Benang kusut kasus penyiraman Novel Baswedan
Merdeka.com - Empat bulan sudah penyidik KPK Novel Baswedan menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) terhitung sejak Rabu (12/4). Perawatan itu mesti dilakukan Novel usai disiram air keras orang tak dikenal setelah pulang salat Subuh di kediamannya Jalan Deposito T nomor 8, Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, Jakut, Selasa (11/4).
Namun, hingga empat bulan berlalu penyiram Novel Baswedan masih misterius. Padahal sejumlah titik terang mengungkap kasus tersebut telah dikantongi pihak kepolisian.
Salah satunya rekaman CCTV dan jepretan kamera tetangga rumah terkait dua pria dicurigai sebagai penyiram Novel. Dalam rekaman itu terlihat keduanya kerap mondar-mandir sekitar rumah Novel sebelum insiden penyiraman.
-
Bagaimana Kejagung mengusut kasus ini? “Iya (dua penyidikan), itu tapi masih penyidikan umum, sehingga memang nanti kalau clear semuanya kita akan sampaikan ya,“ tutur Kapuspenkum Kejagung Ketut Sumedana di Kejagung, Jakarta Selatan, Senin (15/5/2023). Direktur Penyidikan (Dirdik) Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Kejagung, Kuntadi mengatakan, dua kasus tersebut berada di penyidikan yang berbeda. Meski begitu, pihaknya berupaya mendalami temuan fakta yang ada.
-
Apa kasus yang sedang diselidiki? Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Kapan Bledug Kramesan meluap? Menurut kesaksian warga sekitar, lumpur di Bledug Kramesan meluap justru sebelum terjadi gempa.
-
Bagaimana KPK mengungkap kasus suap di Basarnas? Pengungkapan kasus ini bermula dari operasi tangkap tangan pada Selasa 25 Juli 2023 sekitar jam 14.00 WIB di jalan raya Mabes Hankam Cilangkap, Jakarta Timur dan di Jatiraden, Jatisampurna, Kota Bekasi. Dalam OTT, KPK amankan 11 orang dan menyita goodie bag berisi uang Rp999,7 Juta.
-
Kasus apa yang sedang diselidiki? Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap adik dari tersangka Harvey Moeis (HM) terkait kasus dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015 sampai dengan 2022.
-
Bagaimana proses kasus ini? 'Pada, 17 Mei 2024 Jaksa Penuntut Umum (JPU) pada Kantor Kejati DKI Jakarta telah menyatakan lengkap berkas perkara (P21),' kata Dirreskrimsus Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dalam keteranganya, Selasa (21/5).
Kendati sempat diamankan, namun polisi menegaskan keduanya bukan merupakan pelaku. Keduanya disebut polisi merupakan debt collector motor atau mobil serta informan yang biasa digunakan aparat dalam mengungkap kasus curanmor.
Kasus tersebut semakin pelik setelah Novel meyakini serangan tersebut buntut kasus dugaan korupsi ditanganinya. Tak hanya itu, dia pun berkali-kali menyebut perwira tinggi kepolisian ada di balik teror terhadapnya.
Dugaan keterlibatan polisi berpangkat jenderal itu diketahui Novel dari salah satu seniornya saat masih aktif di kepolisian. Sayangnya Novel hingga kini tak juga mengungkap identitas jenderal tersebut.
Polisi pun telah meminta keterangan Novel di Singapura terkait dugaan keterlibatan jenderal tersebut. Namun 'membisunya' Novel soal identitas jenderal tersebut membuat polisi mengaku kesulitan membongkar kasus ini.
"(Soal keterlibatan jenderal) Dia belum menyampaikan, intinya belum waktunya saya sampaikan sebelum pelaku ditangkap," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Raden Prabowo Argo Yuwono di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Rabu (23/8).
Belum terungkapnya kasus penyiraman terhadap Novel membuat pihak keluarga angkat bicara. Keluarga bahkan menyurati Presiden Joko Widodo untuk membentuk tim gabungan pencari fakta (TGPF) kasus ini.
"Harapannya adalah agar segera ada perhatian bapak presiden membentuk TGPF agar bisa melihat fakta-fakta penyiraman air keras ini secara obyektif," kata istri Novel, Rina Emilda (Emil) di rumahnya Jalan Deposito Blok T nomor 8, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8).
Emil menjelaskan, suaminya kini sedang menjalani perawatan di salah satu rumah sakit di Singapura. Penyidik senior KPK itu tengah menjalani serangkaian operasi untuk memulihkan kondisinya.
