Belum Mengungsi, Warga Desa Sidorejo Klaten Lebih Takut Corona ketimbang Merapi
Merdeka.com - Warga di kawasan rawan bencana (KRB) III, Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, hingga saat ini masih enggan mengungsi. Meskipun Gunung Merapi telah memasuki fase erupsi, seperti dikatakan kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, Hanik Humaida, beberapa waktu lalu.
Tokoh masyarakat Desa Sidorejo Sukiman menyampaikan alasan warga yang belum mau meninggalkan lokasi berbahaya tersebut.
"Warga itu bukan ngeyel (bandel). Kata warga, mereka lebih takut Covid-19 daripada Merapi," ujar Sukiman, Senin (11/1).
-
Mengapa warga Dusun Tempel tidak mengungsi saat erupsi Merapi? Fakta unik lain dari Dusun Tempel adalah ketika terjadi erupsi Gunung Merapi pada 2010 lalu. Kala itu, banyak dari warga di desa tetangga yang mengungsi. Namun Dusun Tempel warganya justru tetap memilih tetap tinggal di rumah kendati jaraknya amat dekat.
-
Bagaimana Dusun Tempel menghadapi erupsi Gunung Merapi? Pada tahun 2010, Dusun Tempel termasuk kampung yang terdampak erupsi Gunung Merapi. Pada waktu itu, aliran listrik mati selama satu bulan. Walau begitu tak ada seorangpun warga yang mengungsi. 'Jadi setiap malam, tidak ada warga yang di dalam rumah. Mereka semua tinggal di luar rumah sambil melihat kondisi Gunung Merapi,' kata salah seorang penduduk di sana dikutip dari kanal YouTube Kacong Explorer.
-
Apa yang terjadi di Gunung Merapi? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Kenapa warga Kampung Stabelan tidak panik saat erupsi Merapi? Terkait dengan ancaman erupsi Merapi, warga setempat mengaku bahwa hal itu sudah biasa. Jadi mereka tidak panik sama sekali.
-
Kenapa Gunung Marapi dinyatakan berstatus Siaga? Saat ini Gunung Marapi berada pada status level III (Siaga) dengan rekomendasi, pertama masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki atau pengunjung atau wisatawan tidak boleh memasuki dan tidak melakukan kegiatan di dalam wilayah radius 4.5 km dari pusat erupsi (Kawah Verbeek) Gunung Marapi.
-
Apa yang terjadi di puncak Merapi? Puncak Gunung Merapi dipenuhi batu-batu berapi yang suhunya diperkirakan mencapai 1.000 derajat. Jam masih menunjukkan pukul 05.30 pagi saat pemilik kanal YouTube KBS Vlog menerbangkan drone dari Pos Pengamatan Gunung Api Babadan menuju puncak Gunung Merapi pada 27 Februari 2024 lalu.
Meski demikian, dikatakannya, warga yang rentan sudah siap sewaktu-waktu jika harus dievakuasi, termasuk kendaraannya.
Pertimbangan lainnya, menurut Sukiman, saat ini warga sudah merasa lega karena setelah menunggu lama, ternyata lubang atau kubah titik api Merapi berada di sebelah barat. Padahal, posisi Desa Sidoarjo berada di tenggara Gunung Merapi.
Kendati demikian, lanjut dia, warga siap mengungsi jika Merapi mengalami erupsi. Pihaknya memilih konsep sister family dibanding paseduluran desa (sister village). Hal tersebut untuk menghindari penularan Covid-19 yang semakin mengkhawatirkan.
"Dulu memang konsepnya paseduluran desa (sister village). Misalnya dari dukuh sini ke desa yang ada di bawah. Tapi kan ini Covid-19 naik terus, jadi kita memilih konsep yang lain, paseduluran keluarga atau sister family," jelasnya.
Pemilihan konsep sister family, menurutnya, bukan tanpa risiko. Para pengungsi dikhawatirkan tidak akan mendapatkan hak-haknya seperti para pengungsi lainnya. Namun warga lebih memilih tidak mendapatkan bantuan sebagai pengungsi, asalkan selamat.
