Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Benarkah sehat selalu identik dengan langsing?

Benarkah sehat selalu identik dengan langsing? Ilustrasi Diet. ©2015 Merdeka.com

Merdeka.com - Banyak wanita dan pria dewasa sangat mendambakan bentuk tubuh ideal. Mereka bakal melakukan apapun agar tubuh tetap terlihat langsing dan proporsional.

Salah satu cara yang dipercaya bisa membuat tubuh tetap tampil menarik adalah dengan berolahraga dan diet. Seiring dengan perkembangan zaman, diet yang dilakukan juga beragam seperti OCD dan mayo.

Kedua diet ini seolah menjadi tren baru di kalangan masyarakat urban. Diet-diet ini diyakini bisa membuat tubuh mereka tetap singset.

Tapi apakah tubuh kurus dan langsing itu bisa menjadi bukti seseorang telah menjalankan hidup dengan baik dan sehat?

"Sebenarnya, untuk menentukan tubuh seseorang itu sehat atau tidak bergantung keseimbangan antara barat dan tinggi badannya

atau yang dikenal dengan indeks masa tumbuh. Serta lingkar ukuran perutnya," terang dokter spesialis gizi, dr Inge Permadhi MS SpGK, kepada merdeka.com, Jumat (15/5).

Lingkar perut ideal mereka yang berada di usia dewasa, katanya, untuk perempuan kurang dari 80 sedangkan untuk pria kurang dari 90. Selain faktor itu, banyak hal yang bisa jadi tolak ukur apakah seseorang telah hidup sehat atau tidak.

"Seperti pola makannya, aktivitasnya, waktu istirahatnya, apakah dia stres atau tidak dan kalau iya apakah bisa dikendalikan dengan baik atau tidak, lingkungannya bagaimana. Jadi faktor-faktor itu tak kalah penting untuk melihat apakah seseorang sudah hidup sehat apa belum," jelasnya.

"Jadi, belum tentu yang kurus itu sudah pasti sehat," tambah Inge.

Terpenting, kata dia, untuk mendapatkan kualitas hidup yang sehat, seseorang harus melakukan olahraga rutin dan melakukan pola makan yang sehat. Kalaupun dia tetap memilih melakukan diet, lanjut Inge, boleh saja asal selekif memilih diet model apa yang cocok dengan tubuhnnya.

"Pilihlah diet seimbang yang membuat berat badan anda turun bertahap. Karena dalam aturannya, kalau memang ingin diet setiap hari itu harus turunkan 500-100 kalori per hari. Setelah itu, dia paling tidak harus beraktivitas 150 menit per minggu. Itu yang diminta WHO. Aktivitas itu misalnya seperti renang, jalan 1.000 langkah," terang dia.

Menanggapi diet ekstrem yang saat ini banyak dilakukan dia hanya berkomentar, pada umumnya diet seperti itu memang menawarkan kesuksesan di awal. Sayang kesuksesan itu sering berujuang pada berat badan yang tak terkontrol.

"Karena belum tentu yang berkurang itu lemaknya," pungkas Inge.

(mdk/war)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Apakah Nasi Bikin Gemuk? Ini Fakta yang Harus Diketahui
Apakah Nasi Bikin Gemuk? Ini Fakta yang Harus Diketahui

Penting untuk mengonsumsi nasi dalam jumlah yang wajar dan mengimbanginya dengan makanan bergizi lainnya. Tak lupa, selalu aktif bergerak.

Baca Selengkapnya
Kenali Perbedaan Overweight dan Obesitas, Bisa Dihitung dengan Rumus IMT
Kenali Perbedaan Overweight dan Obesitas, Bisa Dihitung dengan Rumus IMT

Meski tampak sama, sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan antara overweight dan obesitas.

Baca Selengkapnya
Fakta Orang Pendek yang Jarang Diketahui, Disebut Lebih Panjang Umur
Fakta Orang Pendek yang Jarang Diketahui, Disebut Lebih Panjang Umur

Terdapat berbagai fakta orang pendek yang penting untuk dipahami.

Baca Selengkapnya
Pakar Ungkap Bahwa Tak Perlu Diet Macam-macam untuk Peroleh Tubuh Ideal
Pakar Ungkap Bahwa Tak Perlu Diet Macam-macam untuk Peroleh Tubuh Ideal

Untuk memperoleh tubuh yang ideal tidak perlu melakukan berbagai macam diet. Makanan berkualitas sudah cukup untuk memperolehnya.

Baca Selengkapnya