Pada operasi tahap pertama yang dijalani pada tanggal 17 Agustus 2017, adalah mengambil jaringan gigi dan gusi kemudian ditanam di dalam pipi. Setelah dua bulan jaring ini akan di pasang di mata kiri untuk mengganti bagian yang sudah rusak.
"Operasi tindakan mata kiri nya kemarin ada beberapa yaitu menghilangkan katarak, menghilangkan glukoma, menghilangkan jaringan yang mati di mata kiri, jaringan kornea. Membuang selaput baby skin yang ditanam pada operasi sebelumnya dan membuang kalsium yang menumpuk akibat pemakaian obat-obatan tetes," ujar dia.
Juru Bicara Kepresidenan Johan Budi mengungkapkan, Presiden Joko Widodo menyambut baik keinginan Rina Emilda yang ingin bertemu agar kasus menimpa suaminya terang benderang. Namun dia belum dapat memastikan kapan pertemuan tersebut akan berlangsung.
Johan menambahkan, Rina sudah menyerahkan surat permohonan untuk bisa bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Dia menambahkan, Presiden Jokowi meminta agar sang ibu Novel Baswedan dapat ikut dalam pertemuan. Namun, dia memang belum dapat memastikan kapan pertemuan itu akan terlaksana.
"Enggak-enggak masalah. Kan permintaannya bertemu untuk menyampaikan ucapan terima kasih karena dibantu, gitu-gitu kan. Dan malah Presiden mention sebaiknya sama ibunya juga," ujarnya.
Namun bak benang kusut perkara itu semakin sulit dipecahkan setelah kuasa hukum Novel menyebut kliennya saat menjalani perawatan di Singapura masih mendapat teror. Kendati selama menjalani perawatan mendapat penjagaan yang super ketat, namun tim kuasa hukum menyebut ada pihak yang memata-matai selama Novel di Singapura.
"Ya ada yang jagain dia juga, tapi ya kita sama sama tahu bahwa dia juga sudah dimata-matai," kata Haris Azhar di rumah Novel, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Senin (28/8).
Dia meminta negara hadir, memberi perlindungan kepada Novel selama di Singapura. Apalagi dalang kasus ini belum terungkap dan pelakunya juga masih bebas berkeliaran.
Mantan koordinator Kontras ini berharap Presiden tidak tinggal diam. Perlu ada tindakan tegas dan berani dari Presiden.
"Karena proses hukum terhadap penyerangan Novel tidak dapat dilakukan itu menyebabkan para penyerang itu atau bandit bandit itu terus leluasa untuk melakukan tindakan tindakan yang cenderung menyerang novel," kata dia.
Lantas sampai kapan kasus ini segera terungkap?
(mdk/gil)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di satu sisi juga kasus itu kembali anyar kalangan publik karena melibatkan tokoh publik yang dikenal luas.
Baca SelengkapnyaKasus pembunuhan seorang wanita di Batubara sampai saat ini belum menemui titik terang.
Baca SelengkapnyaHotman menemukan sejumlah kejanggalan dalam proses penanganan perkara
Baca SelengkapnyaBerikut 2 sosok eks Kapolres Cirebon di awal kasus pembunuhan Vina yang belakangan disorot.
Baca SelengkapnyaSaeful Bahri merupakan terpidana atas pemberian suap PAW Caleg DPR RI 2019-2024. Harun Masiku buron dalam kasus ini.
Baca SelengkapnyaMeski jumlahnya sudah ratusan, penyidik masih mencari barang bukti lain, terutama golok yang diduga digunakan para tersangka menghabisi korban.
Baca SelengkapnyaDalam berkas dakwaan terungkap dari ulahnya membohongi keluarga Iwan, Serda Ardan bisa mengantongi Rp200 juta lebih.
Baca SelengkapnyaNovel Baswedan menilai KPK tidak sungguh-sungguh menangkap Harun Masiku karena ada keterlibatan petinggi partai politik.
Baca SelengkapnyaPelaku sebelumnya menyerahkan diri ke kantor polisi setelah dua tahun bungkam.
Baca SelengkapnyaBenny kemudian menantang Kejaksaan Agung untuk berani mengungkap kasus besar yang saat ini masih berjalan
Baca Selengkapnya"Belum selesai? Kerjanya apa? Sampai lima kali loh, ini sudah sebulan lebih? Sudah yang kelima kali ini," kata hakim ketua.
Baca SelengkapnyaSigit pun berjanji Polri akan menindaklanjuti sejumlah laporan yang masuk.
Baca Selengkapnya