Belum teraliri listrik, 120.000 rumah di Lebak pakai lampu petromak
Merdeka.com - Sebanyak 120.000 kepala keluarga (KK) di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten saat ini belum menikmati penerangan listrik. Mereka terpaksa menggunakan lampu petromak untuk menerangi rumah mereka.
"Semua warga yang belum tersentuh jaringan listrik itu terpaksa menggunakan lampu cempor maupun petromak sebagai sarana penerangan," ujar Kepala Bidang Energi Dinas Pertambangan dan Energi (Distamben) Kabupaten Lebak, Omas Irawan di Lebak, Banten, Senin (2/1).
Lanjut Omas, saat ini masyarakat Kabupaten Lebak yang belum menikmati penerangan listrik tercatat sebanyak 120.000 dari total penduduk 360.000 Kepala Keluarga.
-
Mengapa program Listrik Desa diluncurkan? Keinginan itu dimulai dari Bantul pada Mei 2015, Pemerintah mencanangkan program pembangkit listrik 35.000 MW melengkapi 7.000 MW yang sudah dibuat pemerintah sebelumnya.
-
Apa saja manfaat program Listrik Desa? 'Masak masakan tidak pakai kayu lagi, tinggal colok saja,' ujar Mama Lodia. 'Anak-anak juga gampang belajar karena tidak tidur lagi jadi belajarnya bagus.'
-
Kapan program Listrik Desa dimulai? Kebahagiaan yang dirasakan Mama Lodia ini mulai hadir di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) sejak pertama kali menjabat.
-
Siapa yang bertanggung jawab atas program Listrik Desa? Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero) menjadi pengawal utama dari target menerangi Indonesia ini.
-
Bagaimana program Listrik Desa mencapai daerah terpencil? Program ini mendesak dilakukan karena pasokan listrik di Indonesia belum merata. Per September 2016, Indonesia baru punya pembangkit listrik dengan total daya 4.133 MW. Sementara 12.317 MW masuk masa konstruksi, dan 8.641 MW dalam penyelesaian kontrak.
-
Bagaimana warga Lebak Jeunjing mendapatkan listrik? Satu Rumah hanya Bisa Pakai Satu Lampu Untuk listriknya sendiri kwhnya sangat kecil, sehingga sekitar 8 rumah harus dibagi alirannya. Ini yang membuat masing-masing rumah hanya bisa memakai satu lampu.
Omas mengungkapkan, masyarakat yang belum tersentuh penerangan listrik akibat berbagai faktor, antara lain keterbatasan anggaran daerah, letak geografi perkampungan yang perbukitan, pegunungan juga menjadi hambatan dalam pembangunan jaringan listrik, ditambah setiap tahun ada perkampungan baru.
"Kami berharap masyarakat yang mendapat penerangan listrik bisa bertambah sehingga ditargetkan 2019 bisa teraliri jaringan listrik," harap Omas.
Pemerintah daerah kini terus mengusulkan kepada Provinsi Banten agar masyarakat yang belum tersentuh jaringan listrik mendapat program Listrik Masuk Desa (LMD). Karena itu, pihaknya mengusulkan tahun 2016 tetap bisa direalisasikan sebanyak 6.000 Kepala Keluarga.
"Kami berharap masyarakat yang belum teraliri penerangan listrik bisa dipenuhi tahun 2016," harapnya.
Dia mengatakan, saat ini warga yang belum menikmati penerangan listrik bisa dituntaskan melalui bantuan program listrik masuk desa (Lisdes) dalam upaya mendukung Banten Terang.
"Kami minta warga yang belum menikmati jaringan penerangan listrik bersikap sabar," pinta dia.
Sementara itu, salah seorang warga Kecamatan Bojongmanik Kabupaten Lebak, yani mengatakan kampungnya dihuni sebanyak 30 KK hingga kini belum menerima pasokan listrik,lantaran tidak ada jaringannya. Padahal beberapa kali warga mengusulkan kepada pemerintah maupun PLN setempat agar segera dipasang jaringan listrik, namun hingga kini belum juga terealisasi.
"Kami berharap tahun ini perkampungan kami dapat dialokasikan untuk mendapatkan program listrik masuk desa," harap Yani.
(mdk/cob)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Selain rutenya sulit dilalui, warga di kampung ujung ini hanya bisa memakai satu lampu untuk satu rumah.
Baca SelengkapnyaSejak 47 tahun yang lalu, warga setempat hanya menggunakan penerangan yang terbatas.
Baca Selengkapnya"Yang belum teraliri itu terutama karena berada jauh dari kawasan, terutama pemukiman baru," kata Rudy
Baca SelengkapnyaRasio Elektrifikasi (RE) PLN di Kaltim per Agustus 2023 telah mencapai 94,95 persen dengan Rasio Elektrifikasi total mencapai 99,99 persen.
Baca SelengkapnyaSejak 1980-an, akhirnya masyarakat dapat dapat menikmati fasilitas listrik 24 jam.
Baca SelengkapnyaProgram pemerataan listrik jadi salah satu agenda mendesak yang dilakukan di era pemerintahan Jokowi.
Baca SelengkapnyaSelama ini, pengembangan PLTS di Desa Nanggulan dilakukan menggunakan dana desa.
Baca SelengkapnyaUntuk saat ini turbin tidak bisa beroperasi karena terkendala kemarau
Baca SelengkapnyaKampung ini dulunya sangat susah dijangkau padahal punya pemandangan eksotis yang menyihir mata.
Baca SelengkapnyaBerada di ujung Tasikmalaya, daerah tersebut nampak dikelilingi hutan belantara.
Baca SelengkapnyaKementerian ESDM akan membagikan sekitar 13.000 rice cooker kepada warga dalam waktu dekat.
Baca SelengkapnyaTJSL IDSurvey terus melaksanakan upaya mendukung peningkatan taraf hidup, kesejahteraan dan produktivitas masyarakat.
Baca Selengkapnya