"Kata warga, lebih baik ora etuk (tidak dapat bantuan) tapi selamat. Daripada dapat bantuan, tapi mengungsi bareng-bareng dan bahaya Covid-19 mengancam," katanya.
Sukiman yang juga merupakan relawan, mempersilakan warga di KRB III Sidorejo untuk mencari tempat pengungsian dari keluarga masing-masing. Namun untuk yang belum memperoleh tempat pengungsian dari keluarga, disarankan agar mengungsi di selter atau TES (tempat evakuasi sementara) Kalimosodo, Kecamatan Kemalang, jika status Merapi naik menjadi awas.
Sukiman menambahkan, dari 24 kepala keluarga di RT 27 Dukuh Bangan yang ia tempati, separuh lebih telah mendapatkan tempat mengungsi. Mereka akan mengungsi di rumah saudaranya di desa lain bersama hewan ternak.
"Konsep ini juga bukan sekedar karena Covid-19. Tapi hasil ngobrol kita ditingkat RW, satu RW ini kan tidak semua masuk KRB III. Tapi kalau ngungsi, mereka juga menyebutnya masuk KRB III, karena satu RW. Takutnya kalau di KRB III mengungsi dan kosong, KRB dibawahnya ikut. Makanya yang rentan-rentan disini kalau malam biar aman gesernya ke bawah (KRB II)," jelasnya.
Lebih lanjut Sukiman menyampaikan, sebagai antisipasi jika Gunung Merapi sudah tidak kelihatan atau berstatus awas, disediakan kendaraan untuk evakuasi di depan rumah masyarakat yang termasuk golongan rentan. Sehingga sewaktu-waktu mereka bisa dipindahkan ke lokasi pengungsian atau di sister family.
"Kalau malam itu, tidak terus, kalau sudah tidak nyaman mereka geser. Kalau masyarakat umum yang sehat sehat itu ronda. Tapi yang perempuan, atau yang rentan tidurnya bukan di kamar, tapi di ruang tengah. Harapanya dekat dengan pintu keluar, jadi kalau dipanggil gampang. Hari ini akan dipasang toa, jadi kalo ada apa-apa, instruksinya langsung melalui pengeras suara itu," pungkas dia.
Informasi ysng dihimpun, jumlah warga yang berdomisili di KRB III Gunung Merapi Desa Sidorejo, Kecamatan Kemalang, mencapai 365 jiwa atau 123 keluarga. Jumlah tersebut tersebar di tiga dukuh, yakni Deles, Bangan dan Petung.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Gunung Merapi mengalami erupsi. Hujan abu melanda Boyolali dan Klaten
Baca SelengkapnyaWarga dibuat ketakutan dengan dentuman dan suara gemuruh. Apalagi sampai menimbulkan geteran seperti gempa bumi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi saat ini berada pada level III atau siaga.
Baca SelengkapnyaKolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal condong ke barat.
Baca SelengkapnyaBanjir lahar dingin Semeru terjadi sepekan terakhir. Ini fakta terbarunya.
Baca SelengkapnyaPendaki dan wisatawan diimbau untuk tidak memasuki kawasan Gunung Marapi yang berstatus siaga III.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupatem Agam dan Tanah Datar, Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi.
Baca SelengkapnyaStatus gunung api itu naik dari Level II Waspada menjadi Level III Siaga, terhitung sejak kemarin sore, 6 November 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini Gunung Marapi berada pada Status Level III (Siaga) dengan rekomendasi.
Baca SelengkapnyaGunung Marapi di Kabupaten Agam dan Tanah Datar Sumatera Barat (Sumbar) kembali erupsi pada Jumat (30/5) siang.
Baca SelengkapnyaWarga desa itu dibantu sejumlah kerabat untuk membawa barang dan ternak ke atas mobil.
Baca SelengkapnyaSering peningkatan status tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dan pendaki diminta tidak memasuki wilayah radius 4,5km.
Baca Selengkapnya