio percakapan antara Tomny dengan Napoleon.
"Akan didalami (pengakuan Tommy)," kata Dirtipidum Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian Djajadi saat dihubungi, Jumat (8/10).
Kendati demikian, ia menyebut, belum adanya laporan secara resmi terkait adanya dugaan intimidasi tersebut.
-
Siapa yang diklaim sebagai pelapor Anies? Ditetapkan Anies sebagai tersangka, diklaim karena dilaporkan oleh Ketua PSSI sekaligus Menteri BUMN, Erick Thohir.
-
Siapa yang mengklaim Napoleon sebagai keturunan mereka? Banyak negara mengklaim Napoleon sebagai milik mereka, namun asal-usulnya masih diperdebatkan.
-
Kenapa TNI AD membantah klaim pelaku? Narasi dalam video yang diunggah pelaku dalam video bahwa pelaku memiliki hubungan kerabat dengan Mayjen TNI Rifky Nawawi adalah tidak benar,' kata Kristomei saat dihubungi, Minggu (28/4).
-
Mengapa klaim tersebut diragukan? Dalam artikel juga tidak ditemukan adanya narasi yang menyebut Jokowi dan Listyo SIgit mencopot Polda Jabar karena membatalkan sidang tersangka Pegi.
-
Siapa yang menyebarkan klaim ini? Video tersebut diunggah oleh akun Youtube bernama @AKTUAL pada Selasa (25/6) lau, dan telah ditonton hingga lebih dari 1000 kali.
"Tapi belum ada LP-nya," sebutnya.
Sementara itu, Karopenmas Div Humas Polri Brigjen Rusdi Hartono menambahkan, apabila Tommy merasa jadi korban intimidasi. Bisa langsung laporkan kejadian itu ke aparat penegak hukum.
"Sekarang gini, kepada siapapun yang merasa hak-hak nya dilanggar, laporkan saja kepada kepolisian, aparat penegak hukum . Agar nanti aparat hukum yang akan menyelesaikan masalah itu," tegasnya.
"Merasa diintimidasi dan sebagainya laporkan saja. Pasti dari kepolisian akan menindaklanjuti itu semua," sambungnya.
Rusdi menjelaskan, antara sel atau ruang tahanan Napoleon dan Tommy Sumardi masih berada dalam satu blok.
"(Sel Napoleon dengan Tommy) ya masih dalam satu blok," tutupnya.
Sebelumnya, Kuasa hukum Tommy Sumardi, Dion Pongkor mengungkap, klien mendapatkan intimidasi dari Irjen Napoleon Bonaparte menyusul beredarnya surat terbuka dengan lampiran rekaman audio percakapan antara Tomny dengan Napoleon.
Namun soal rekaman itu, Dion mengklaim saat kliennya mengucapkan tengah mengalami intimidasi. Mengingat kejadian yang dialami Muhamad Kece ketika dianiaya Irjen Napoleon di dalam rutan Bareskrim Polri.
"Pak Napoleon itu, kalau rekaman aku dapat penjelasan dari Pak Tommy. Kalian lihatkan bagaimana Muhammad Kece digebukin di dalam penjara. Dia punya bintang dua, seragam bintang dua," kata Dion saat dihubungi, Jumat (8/10).
"Dia berkuasa dalam penjara, polisi-polisi semua enggak ada yang berani sama dia. Waktu itu dibawa ke bawah situ dia didikte, disuruh, kamu ngomong begini ya. Gitu lah," lanjutnya.
Alhasil, Dion mengatakan, apa yang diucapkan Tommy dalan rekaman tersebut direkam ketika kliennya berada di bawah tekanan Napoloen. Namun apa yang disampaikan itu tidaklah mengubah keterangan yang ada di persidangan.
"Tapikan omongan yang beredar itu tak pernah dicabut keterangannya sebenarnya oleh Tommy di sidang. Bahwa di rekaman itu benar, ya ini. Gak pernah dicabut, karena dalam keadaan ketakutan waktu itu," ujarnya.
(mdk/fik)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kepolisian menerima surat kaleng terkait dugaan pemerasan yang dilakukan Kapolres Belu
Baca SelengkapnyaBelum diketahui maksud kedatangan Napoleon Bonaparte di acara tersebut.
Baca SelengkapnyaMantan Kadiv Hubinter Polri, Irjen Pol Napoleon Bonaparte lolos dari sanksi pemberhentian tidak dengan hormat (PTDH) alias pemecatan atas pelanggaran yang dilak
Baca SelengkapnyaDPR tidak ingin berasumsi atas peristiwa atau kejadian yang memang belum adanya pernyataan secara resmi.
Baca SelengkapnyaDari hasil penelusuran TNI tidak ditemukan hubungan antara perwira tinggi TNI AD dengan Y.
Baca Selengkapnya